"Secara umum, defisit kalori itu hanya disarankan untuk orang-orang yang sehat saja. Jadi, misalkan orang dewasa dengan penyakit kronis atau saat ini sedang dalam kondisi sakit lagi dirawat di rumah sakit, tentunya tidak disarankan untuk defisit kalori," ujar Dokter Adelina pada Popmama.com.
Kondisi yang Tidak Disarankan Melakukan Defisit Kalori, Ada Anak-Anak
-PJNONepL0dMVO3h2Kk8HZrssI7tJFwoN.jpg)
Ada banyak cara dan pola makan yang dapat diterapkan untuk mengurangi berat badan, salah satunya defisit kalori. Salah satu metode diet ini dinilai paling efektif sebab jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih sedikit dibanding kalori yang terbakar.
Sebelum melakukan defisit kalori, penting untuk mengetahui berapa jumlah kalori dasar yang dibutuhkan dalam tubuh. Perlu diingat, metode diet ini tidak boleh asal dilakukan karena defisit kalori tidak disarankan pada kondisi tertentu.
Menurut dr. Adelina Haryono, Sp. G.K, AIFO-K, Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah - Puri Indah, defisit kalori hanya disarankan untuk orang yang kondisinya sehat. Lantas, bagaimana kondisi yang tidak disarankan melakukan defisit kalori?
Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi seputar kondisi orang yang tidak disarankan melakukan defisit kalori. Simak penjelasannya, Ma!
1. Defisit kalori tidak diperbolehkan untuk orang sakit atau memiliki riwayat penyakit kronis

Kalori pada dasarnya diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Saat tubuh sedang tidak fit atau sakit, kalori dibutuhkan untuk membangun kembali bagian yang rusak.
Kekurangan kalori dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi hingga mengganggu proses pemulihan tubuh. Untuk itu, orang yang sedang sakit atau memiliki penyakit kronis tidak diperbolehkan untuk melakukan defisit kalori.
2. Anak-anak tidak disarankan untuk melakukan defisit kalori

Bukan hanya orang yang sedang sakit, anak-anak juga tidak diperbolehkan melakukan defisit kalori. Hal ini dikarenakan anak-anak membutuhkan nutrisi yang penting untuk pertumbuhannya.
Dokter Adelina mengatakan anak-anak atau remaja yang masih dalam fase pertumbuhan tidak disarankan melakukan defisit kalori. Hal ini dikarenakan program defisit kalori dapat membatasi asupan nutrisi yang penting untuk pertumbuhannya.
"Jadi, kalau untuk anak-anak atau remaja yang sudah mengalami kegemukan yang disarankan bukanlah melakukan defisit kalori dengan mengurangi makan, tetapi dengan lebih aktif bergerak. Jadi, kita akan membakar kalori lebih banyak, itu yang akan menghasilkan penurunan berat badan," jelasnya.
3. Kebutuhan gizi anak-anak dan orang dewasa berbeda
-j5AT87bpZiMYlTXE1xaURcdnfcDoZw3Q.jpg)
Alasan defisit kalori tidak diperbolehkan pada anak-anak adalah kebutuhan gizinya berbeda dengan orang dewasa. Pada masa pertumbuhan, tubuh memerlukan gizi agar bisa maksimal tumbuh kembangnyanya. Dengan ini, melakukan defisit kalori dapat berisiko menghambat masa pertumbuhan tersebut.
"Jadi, gizi anak dan dewasa berbeda, karena fasenya pun berbeda," ujarnya.
Pada orang dewasa, gizi dibutuhkan untuk menjaga fungsi-fungsi organ dan sel. Karena gizi sudah tidak dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya, melakukan program diet apapun termasuk defisit kalori diperbolehkan saja.
4. Pada anak-anak, nutrisi yang dikonsumsi memengaruhi fase tumbuh kembang

Seorang anak memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan yang dikonsumsi ini paling tidak harus memenuhi energi untuk beraktivitas dan tumbuh kembang.
"Untuk anak-anak, yang paling penting mencukupi energi yang cukup untuk beraktivitas, untuk dia tumbuh dan berkembang, dan kemudian yang penting adalah protein untuk anak-anak supaya tumbuhnya baik," tambah Dokter Adelina.
Dibanding melakukan defisit kalori, penerapan pola makan sehat dan rutin berolahraga dapat dilakukan untuk menjaga berat badan anak.
5. Komposisi nutrisinya harus seimbang meskipun defisit kalori

Meski orang dewasa yang sehat diperbolehkan melakukan defisit kalori, penting untuk memerhatikan komposisi asupan agar tubuh tidak kekurangan nutrisi. Karena defisit kalori akan efektif jika memahami kondisi tubu. Baik dengan mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan hingga mencatat asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Asupan makanan yang dikonsumsi juga harus seimbang komposisinya agar nutrisi yang diperlukan untuk tubuh terpenuhi. Jika komposisi nutrisi tubuh seimbang, defisit kalori akan efektif untuk mengurangi berat badan hingga menjaga kesehatan tubuh.
"Jadi, semuanya harus dalam komposisi yang imbang. Secara umum, komposisinya adalah mayoritasnya dari karbohidrat kurang lebih 45-65%, protein antara 15-35% dan sisanya adalah lemak. Sedangkan mikronutrien vitamin-mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Jadi, yang penting komposisinya seimbang," pungkasnya.
Perlu diingat, sebelum melakukan defisit kalori alangkah baiknya berkonsultasi dengan dokter atau memahami kondisi tubuh terlebih dahulu agar efektif dan tidak berisiko mendatangkan masalah kesehatan, Ma.
Itu dia penjelasan mengenai kondisi orang yang tidak disarankan melakukan defisit kalori. Defisit kalori tidak bisa dilakukan pada orang yang sakit atau kondisi tubuhnya kurang fit, serta anak-anak yang masih dalam fase tumbuh kembang.
Semoga bermanfaat, Ma!
POPMAMA TALK Januari 2025 - dr. Adelina Haryono, Sp. G.K, AIFO-K.,
Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah - Puri Indah
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Contributor - Salsyabila Sukmaningrum
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti
Photographer - Raka Tito
Videographer - Hari Firma



















