Ratusan Siswa di SMP Bali Tidak Bisa Baca, Tapi Jago Main Sosmed

Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali dikabarkan tidak bisa membaca dengan lancar. Padahal, kemampuan membaca anak seharusnya sudah dituntaskan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati (Wabup) Buleleng Gede Supriatna menganjurkan agar penggunaan handphone (HP) di lingkungan sekolah untuk dibatasi. Menurut dia, ratusan siswa yang sulit membaca tersebut justru lancar bermain media sosial.
Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap mengulas informasi seputar ratusan siswa SMP di Bali tidak bisa baca, tapi jago main sosmed.
1. Kurangnya motivasi dalam diri siswa dan keluarga

Supriatna mengungkapkan adanya temuan anak tidak bisa menulis, namun justru lancar mengetik di HP dan bermain media sosial. Itu sebabnya, penggunaan HP di lingkungan sekolah perlu dibatasi agar anak dapat berkonsentrasi sepenuhnya.
Ia juga menyoroti kurangnya motivasi dalam diri siswa beserta keluarga. Pendidikan tidak bisa hanya diserahkan kepada guru di sekolah. Orangtua juga harus turut andil mendampingi demi perkembangan intelektual anak.
2. Rendahnya literasi siswa
-szPZx0EwAeojWY6kwSoHEhrN7G3Kw8np.jpg)
Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana mengungkapkan bahwa fenomena ini menunjukkan rendahnya literasi siswa. Ia menganjurkan agar Disdikpora untuk segera melakukan pemetaan demi memastikan kebutuhan masing-masing siswa.
Tak sampai di situ, menurutnya, pola mengajar guru juga perlu diperhatikan. Sebab, ditakutkan sistem administrasi menyebabkan guru sibuk dan abai dalam melakukan pengajaran terhadap siswa.
3. 155 siswa tidak bisa membaca dan 208 siswa tidak lancar membaca

Sementara itu, Plt Kepala Disdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi membeberkan jumlah siswa SMP di daerah tersebut mencapai 34.062 orang.
Dari jumlah yang ada, sebanyak 155 siswa masuk dalam kategori tidak bisa membaca (TBM) dan 208 siswa masuk kategori tidak lancar membaca (TLM).
4. Adanya faktor internal dan ekstrernal yang menyebabkan siswa tidak bisa membaca

Beberapa penyebab siswa tidak lancar membaca adalah karena kurangnya motivasi, pembelajaran tidak tuntas, disleksia, disabilitas, dan kurangnya dukungan pihak keluarga.
Ada pula faktor eksternalnya meliputi efek jangka panjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), kesenjangan literasi dari jenjang SD, pemahaman keliru tentang kurikulum, kekhawatiran tenaga pendidik terhadap ancaman hukum dan stigma sosial, hingga faktor keluarga yang menyebabkan psikologis siswa terganggu.
Demikian pembahasan mengenai ratusan siswa SMP di Bali tidak bisa baca, tapi jago main sosmed. Bagaimana menurut pendapat Mama dengan adanya fenomena ini?



















