Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

14 Pelajaran Penting yang Perlu Mama Ajarkan ke Anak Laki-lakinya

ilustrasi ibu dan anak
Pexels/Ketut Subiyanto
Intinya sih...
  • Hormati ibu, cerminan anak laki-laki kepada semua perempuan. Anak memperlakukan ibunya menjadi tolok ukur bagaimana ia akan memperlakukan perempuan lain di masa depan.
  • Ajari memperlakukan orang yang tidak punya kuasa. Kebaikan tanpa motif keuntungan adalah cermin integritas dan empati sejak kecil.
  • Membedakan perhatian dan kasih sayang sejati. Perhatian bisa saja dangkal atau bersifat pencitraan, sementara kasih sayang sejati menerima dan mendukung tanpa syarat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Peran mama sangat krusial dalam membentuk karakter dan pandangan hidup anak laki-laki lho. Selain nilai dasar, ada pelajaran penting seputar hubungan, emosi, dan pertumbuhan diri yang akan membentuknya menjadi laki-laki dewasa yang bijak dan bertanggung jawab.

Riset menunjukkan bahwa pembentukan kecerdasan emosional dan hubungan sehat sejak dini berdampak jangka panjang, terutama bagi anak laki-laki yang sering menghadapi tekanan sosial terkait “maskulinitas”. 

Seperti apa? Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai pelajaran penting yang perlu diajarkan mama ke anak laki-lakinya.

1. Hormati ibu, cerminan anak laki-laki kepada semua perempuan

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/Julia M Cameron

Cara anak memperlakukan ibunya menjadi tolok ukur bagaimana ia akan memperlakukan perempuan lain di masa depan. Mama adalah orang pertama dan terpenting dalam hidup anak, ini membentuk standar rasa hormat yang kemudian terbawa ke setiap hubungan.

Menurut pakar parenting, Dr. Pat Blackwell, seorang psikolog anak di New Orleans yang mengkhususkan diri dalam perawatan masalah kecemasan anak dan anak-anak unik menyebut, mengajarkan anak laki-laki menghormati perempuan di rumah menguatkan sikap empati dan kesetaraan gender di kemudian hari.

2. Ajari memperlakukan orang yang tidak punya kuasa

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/Monstera

Karakter sejati laki-laki terlihat dari bagaimana ia memperlakukan orang yang tidak memiliki manfaat langsung untuknya. Mulai dari pelayan, anak kecil, bahkan hewan. Mama harus mengajarkan bahwa kebaikan tanpa motif keuntungan adalah cermin integritas.

Menurut Healthline, anak laki-laki yang belajar nilai kemanusiaan dan empati sejak kecil, memiliki hubungan sosial yang lebih sehat dan kurang terlibat perilaku agresif.

3. Membedakan perhatian dan kasih sayang sejati

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/Gustavo Fring

Perhatian bisa saja dangkal atau bersifat pencitraan, sementara kasih sayang sejati menerima dan mendukung tanpa syarat. Mama perlu menanamkan pada anak laki-laki bahwa ia berhak atas cinta yang menerima dirinya utuh.

Dalam era media sosial dan tekanan citra, pelajaran ini jadi penting agar anak tidak mengejar “perhatian” semata tetapi hubungan yang mendalam dan sehat.

4. Cinta tidak memilih antara dia dan impianmu

Mama dan anak laki-laki
Pexels/Jonas Mohamadi

Ketika dewasa anak perlu paham bahwa perempuan yang benar-benar mencintai, tidak akan menuntut agar memilih antara dirinya dan impian yang sudah dibangun. Mama bisa mengajarkan kepada putranya bahwa cinta yang sehat memberi ruang untuk tumbuh, bukan menjadi beban yang mengekang.

Hal ini penting untuk menghindari pola hubungan yang tidak sehat di masa depan, di mana harga diri dan ambisi pribadi sering dikorbankan demi rasa takut kehilangan.

5. Pertumbuhan diri itu menular, pilih lingkaran teman yang tepat

Mama dan anak laki-laki
Pexels/RODNAE Produsctions

Lingkaran sosial anak laki-laki sangat berpengaruh terhadap motivasi, sasaran hidup, dan standar perilaku. Mama perlu membimbing dalam memilih teman yang positif, terlibat dalam kegiatan membangun, bukan sekadar “nongkrong”.

Riset menunjukkan bahwa anak laki-laki yang dikelilingi teman dan mentor yang suportif, memiliki hasil akademik dan psikososial yang lebih baik.

6. Menerima tantangan dari pasangan jadi jalan untuk bertumbuh

Mama dan anak laki-laki
Pexels/August de Richelieu

Ketika dewasa nanti, memiliki pasangan yang kuat, cerdas, dan menantang bukanlah ancaman tetapi kesempatan untuk tumbuh bersama. Mama  bisa mengajarkan kepada anak laki-lakinya bahwa kekuatan pasangan adalah penyeimbang, bukan kompetisi.

Pemahaman ini bisa mencegah rasa inferior dan konflik dalam hubungan dewasa, serta menumbuhkan kemitraan yang matang dan saling mendukung.

7. Jaga harga diri: Hindari pasangan yang merendahkan di depan umum

Mama dan anak laki-laki
Pexels/Yan Krukau

Menghina atau merendahkan di depan umum adalah tanda kuat hubungan yang tidak sehat. Mama  harus menekankan bahwa anak laki-laki memiliki hak untuk dihormati dalam semua situasi, termasuk oleh pasangan dan publik.

Menetapkan batasan yang jelas sejak dini membantu mereka memilih relasi yang menghargai, bukan yang membuat merasa kecil atau tak berdaya.

8. Cari kedamaian, bukan kekacauan dalam hubungan

Mama dan anak laki-laki
Pexels/Ivan S

Hubungan yang baik seharusnya membawa rasa aman, bukan drama berkepanjangan. Ibu perlu menunjukkan bahwa cinta yang sebenar-nya membuat hati tenang, bukan penuh kecemasan atau ambiguitas.

Dengan pemahaman ini, anak laki-laki dapat mengenali green flags dan red flags lebih awal sehingga memilih hubungan yang sehat dan bukan sekadar romantis semu.


9. Belajar menahan diri dan mengendalikan emosi

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/Yan Krukau

Kekuatan sejati bukan terletak pada teriakan atau agresi, melainkan pada kemampuan untuk berpikir sebelum bertindak. Mama bisa mengajarkan anak laki-lakinya bahwa menahan suara tinggi atau melangkah pergi ketika marah adalah bentuk keberanian.

Menurut Healthline, kemampuan regulasi emosi membentuk dasar kesehatan mental yang baik dan hubungan interpersonal yang stabil.

10. Cari mentor yang baik untuk memandu hidup

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/Ron Lach

Mentor membantu anak laki-laki memahami dunia, belajar dari pengalaman lebih cepat, dan menghindari kesalahan yang bisa memakan waktu banyak. Mama dapat menggandeng figur atau komunitas yang memberi arahan positif.

Dengan mentor yang tepat, anak laki-laki belajar nilai ketekunan, integritas, dan tujuan hidup dan bukan hanya mengikuti arus.

11. Loyalitas tidak bisa dibeli dengan uang atau status

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/RDNE Stock project

Kesetiaan tulus bukan muncul dari kekayaan atau popularitas, melainkan dari kejujuran dan komitmen. Mama bisa menanamkan bahwa memilih hubungan yang tulus jauh lebih penting dari yang terlihat glamor.

Nilai ini membantu anak laki-laki memahami bahwa kekuatan relasi terletak pada karakter dan bukan hanya tampilan luar.

12. Koreksi adalah bentuk kepedulian, bukan sritik yang mengecilkan

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/RDNE Stock project

Ketika mama atau orangtua memberi kritik, itu bukan tentang menjatuhkan, melainkan tentang peduli. Mama bisa mengajarkan bahwa menerima umpan balik konstruktif adalah bagian dari pertumbuhan diri.

Pendekatan ini membantu anak laki-laki mengembangkan growth mindset yaitu percaya bahwa kemampuan bisa berkembang melalui usaha dan bukan hanya bakat tetap.

13. Perhatikan konsistensi tindakan, bukan sekadar janji

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/RDNE Stock project

Janji manis tidak cukup karena tindakan sehari-hari yang konsistenlah yang membuktikan karakter seseorang. Mama bisa mengajarkan anak laki-lakinya untuk menilai orang dari perilaku nyata, bukan hanya kata-kata.

Hal ini penting agar mereka menghormati integritas dan memahami bahwa reputasi dibangun lewat perilaku, bukan hanya pencitraan.

14. Jaga algoritma media sosial, seolah masa depan tergantung padanya

ilustrasi ibu dan anak laki-laki
Pexels/Mikhail Nilov

Di era digital, apa yang ditonton atau dibaca anak laki-laki akan membentuk pola pikir dan keputusan hidupnya. Mama perlu membantu memilih konsumsi informasi yang membangun bukan yang mempromosikan citra, kekerasan, atau persaingan tidak sehat.

Menurut panduan digital dari Mayo Clinic, penting untuk membimbing anak soal perilaku online yang aman serta menanamkan kemampuan berpikir kritis terhadap media.

Mama bukan hanya pendidik atau pengasuh, tetapi arsitek karakter dan panduan durable bagi sang Putra. Dengan membekali hal ini, anak laki-laki akan punya fondasi bukan hanya untuk menjadi laki-laki, tetapi untuk menjadi laki-laki yang bijaksana, empatik, dan bertanggung jawab.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Playtopia Adventure, Playground Terbesar di Pulau Jawa!

13 Des 2025, 08:30 WIBBig Kid