6 Cara Berbicara dengan Anak agar Tetap Merasa Dicintai dan Aman

- Hindari kata yang menyalahkan anak, gunakan kalimat yang lebih empati dan mendukung
- Jauhi kata-kata yang membuat anak merasa malu atau bersalah, gantilah dengan pertanyaan yang lebih terbuka dan nyaman
- Elakkan menghakimi perilaku anak, berikan penjelasan tentang konsekuensi tanpa menempelkan label negatif
Setiap kata yang Mama ucapkan bisa meninggalkan kesan besar bagi anak mama. Tanpa disadari, ucapan sehari-hari Mama mungkin bisa membuat anak merasa bersalah, malu, atau takut. Padahal, anak perlu tahu bahwa cinta Mama selalu ada, tidak tergantung pada perilakunya.
Di tengah kesibukan sehari-hari, Mama mungkin mudah terbawa emosi saat anak melakukan kesalahan. Hal itu wajar, tapi cara Mama menanggapi momen seperti ini bisa membentuk rasa percaya diri dan kenyamanan si Anak.
Untuk itu, Popmama.com sudah merangkum beberapa tips berbicara yang bisa Mama praktikkan setiap hari. Yuk, simak listikelnya supaya komunikasi dengan anak semakin hangat dan menyenangkan!
1. Hindari kata yang menyalahkan

Kadang Mama menegur anak dengan kalimat seperti, “Apa yang kamu lakukan?” Tanpa disadari, anak mama bisa menangkapnya sebagai kritik atau menyalahkan. Akibatnya, si Anak bisa merasa bersalah atau takut melakukan kesalahan lagi.
Sebagai gantinya, Mama bisa berkata, “Sepertinya kamu sedang merasa (emosi). Apa yang terjadi?” Dengan begitu, si Anak lebih mudah mengungkapkan perasaan dan masalahnya tanpa takut dihakimi. Cara ini juga membuat si Anak tetap merasa dicintai dan aman.
2. Hindari kata yang membuat malu

Kalau Mama sering bertanya, “Kenapa kamu melakukan itu?”, anak mama bisa merasa malu atau dianggap bersalah. Kalimat seperti ini kadang membuat si Anak ragu untuk menceritakan apa yang terjadi.
Sebagai gantinya, Mama bisa bertanya, “Apa yang terjadi di sini?” Cara ini membuat si Anak lebih nyaman menjelaskan perasaannya tanpa takut dihakimi. Dengan begitu, komunikasi antara Mama dan si Anak tetap hangat dan terbuka.
3. Hindari kata yang membuat anak merasa bersalah

Kalimat seperti, “Kamu tahu seharusnya tidak begitu!” sering membuat anak mama merasa bersalah atau menyesal berlebihan. Padahal, si Anak perlu belajar dari kesalahan tanpa merasa cinta Mama berkurang.
Sebagai alternatif, Mama bisa berkata, “Nggak baik kalau memukul saat kesal, ya.” Dengan cara ini, si Anak memahami batasan perilaku, tapi tetap merasa dicintai dan aman.
4. Hindari menghakimi perilaku anak

Kalimat seperti, “Kamu berperilaku buruk,” bisa membuat anak mama menempelkan label negatif pada dirinya sendiri. Si Anak bisa merasa dianggap nakal atau salah terus-menerus.
Sebagai gantinya, Mama bisa menjelaskan, “Kamu (aksi) dan kemudian (akibat).” Dengan cara ini, si Anak belajar tentang konsekuensi perilaku tanpa merasa dicap buruk, sekaligus tetap merasa dicintai.
5. Hindari kata yang menakut-nakuti

Ucapan seperti, “Kalau kamu terus begini…” sering membuat anak mama merasa takut dan cemas. Si Anak bisa fokus pada rasa takut, bukan belajar dari situasi.
Sebagai gantinya, Mama bisa berkata, “Sepertinya kamu sedang kesulitan berhenti, ya?” Dengan begitu, si Anak tetap sadar akan situasi, belajar mengenali kesulitan, dan merasa aman tanpa takut dihukum.
6. Hindari mengambil alih segala sesuatu dari anak

Kalau Mama berkata, “Kamu nggak bisa, biar Mama yang lakukan,” anak mama bisa kehilangan kesempatan belajar mandiri. Si Anak jadi kurang percaya diri mencoba sendiri.
Sebagai alternatif, Mama bisa tunjukkan, “Ini caranya melakukan (aksi). Sekarang Mama mau lihat kamu coba, ya.” Dengan cara ini, si Anak belajar mandiri sekaligus merasa didukung, sehingga komunikasi dan kepercayaan antara Mama dan anak tetap terjaga.
Dengan menerapkan tips ini, Mama bisa membuat anak mama tetap merasa aman dan dicintai. Cara berbicara dengan anak agar tetap merasa dicintai dan aman ini membantu membangun kepercayaan dan kedekatan setiap hari.


















