Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kenali Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada Anak Sesuai Usianya

Teddy bear with mask
Freepik

Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling sering dialami anak-anak.

Kondisi ini terjadi saat tubuh kekurangan zat besi untuk membentuk hemoglobin, protein penting dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Jika tidak ditangani, anemia bisa memengaruhi konsentrasi, nafsu makan, hingga tumbuh kembang si Kecil, Ma.

Penting untuk memahami bahwa penyebab anemia bisa berbeda-beda tergantung usia anak. Yuk, kenali pemicu anemia defisiensi besi berdasarkan kelompok usianya.

Berikut Popmama.com bagikan informasi mengenai kenali penyebab anemia defisiensi pada anak sesuai usianya. Disimak ya, Ma!

Anak usia di bawah 1 tahun

Young asian girl in the kitchen
Freepik

Bayi di bawah usia satu tahun sangat rentan mengalami anemia defisiensi besi, terutama jika:

  • Tidak mendapatkan ASI eksklusif atau MPASI yang kurang zat besi. Zat besi dari ASI cukup untuk enam bulan pertama, tapi setelahnya bayi membutuhkan tambahan dari MPASI yang kaya zat besi.
  • Lahir prematur atau berat badan lahir rendah. Cadangan zat besi mereka biasanya lebih sedikit dibandingkan bayi cukup bulan.
  • Mengalami alergi protein susu sapi, yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran cerna dan memicu perdarahan tersembunyi. Kondisi ini bisa membuat bayi kehilangan zat besi secara perlahan tanpa gejala yang langsung terlihat.

Anak usia 1–2 Tahun

Little girl doesn't want to eat vegetables
Freepik/gpointstudio

Usia 1–2 tahun merupakan fase penting pertumbuhan dan perkembangan anak. Di masa ini, si Kecil sedang aktif-aktifnya belajar berjalan, berbicara, dan mengeksplorasi lingkungan.

Sayangnya, banyak anak usia ini justru mengalami kekurangan zat besi karena pola makan yang belum seimbang dan sistem pencernaan yang masih berkembang.

Beberapa penyebab anemia defisiensi besi pada usia 1–2 tahun yang perlu Mama waspadai:

Di usia ini, anak mengalami pertumbuhan pesat, tapi kebutuhan zat besi sering kali tidak tercukupi karena berbagai faktor yang saling berhubungan, seperti:

  • Asupan zat besi yang masih rendah, terutama jika anak mulai pilih-pilih makanan dan sering menolak sumber zat besi seperti daging, hati, atau sayuran hijau, sehingga kebutuhan hariannya tidak terpenuhi.
  • Penyerapan zat besi yang belum optimal, karena saluran cerna anak masih berkembang dan belum mampu menyerap nutrisi dengan maksimal, meskipun asupan hariannya sudah cukup.
  • Infeksi yang terjadi berulang kali, seperti flu atau diare, membuat tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi untuk mendukung daya tahan tubuh dan proses pemulihan.
  • Kehilangan darah akibat gangguan saluran cerna, misalnya karena infeksi cacing atau alergi susu sapi, yang bisa menyebabkan peradangan dan perdarahan tersembunyi di usus sehingga zat besi terus terbuang tanpa disadari.
  • Obesitas pada anak, yang dapat mengganggu penyerapan zat besi karena adanya peradangan ringan kronis dalam tubuh akibat penumpukan lemak berlebih.

Anak usia 2-5 tahun

Anak laki-laki berbaring di sofa
Freepik

Di usia prasekolah, anak semakin aktif dan membutuhkan asupan zat besi lebih banyak. Sayangnya, banyak yang masih kekurangan karena pola makan belum seimbang.

Penyebab anemia defisiensi besi pada usia 2–5 tahun:

  • Kurang makanan tambahan kaya zat besi, seperti daging, hati, dan sayuran hijau.
  • Infeksi berulang atau kronis, seperti batuk-pilek berkepanjangan, meningkatkan kebutuhan zat besi.
  • Kehilangan darah akibat infeksi parasit, seperti cacingan, yang bisa menyebabkan perdarahan di saluran cerna.

Anak usia 5 hingga masa remaja

Mother with her illnes daughter
Freepik/prostooleh

Memasuki usia sekolah hingga remaja, anak mengalami lonjakan pertumbuhan yang cepat, sehingga kebutuhan zat besinya pun semakin tinggi. Namun, risiko anemia tetap bisa terjadi karena beberapa faktor berikut ini:

  • Kehilangan darah akibat infeksi parasit atau poliposis dalam usus, yang bisa menyebabkan perdarahan kronis di saluran cerna, meskipun tidak selalu terlihat secara kasat mata.
  • Asupan zat besi yang kurang seimbang, terutama jika anak terbiasa melewatkan makan, mengonsumsi makanan cepat saji, atau sedang menjalani pola makan yang tidak sehat, seperti diet ekstrem pada remaja.
  • Pertumbuhan pesat yang meningkatkan kebutuhan zat besi, namun sering kali tidak diimbangi dengan asupan harian yang mencukupi, terutama pada masa pertumbuhan.

Apa yang harus Mama lakukan?

Kid eating orange with his mom
Freepik

Untuk mencegah dan menangani anemia defisiensi besi pada anak, Mama bisa mulai dari langkah-langkah sederhana tapi konsisten berikut ini:

  • Memberikan makanan kaya zat besi setiap hari, seperti daging merah, hati ayam, kuning telur, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, agar kebutuhan zat besi anak terpenuhi sesuai tahap tumbuh kembangnya.
  • Mengombinasikan makanan tersebut dengan sumber vitamin C, seperti jeruk, tomat, atau stroberi, karena vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi lebih efektif.
  • Menghindari pemberian teh bersama atau setelah makan, karena kandungan tanin dalam teh bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan, apalagi jika dikonsumsi secara rutin.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika anak terlihat pucat, mudah lelah, sulit konsentrasi, atau nafsu makannya menurun, karena bisa jadi itu merupakan gejala awal anemia.
  • Mewaspadai infeksi cacing dan gangguan pencernaan, dengan rutin memberikan obat cacing setiap enam bulan dan segera membawa anak ke dokter bila muncul gejala seperti diare berkepanjangan, nyeri perut, atau BAB berdarah.

Kenapa zat besi penting untuk tubuh anak?

Little girl running
Freepik/ArthurHidden

Zat besi penting untuk membantu tubuh anak membentuk hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Jika kekurangan zat besi, anak bisa terlihat pucat, lemas, mudah lelah, sulit fokus, dan nafsu makannya menurun. Dalam jangka panjang, kekurangan zat besi bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

Zat besi juga penting untuk daya tahan tubuh, fungsi otot, dan konsentrasi belajar anak sehari-hari.

itulah informasi seputar kenali penyebab anemia defisiensi pada anak sesuai usianya. Semoga bermanfaat ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid