Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Anak Memukul Mamanya? Ini yang Harus Papa Lakukan!

Anak Memukul Mamanya? Ini yang Harus Papa Lakukan!
Freepik

Menghadapi anak yang berani memukul Mamanya bisa menjadi situasi yang membingungkan sekaligus menantang bagi kedua orangtua.

Reaksi pertama yang sering muncul adalah marah atau menghukum, padahal si Kecil sebenarnya belum sepenuhnya mampu memahami konsekuensi dari tindakannya.

Di sinilah pentingnya peran orangtua, khususnya Papa, untuk hadir dengan sikap tegas sekaligus penuh kasih agar anak belajar mengelola emosinya dengan cara yang sehat.

Menurut American Academy of Pediatrics, anak-anak usia dini belum bisa membedakan benar dan salah tanpa bimbingan yang konsisten dari orang dewasa.

Hanya dengan melewati proses bimbingan yang penuh kesabaran, anak akan belajar memahami bahwa emosi tidak boleh dilampiaskan dengan kekerasan.

Kehadiran Papa berperan besar dalam hal ini, karena figur Papa sering memberikan wibawa yang berbeda dalam membentuk sikap dan disiplin anak.

Untuk itu, Popmama.com telah merangkum informasi tentang anak memukul mamanya? Ini yang harus Papa lakukan!

1. Tenangkan anak dengan gestur lembut dan penuh kasih

Anak Memukul Mamanya? Ini yang Harus Papa Lakukan!
Popmama.com/Maria Angelica/AI

Saat anak melakukan tindakan agresif, seperti memukul, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan emosinya.

Berikut cara menenangkan si Kecil yang dapat diterapkan dalam situasi tersebut:

  1. Papa bisa mengambil tangan si Kecil secara perlahan.
  2. Letakan di dada anak sambil menatap matanya.
  3. Jangan gunakan tenaga kuat yang dapat menyakiti si Kecil untuk mencengkram tangannya jika ia memberontak, usahakan untuk tetap mencoba memegang tangannya dengan lembut.

Gestur sederhana ini mampu menurunkan ketegangan emosional yang sedang dialami si Kecil.

Dilansir dari Children’s Mercy, menurut penelitian, kontak fisik yang penuh kasih dari orangtua dapat menurunkan kadar hormon kortisol (hormon stres) pada anak.

Dengan sentuhan lembut, si Kecil merasa diterima meski sedang marah, sehingga lebih terbuka untuk diarahkan.

Cara ini juga mengajarkan si Kecil bahwa masalah tidak harus dihadapi dengan kekerasan, melainkan dengan kedekatan dan kasih sayang.

2. Minta anak untuk meminta maaf pada Mamanya

Anak Memukul Mamanya? Ini yang Harus Papa Lakukan!
Freepik

Setelah anak lebih tenang, langkah berikutnya adalah memberikan pesan dengan kata-kata yang tegas namun tetap lembut.

Contoh kalimat yang bisa digunakan adalah:

  • “Minta maaf sama Mama ya, Nak,”
  • “Tanganmu diciptakan Tuhan bukan untuk menyakiti.”

Kalimat yang singkat, jelas, to the point, konsisten dan disampaikan dengan tegas terbukti lebih efektif bagi si Kecil dibandingkan ceramah panjang.

Psikolog anak Elizabeth Pantley menjelaskan bahwa anak belajar lebih cepat ketika orangtua menggunakan bahasa yang sederhana dan diulang dengan konsisten.

Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa ada batasan yang tidak boleh dilanggar, tanpa menghilangkan keyakinan bahwa dirinya dicintai oleh Papa dan Mama.

Pesan yang disampaikan dengan lembut namun tegas juga membantu membentuk rasa tanggung jawab si Kecil atas tindakannya.

3. Beri pemahaman sesuai usia anak

Anak Memukul Mamanya? Ini yang Harus Papa Lakukan!
Freepik

Anak di bawah usia 7 tahun masih dalam tahap perkembangan kognitif di mana mereka belum bisa sepenuhnya membedakan benar dan salah.

Dilansir dari Family Lives, Jean Piaget, seorang psikolog tumbuh kembang, menjelaskan bahwa anak pada usia pra-operasional (2–7 tahun) masih berpikir secara egosentris dan membutuhkan arahan yang konkret dari orang dewasa.

Oleh karena itu, orangtua perlu memberikan penjelasan sederhana, misalnya dengan kalimat, “kalau kamu pukul, Mama jadi sakit. Kita harus sayang sama orang yang sayang sama kita.”

Dengan memberikan pemahaman sesuai usia, anak belajar bahwa tindakannya memiliki dampak nyata terhadap orang lain.

4. Pentingnya peran Papa dalam membangun karakter anak

Anak Memukul Mamanya? Ini yang Harus Papa Lakukan!
Freepik

Banyak penelitian menunjukkan bahwa banyak anak lebih memperhatikan suara Papa dalam hal disiplin dan perilaku.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology mencatat bahwa keterlibatan Papa dalam pengasuhan memiliki dampak positif yang signifikan pada kemampuan anak untuk mengendalikan emosi dan membangun perilaku prososial.

Hal ini bukan berarti peran Mama kurang penting, melainkan karena sosok Papa biasanya diasosiasikan dengan seseorang yang penuh wibawa.

Dengan keterlibatan aktif Papa, si Kecil belajar bahwa arahan dari orangtua bukan sekadar larangan, tetapi pedoman hidup yang harus dipatuhi.

Suara Papa yang konsisten dalam memberikan arahan juga memperkuat struktur disiplin dalam keluarga, sehingga si Kecil terbiasa untuk memandang aturan sebagai sesuatu yang penting untuk dihormati.

5. Pentingnya konsistensi kehadiran Papa dalam mendidik anak

Anak Memukul Mamanya? Ini yang Harus Papa Lakukan!
Freepik

Peran Papa tidak berhenti pada satu atau dua momen saja. Konsistensi dalam mendidik sejak dini akan menentukan bagaimana anak memandang ucapan Papa di masa depan.

Jika sang Papa jarang hadir atau tidak tegas kepada si Kecil, anak bisa kehilangan rasa hormatnya terhadap suara Papa ketika sudah besar.

Keterlibatan Papa yang konsisten dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak. Artinya, anak belajar mengendalikan emosi, memahami perasaan orang lain, dan membangun hubungan sosial yang sehat.

Dengan demikian, kehadiran Papa yang konsisten sejak dini akan memberikan makna yang kuat pada setiap ucapannya dan membentuk karakter anak yang lebih matang secara emosional.

Itulah informasi tentang anak memukul mamanya? Ini yang harus Papa lakukan! Semoga Mama dan Papa tidak kebingungan lagi, ya!

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid