7 Ajaran Buya Yayha agar Anak Tidak Nakal dan Pintar, Berpedoman Allah

Buya Yahya alias kyai haji muda dengan nama lengkap Yahya Zainul Ma'arif punya beberapa tips dalam mengasuh anak.
Tips-tips yang diberikannya pada salah satu dakwah kajiannya lewat pertanyaan salah satu jemaah pengajian yang merupakan seorang orangtua.
"Assalamu'alaikum, Buya saya mau bertanya, saya mempunyai seorang putra yang sangat nakal dan kalau belajar sangat malas. Bagaimana caranya agar anak saya tidak nakal, tidak malas dan menjadi anak yang pintar?" Tanya jemaah tersebut pada Buya.
Buya Yahya pun membagikan tips-tipsnya dalam menghadapi anak nakal dan sulit untuk belajar sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut.
Apa saja ajaran Buya Yahya agar anak tidak nakal dan pintar? Simak ajarannya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini.
1. Memohon kepada Allah SWT

Salah satu sifat Allah SWT merupakan Maha Mengatur atau Al-Muhaimin. Hadits pun mengatakan bahwa "Kudengar panggilanmu, hai hamba-Ku, mintalah, engkau akan diberi". HR. Ibnu Abud Dun-ya melalui Siti Aisyah.
Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk Mama dan Papa memohon dan berdoa kepada Allah SWT agar anak menjadi sholeh ataupun sholehah.
"Wa'alaikumussalam Wr. Wb. Pertama, memohon kepada Allah SWT," Ucap Buya Yahya memulai jawaban yang akan diberikannya.
2. Masukkan anak ke dalam lingkungan yang baik dan agamis

Lingkungan anak sangatlah berpengaruh dalam pembentukan karakternya. Jika anak dikenalkan dengan lingkungan yang taat beribadah, insya Allah sifat anak akan mengikuti.
"Kedua, Masukkan kepada lingkungan yang baik dan agamis, seperti Majelis ta'lim dan acara-acara keagamaan". Lanjut Buya menjawab pertanyaan yang diberikan salah satu jemaah.
3. Jadilah orangtua yang bisa jadi suri tauladan bagi anak

'Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.' Anak adalah cerminan orangtua.
Orangtua merupakan sosok pertama yang anak dapat contoh. Apa yang dilakukan orangtua mungkin akan diikuti anaknya.
Jika orangtua mencontohkan yang baik, insya Allah anak akan senantiasa berbuat baik juga. Buya menjelaskan bahwa anak adalah cerminan orangtuanya.
"Menjadilah orang tua yang bisa jadi suri tauladan bagi anak karena seorang anak akan mudah meniru orang tua," Sebut Buya.
4. Ajak bicara dalam hal positif dengan cara menjadikan anak merasa dianggap

Selain penting bagi perkembangan verbal, keterlibatan anak dalam pembicaraan sehari-hari dapat membantu anak merasa terlibat dan layak. Perasaan dianggap oleh orang lain penting untuk kesehatan mental si Kecil nantinya.
Seringkali, orangtua tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang tak seharusnya anak dengar. Buya Hamka bukan satu-satunya ahli agama yang menekankan ini, Syekh Ali Jaber pun mendukung orangtua untuk melontarkan kata-kata positif pada anak.
"Sering ajak bicara dalam hal positif dengan cara yang menjadikan anak merasa dianggap," Jelas Buya.
5. Hukumlah kesalahan anak dengan cara yang lebih lembut terlebih dahulu

Alih-alih langsung menghukum anak ketika berbuat salah, lebih baik diberitahu secara lembut terlebih dahulu. Anak masihlah dalam proses belajar dan perlu dibimbing.
Langsung menghukum anak dengan keras dapat membuatnya trauma dan memunjulkan kebencian. Buya Yahya berpesan untuk menghindari menghukum dengan amarah.
"Hukumlah kesalahan anak dengan cara yang lebih lembut terlebih dahulu sebelum ada hukuman yang keras." Sambung Buya.
6. Ubahlah cara marah Mama dan Papa kepada anak

Melanjutkan dari ajaran nomer 5, Buya Yahya sangat menganjurkan Mama dan Papa untuk tidak meluap-luap saat marah kepada anak. Paparan luapan emosi yang berkepanjangan pada anak dapat menyebabkan masalah perilaku dan psikologis.
Sebagai alternatif ketika mendidik anak berbuat kesalahan, Buya Yahya merekomendasi orangtua untuk belajar menegur anak dengan lembut. Cara ini memang tidak mudah, namun bukan berarti mustahil.
"Ubahlah cara marah Anda kepada anak. Dari misalnya memukul membentak, dengan memeluk mencium sambil membisikkan kesalahan di telinganya." Kata Buya.
7. Berserah diri kepada Allah
Sesungguhnya Mama dan Papa telah berikhtiar untuk mendidik anak menjadi anak yang baik dan sholeh atau sholehah. Kerja keras Mama dan Papa akan lebih afdol dengan tawakal atau berserah diri kepada Allah.
Seperti apa yang difirmankan Allah SWT pada Q.S Ath-Thalaq ayat 3.
ومن يتوكل على الله فهو حسبه
yang artinya: Serta barangsiapa yg bertawakal kepada Allah, maka Dialah yang mencukupinya.
"Ketujuh, serahkan kepada Allah yang maha kuasa setelah Anda berusaha dengan maksimal. Wallahu a'lam bish-shawab," Buya Yahya menutup jawaban dari pertanyaan jemaahnya.
Itulah beberapa ajaran Buya Yahya agar anak tidak nakal dan pintar. Tentunya, setiap anak punya keunggulan dan kekurangannya masing-masing.
Tugas Mama dan Papa adalah mengembangkan keunggulannya agar menjadi anak yang baik dan mendidik kekurangannya agar lebih baik. Niscaya ikhtiar orangtua yang dibarengi dengan tawakal akan membawakan hasil yang terbaik bagi anak.



















