Abdul Malik Arrazy, Kreator Anak Berprestasi Penerima Beasiswa FK UPI

- Sejak TK, Malik kecil sudah menunjukkan ketertarikan pada kegiatan kreatif. Orangtuanya menyadari bibit potensi tersebut ketika ia masih berusia 5 tahun.
- Perjalanan prestasi Malik semakin terlihat saat duduk di bangku kelas 3 SD. Saat itu, orangtuanya melihat informasi lomba Abang None Cilik Jakarta Pusat di media sosial dan menawarkannya kepada Malik.
- Orangtua Malik selalu hadir sebagai support system utama. Mereka rajin mengikutkan Malik pada berbagai perlombaan dan pelatihan sesuai minat dan bakatnya
Dokter, engineer hingga astronot biasanya disebut anak-anak menjadi cita-citanya masa kecil. Abdul Malik Arrazy, sosok anak berprestasi @malik.arrazy yang mengagumkan. Ia bukan sekadar menjadi kreator konten, karena sebagai anak-anak juga sudah berbicara mengenai dampak, dedikasi, dan kemampuan untuk menggali potensi diri.
Sang Mama, Mutiara Yogie secara eksklusif kepada Popmama.com membagikan point of view mengenai anaknya yang berusia 9 tahun tersebut. Menurutnya, Mama Mutiara dan suaminya, Ahmad Fakhrurrozi, sudah melihat potensi pada diri anaknya sejak usia 5 tahun.
Yuk, kenalan dengan Abdul Malik Arrazy yang merupakan kreator anak berprestasi penerima beasiswa UPI juga lho. Bisa jadi inspirasi!
1. Sejak usia dini sudah terlihat bibit potensi

Sejak TK, Malik kecil sudah menunjukkan ketertarikan pada kegiatan kreatif. Orangtuanya menyadari bibit potensi tersebut ketika ia masih berusia 5 tahun. Dari kegiatan ringan seperti lomba mewarnai, Malik mulai berani mengekspresikan dirinya di depan orang banyak.
"Malik mulai ikut perlombaan di saat usia 5 tahun saat di TK, tetapi baru yang ringan-ringan saja seperti mewarnai. Setelah masuk kelas 1 SD, malik hanya berfokus sekolah saja. Lalu di kelas 2 SD, Malik mulai ditawari gurunya untuk ikut lomba mewakili kelasnya, berkompetisi dengan teman-temannya di satu sekolah, beberapa kali bisa menjadi juara di tingkat sekolah," jelas Mama Mutiara, Kamis 11/9/2025) melalui direct message Instagram.
Ini menjadi inspirasi bahwa kesadaran orangtua untuk mendukung sejak dini menjadi kunci. Alih-alih memaksakan kehendak, Mama Mutiara dan suaminya memilih memberi ruang agar Malik bisa mengembangkan apa yang ia sukai.
2. Prestasi malik tak hanya di lingkup sekolah saja!

Perjalanan prestasi Malik semakin terlihat saat duduk di bangku kelas 3 SD. Saat itu, orangtuanya melihat informasi lomba Abang None Cilik Jakarta Pusat di media sosial dan menawarkannya kepada Malik.
Dengan persetujuan sang anak, mereka mendaftarkan Malik dan hasilnya cukup membanggakan: ia berhasil meraih Juara Harapan 2. Sejak saat itu, Malik mulai berani mengikuti berbagai perlombaan di luar sekolah.
“Alhamdulillah Malik bisa mengikutinya dengan baik, enjoy, dan berani untuk tampil di depan banyak orang sambil terus mengasah kemampuan public speaking-nya,” ungkap orangtua Malik.
Dukungan penuh dari keluarga pun terus diberikan melalui berbagai lomba dan pelatihan agar bakatnya semakin berkembang.
3. Dukungan penuh orangtua jadi kunci prestasi

Orangtua Malik selalu hadir sebagai support system utama. Mereka rajin mengikutkan Malik pada berbagai perlombaan dan pelatihan sesuai minat dan bakatnya. Tujuannya bukan sekadar mengejar prestasi, tetapi agar Malik bisa menikmati proses belajar.
Dengan bimbingan yang konsisten, Malik semakin berkembang. Ia pun terbiasa tampil percaya diri di hadapan banyak orang tanpa kehilangan keceriaan masa kecilnya.
4. Rencana matang untuk masa depan pendidikan Malik
Orangtua Malik juga memiliki visi jangka panjang. Saat ini, mereka tengah membimbing Malik agar tetap fokus menjaga nilai akademiknya di sekolah. Selain itu, mereka menargetkan Malik bisa mengikuti ajang bergengsi seperti FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) hingga Olimpiade Sains Nasional.
"Rencana ke depannya selain tetap menjaga nilai akademiknya di sekolah, di kelas 5 dan 6 kami akan tetap membimbing Malik untuk mengikuti perlombaan yang bisa digunakan sebagai jalur prestasi masuk ke SMP, seperti FLS2N dan lain-lain. Untuk pengembangan bakatnya Malik juga sudah mendaftar sebagai Wartawan Junior dari Majalah CIA (Cahaya Inspirasi Anak), dan pelatihan jurnalis ini akan berlangsung selama dua tahun dari kelas 4-6 SD," tutur Mama Mutiara.
Menurut keterangan Mama Mutiara, saat ini Malik sudah menjadi penerima Beasiswa Penuh di Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Pencapaian besar ini tentu menjadi kebanggaan sekaligus amanah besar bagi keluarga.
"InsyaAllah semoga Malik selalu dimudahkan jalannya untuk meraih impiannya," ungkap Mama Mutiara.
Sebagai bentuk dukungan, orangtuanya pun bertekad mengarahkan Malik untuk lebih mendalami bidang Biologi. Harapannya, langkah ini bisa menjadi pijakan penting menuju cita-citanya sebagai seorang dokter.
5. Prestasi nasional Malik yang membanggakan orangtua

Puncak pencapaian Malik datang saat ia berhasil menyabet Juara 1 Dokter Kecil Tingkat Nasional di ajang UKS Final Champions 2025. Kemenangan ini bukan hanya sekedar prestasi, tetapi juga menjadi jalan terbuka menuju masa depan yang lebih gemilang.
Berkat prestasi itu jadi alasan Malik menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan dari Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
“Kami bersyukur sekali, semua perjuangan Malik terbayar dengan cara yang begitu indah. InsyaAllah semoga jalan Malik selalu dimudahkan untuk benar-benar menjadi mahasiswa kedokteran dan bermanfaat bagi banyak orang,” jelas Mama Mutiara.
Bagi orangtuanya, hal ini adalah buah dari doa, kerja keras, dan dukungan tanpa henti dalam mengasah potensi sang anak.
Itulah tadi profil singkat Abdul Malik Arrazy, kreator anak berprestasi penerima beasiswa FK UPI yang membanggakan keluarga. Wah, inspiratif banget!



















