25 Pertanyaan untuk Guru saat Ambil Rapor Anak, Bisa Gali Potensi Anak

Momen terima rapor sering kali bikin orangtua deg-degan, apalagi kalau ini pertama kalinya anak duduk di bangku SD.
Namun, tahukah Mama dan Papa, rapor bukan cuma soal angka-angka? Justru ini kesempatan emas untuk berdialog langsung dengan guru dan menggali lebih dalam tentang perkembangan anak, baik secara akademis maupun sosial.
Sayangnya, banyak orangtua yang datang hanya untuk ambil rapor, lalu pulang tanpa bertanya apa pun.
Padahal, ada banyak hal penting yang bisa Mama tanyakan agar lebih memahami kekuatan, tantangan, dan kebutuhan belajar anak ke depannya.
Agar tidak bingung harus mulai dari mana, kali ini Popmama.com akan membagikan pertanyaan untuk guru saat ambil rapor anak.
1. Bagaimana perkembangan akademik anak saya selama ini?

Pertanyaan ini bisa menjadi pembuka yang baik saat berbicara dengan guru. Dari sini, Mama bisa mendapatkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana kemampuan belajar anak di berbagai mata pelajaran.
Mama bisa tanyakan juga apakah ada peningkatan dibandingkan awal semester, pelajaran apa yang paling menonjol, dan bagian mana yang masih perlu dibantu.
Dengan begitu, Mama bisa tahu langkah apa yang bisa dilakukan di rumah untuk mendukung proses belajarnya.
2. Mata pelajaran apa yang paling menonjol dan mana yang masih perlu ditingkatkan?

Pertanyaan ini membantu Mama memahami kekuatan dan tantangan anak secara lebih spesifik.
Guru biasanya bisa menunjukkan pelajaran apa yang paling membuat anak antusias atau menunjukkan hasil terbaik, sekaligus pelajaran yang masih membutuhkan perhatian lebih.
Dari sini, Mama bisa mengetahui area mana yang bisa terus dikembangkan dan mana yang perlu didampingi lebih intensif di rumah.
3. Apakah anak saya aktif dan berpartisipasi dalam pelajaran di kelas?

Partisipasi aktif di kelas bisa menjadi indikator penting dari rasa percaya diri dan minat belajar anak lho, Ma.
Dengan menanyakan ini, Mama bisa tahu apakah anak cenderung antusias, suka bertanya, atau justru lebih banyak diam dan pasif selama kegiatan belajar berlangsung.
Informasi ini bisa membantu Mama memahami bagaimana anak mengekspresikan diri di lingkungan sekolah dan apakah ia merasa nyaman secara sosial maupun akademis.
4. Bagaimana kemampuan anak saya dalam menyerap pelajaran dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya?

Ma, pertanyaan ini bukan untuk membandingkan secara ketat, tapi agar Mama dan Papa bisa memahami apakah anak belajar dengan kecepatan yang serupa dengan teman-temannya, atau justru butuh pendekatan berbeda.
Hal ini juga bisa membantu Mama melihat posisi anak dalam konteks kelompok belajar, lho.
Guru biasanya bisa memberikan gambaran apakah anak cepat memahami materi, perlu pengulangan, atau butuh strategi belajar yang lebih sesuai dengan gaya belajarnya.
5. Bolehkah saya mengetahui anak saya ada di peringkat berapa?

Meskipun sistem ranking sudah tidak lagi digunakan di banyak sekolah dasar, wajar jika orangtua tetap ingin tahu bagaimana posisi akademik anak dalam kelasnya.
Melalui pertanyaan ini, Mama bisa mendapat gambaran umum dari guru, apakah anak termasuk yang cepat memahami materi, berada di jalur yang sesuai, atau justru masih perlu pendampingan di beberapa bagian.
Informasi dari pertanyaan ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan dukungan yang dibutuhkan anak di rumah.
6. Apakah anak saya mudah bergaul di sekolah?

Mama juga bisa menanyakan mengenai interaksi anak, contohnya seperti "Bagaimana interaksi sosial anak saya di sekolah? Apakah ia mudah bergaul dengan teman-temannya?"
Pertanyaan ini penting untuk mengetahui bagaimana anak menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial di kelas maupun di luar pelajaran.
Guru biasanya bisa memberi gambaran apakah anak mudah berbaur, memiliki teman dekat, aktif dalam kerja kelompok, atau justru cenderung menyendiri.
Maka dengan ini, Mama bisa melihat apakah anak merasa nyaman secara emosional di sekolah dan apakah ada hal yang perlu dibantu untuk mendorong keterampilan sosialnya.
7. Apakah selama semester ini ada perubahan sikap atau perilaku anak saya yang perlu saya perhatikan?

Pertanyaan ini bisa membantu Mama mengetahui apakah ada hal-hal yang mungkin luput dari pengamatan di rumah, tetapi terlihat jelas di sekolah.
Guru yang menjadi orangtua selama di sekolah bisa memberi informasi jika anak menjadi lebih pendiam, lebih sensitif, mudah marah, atau justru menunjukkan perkembangan positif seperti lebih percaya diri dan mandiri.
Perubahan sikap bisa menjadi petunjuk penting untuk memahami kondisi emosional anak dan menentukan dukungan yang tepat.
8. Bagaimana cara anak saya menyelesaikan konflik dengan temannya?

Setiap anak punya cara sendiri dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
Ada yang langsung bicara untuk menyelesaikan, ada yang lebih memilih menjauh, ada juga yang menunggu diajak berdamai lebih dulu.
Dengan mengetahui bagaimana anak merespons konflik, Mama dan Papa bisa lebih memahami apa yang sedang ia pelajari secara emosional dan sosial.
Hal ini juga bisa menjadi bekal bagi Mama dan Papa untuk membantu anak mengembangkan cara menyelesaikan masalah dengan lebih dewasa dan sehat.
9. Apakah anak saya mandiri dan bertanggung jawab di kelas?

Sikap mandiri tidak selalu terlihat dari hal besar lho, Ma. Bisa saja anak sudah terbiasa merapikan alat tulis sendiri, menyelesaikan tugas tanpa banyak diingatkan, atau ingat membawa perlengkapan yang dibutuhkan.
Begitu juga dengan tanggung jawab, misalnya apakah ia bisa menyelesaikan tugas tepat waktu atau menjaga barang milik bersama.
Masukan dari wali kelas bisa membuat Mama memahami sejauh mana anak mulai belajar mengatur dirinya sendiri dan bagaimana mendukung proses itu di rumah.
10. Siapakah teman yang paling akrab dengan anak saya?

Mengetahui siapa sahabat atau teman terdekat anak bisa memberi gambaran pada Mama dan Papa tentang bagaimana anak membangun relasi di lingkungan sosialnya.
Melalui jawaban dari wali kelas, Mama bisa melihat apakah anak cenderung memilih satu-dua teman dekat, mudah bergaul dengan siapa saja, atau justru masih mencari kenyamanan dalam berinteraksi.
Pertanyaan ini juga bisa jadi pintu masuk untuk mendukung keterampilan sosial anak dan mempererat hubungan antar keluarga jika dibutuhkan.
11. Apakah ada tanda-tanda anak saya menjadi korban atau pelaku bullying?

Ma, terkadang anak yang menjadi korban tidak selalu berani bercerita, sementara anak yang melakukan perundungan pun bisa melakukannya tanpa sadar.
Dengan menanyakan hal ini, Mama bisa mendapatkan masukan dari guru atau wali kelas yang melihat interaksi anak sehari-hari di sekolah.
Apakah ada perubahan sikap, kecenderungan menarik diri, atau justru bersikap dominan pada teman-temannya.
Hal ini sangat penting untuk ditanyakan agar memastikan anak tumbuh di lingkungan yang aman sekaligus belajar membangun relasi sosial yang sehat.
12. Apakah guru pernah melihat anak saya mengalami perundungan?

Perundungan tidak selalu muncul dalam bentuk kekerasan yang jelas. Kadang berupa ejekan berulang, dijauhi teman-teman, atau tidak diajak bermain.
Mama bisa menanyakan pertanyaan ini dan menggali apakah ada tanda-tanda yang selama ini mungkin luput dari perhatian di rumah.
Penjelasan guru bisa menjadi langkah awal untuk memastikan anak merasa aman, didukung, dan tahu bahwa ia tidak sendirian jika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan di sekolah.
13. Bagaimana penanganan dari sekolah saat anak saya mengalami perundungan?

Setiap sekolah biasanya punya kebijakan dan cara tersendiri dalam menghadapi kasus perundungan, mulai dari mediasi, pendampingan emosional, hingga komunikasi dengan orangtua.
Jika anak mengalami perundungan di sekolahnya, Mama bisa menanyakan ini untuk mengetahui sejauh mana sekolah menjaga keamanan psikologis siswa dan bagaimana peran guru dalam mendampingi anak agar merasa didengar dan dilindungi.
Ini juga membantu orangtua merasa lebih percaya untuk bekerja sama menghadapi situasi sulit yang mungkin dialami anak.
14. Apakah anak saya merasa aman berada di lingkungan sekolah?

Rasa aman adalah fondasi penting agar anak bisa belajar, bersosialisasi, dan berkembang dengan optimal.
Ma, anak mungkin terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya menyimpan kecemasan atau ketidaknyamanan yang tidak bisa mereka ucapkan.
Dengan menanyakan hal ini, Mama bisa mengetahui apakah anak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia merasa tenang di kelas, nyaman dengan teman-temannya, dan percaya pada gurunya.
Hal ini juga bisa menjadi pijakan awal untuk memastikan kesejahteraan emosional anak selama di sekolah.
15. Apakah ada riwayat bully di sekolah ini?

Pertanyaan ini bukan untuk menyudutkan pihak sekolah, melainkan sebagai bentuk kepedulian orangtua terhadap lingkungan sosial tempat anak belajar setiap hari.
Dengan mengetahui riwayat kasus yang pernah terjadi, Mama bisa memahami sejauh mana sekolah memiliki sistem pencegahan dan penanganan yang tegas dan empatik terhadap perundungan.
Selain itu, Mama juga bisa melakukan upaya bersama menciptakan sekolah yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak.
16. Bagaimana perkembangan anak saya di eskul ini?

Kegiatan eskul sering kali menjadi tempat anak menemukan minat, membangun kepercayaan diri, dan belajar kerja sama.
Dengan menanyakan hal ini, Mama bisa mengetahui apakah anak antusias mengikuti eskul, menunjukkan bakat tertentu, atau masih butuh dorongan.
Wali kelas biasanya bisa memberi gambaran apakah anak aktif berpartisipasi, mengalami kemajuan, atau mungkin terlihat kurang cocok dengan aktivitas yang diikuti.
17. Apakah eskul ini berpengaruh positif pada disiplin akademik anak saya?

Kegiatan eskul kadang tidak hanya berdampak pada keterampilan non-akademik, tapi juga bisa memperkuat tanggung jawab, manajemen waktu, dan motivasi belajar anak.
Dengan menanyakan hal ini, Mama bisa melihat apakah anak mampu menyeimbangkan aktivitasnya atau justru kewalahan.
Masukan dari guru akan membantu Mama dan Papa untuk mengevaluasi apakah jenis dan frekuensi kegiatan sudah sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas anak saat ini.
18. Adakah saran jika anak ingin lebih serius menekuni eskul ini?

Ketika anak menunjukkan minat yang kuat pada satu bidang, penting bagi orangtua untuk tahu langkah apa yang bisa mendukungnya secara realistis.
Guru atau wali kelas biasanya bisa memberi masukan, seperti latihan tambahan di luar jam sekolah, mengikuti kompetisi, atau sekadar menjaga konsistensi.
Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Mama ingin mendampingi minat anak, sekaligus memastikan bahwa semangatnya tetap sejalan dengan keseimbangan belajar dan istirahat.
19. Apa eskul yang diprioritaskan sekolah yang bisa memberikan siswa beasiswa?

Beberapa sekolah memiliki program unggulan seperti olahraga, seni, atau sains yang lebih difokuskan karena prestasinya sering dilombakan atau punya jalur beasiswa tersendiri.
Pertanyaan ini membantu Mama melihat potensi jangka panjang dari kegiatan yang diikuti anak, sekaligus mempertimbangkan peluang yang bisa dimanfaatkan jika anak menunjukkan minat dan bakat di bidang tersebut.
20. Adakah kegiatan atau lomba yang bisa diikuti untuk mengembangkan potensi anak saya?

Anak yang punya minat atau bakat tertentu sering kali butuh ruang untuk mengekspresikan dan mengasah kemampuannya.
Mama bisa bertanya dan mengetahui apakah ada program, kompetisi, atau kegiatan khusus yang bisa menjadi ajang eksplorasi sekaligus mendorong kepercayaan diri anak.
Jawaban dan masukan dari wali kelas bisa membantu memilih kegiatan yang sesuai usia dan karakter anak, tanpa membuatnya kelelahan.
21. Apa tantangan utama di kelas selanjutnya yang perlu disiapkan?

Perpindahan ke jenjang kelas berikutnya sering kali datang dengan perubahan, baik dari segi pelajaran, tuntutan kemandirian, maupun cara belajar.
Dengan menanyakan ini, Mama bisa tahu apa yang biasanya jadi tantangan di kelas selanjutnya, serta bagaimana membantu anak agar siap secara mental dan akademis.
22. Apakah ada kebiasaan belajar atau sikap yang harus mulai dibentuk?

Setiap jenjang punya tantangannya sendiri, dan sering kali butuh penyesuaian dari segi sikap, kemandirian, atau cara belajar.
Mama bisa menanyakan hal ini dan mengetahui kebiasaan apa yang perlu dilatih sejak sekarang, misalnya belajar lebih teratur, lebih percaya diri bertanya, atau mulai mencatat poin penting sendiri.
Ma, semakin awal dibiasakan, semakin mudah anak beradaptasi di tahun ajaran berikutnya. Maka, jangan ragu untuk bertanya mengenai ini.
23. Apakah ada sistem belajar yang berbeda di tahun ajar selanjutnya?

Perubahan sistem belajar, seperti jumlah mata pelajaran, cara guru mengajar, penilaian, atau penggunaan teknologi bisa jadi tantangan tersendiri bagi anak.
Saat menanyakan hal ini, Mama jadi bisa mempersiapkan diri dan anak lebih awal agar tidak kaget saat menghadapi ritme dan tuntutan baru di kelas selanjutnya.
Guru atau wali kelas di tahun ajar sebelumnya biasanya bisa memberi gambaran umum yang membantu orangtua mendampingi anak dengan lebih tepat.
24. Adakah kekhawatiran dari pihak sekolah terhadap perkembangan anak saya?

Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Mama terbuka terhadap masukan yang jujur dan membangun.
Kadang ada hal yang tidak terlihat di rumah, seperti perubahan emosi, menurunnya motivasi, atau kesulitan memahami pelajaran, tapi justru lebih tampak saat anak berada di lingkungan sekolah.
Dengan menanyakan ini, Mama bisa segera mencari cara terbaik untuk mendampingi anak sebelum tantangan tersebut berkembang lebih jauh.
25. Apa kelebihan utama anak saya yang harus dikembangan?

Setiap anak memiliki kekuatan yang mungkin belum sepenuhnya disadari oleh orangtua.
Melalui pertanyaan dan jawaban dari wali kelas, Mama bisa mendapatkan gambaran tentang sisi terbaik anak, baik dalam hal pelajaran, sikap, kreativitas, maupun kemampuan sosial yang terlihat selama di sekolah.
Mengetahui kelebihan ini bisa menjadi bekal penting untuk terus memberikan dukungan dan membangun rasa percaya diri anak ke depannya, lho.
Nah, itulah beberapa pertanyaan untuk guru saat ambil rapor anak. Jangan ragu buat menggali informasi anak selama di sekolah ya, Ma!



















