20 Hal yang Perlu Mama & Papa Ungkapkan Sebelum Anak Berumur 10 Tahun

- Anak perlu mendengar bahwa mereka boleh bercerita apa pun ke orang tua untuk membangun rasa percaya dan kenyamanan.
- Validasi emosi membantu mengenali dan menerima perasaannya sendiri.
- Fokus pada usaha anak, bukan hanya hasil akhirnya.
Di usia sebelum 10 tahun, anak mengalami perkembangan karakteristik dari kognitif, moral, sosial, dan biologis. Pada masa inilah mereka membangun fondasi rasa aman, kepercayaan diri, kemampuan sosial, hingga ketahanan mental.
Salah satu cara paling sederhana tetapi sangat berdampak untuk membentuk fondasi tersebut adalah melalui kata-kata yang kita ucapkan setiap hari. Bukan sekadar kalimat manis, melainkan pesan emosional yang menenangkan, memvalidasi, menguatkan, dan membentuk identitas diri mereka.
Untuk memenuhi hal tersebut, ini dia Popmama.com berikan 20 hal yang perlu Mama & Papa ungkapkan sebelum anak berumur 10 tahun!
1. “Kamu boleh cerita apa pun ke Mama dan Papa”

Kalimat ini membantu membangun rasa percaya mendalam antara orang tua dan anak. Saat mereka merasa aman untuk bercerita hal-hal sepele, mereka akan lebih mudah terbuka untuk hal yang jauh lebih penting nanti.
2. “Perasaan kamu itu masuk akal.”

Validasi emosi membantu anak mengenali dan menerima perasaannya sendiri. Ini mencegah mereka tumbuh dengan rasa takut dianggap ‘berlebihan’ atau takut menyampaikan kebutuhan.
3. “Mama dan Papa bangga dengan usaha kamu.”

Fokuslah pada usaha, bukan hanya hasil akhirnya. Ketika anak dihargai atas proses dan kerja keras yang mereka lakukan, mereka belajar bahwa nilai diri tidak ditentukan oleh kesempurnaan.
Anak pun menjadi lebih berani mencoba hal-hal baru, tidak takut gagal, dan lebih mudah bangkit ketika menghadapi tantangan.
4. “Kesalahan itu membantu kamu belajar”

Anak yang tidak dibebani rasa takut untuk berbuat salah akan lebih leluasa mengeksplorasi hal baru. Mereka belajar bahwa kesalahan adalah bagian normal dari proses belajar, bukan sesuatu yang harus dihindari.
Sikap ini membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang berani mengambil kesempatan, mau mencoba peluang yang menantang, dan tidak mudah terjebak dalam perfeksionisme yang justru bisa menghambat perkembangan diri.
5. “Terima kasih sudah membantu”

Kalimat sederhana seperti mengucapkan terima kasih membantu anak belajar tentang rasa syukur sekaligus membuat mereka merasa dihargai. Ketika anak merasakan bahwa kehadiran dan kontribusinya berarti, mereka tumbuh dengan rasa bernilai dalam dirinya.
Perasaan ini menjadi dasar penting yang mendorong mereka berkembang menjadi pribadi yang lebih mandiri dan percaya diri dalam mengambil peran di lingkungannya.
6. “Tidak apa-apa kalau kamu butuh waktu”

Dorongan untuk selalu bergerak cepat justru bisa memicu kecemasan pada anak, membuat mereka merasa tertinggal atau tidak cukup baik. Namun ketika orang tua memberi ruang bagi anak untuk berkembang sesuai ritme alaminya, mereka belajar mempercayai kemampuan sendiri.
Perlahan, rasa percaya diri tumbuh karena mereka merasa tidak diburu, melainkan didukung dalam prosesnya.
7. “Apa pun yang terjadi, Mama & Papa tetap ada untuk kamu”

Ketika anak memiliki keyakinan bahwa selalu ada tempat pulang yang aman, mereka membawa rasa tenang ke mana pun mereka pergi. Rasa aman ini menjadi semacam ‘pelindung’ emosional yang membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan, penolakan, atau tekanan dari luar.
Anak yang tahu bahwa dirinya dicintai tanpa syarat akan melangkah dengan lebih berani, karena apa pun yang terjadi, mereka memiliki rumah yang selalu menerima mereka apa adanya.
8. “Mama dan Papa tetap sayang walau kamu sedang marah atau sedih”
-3SOFzt5nLIEYmtSvMZ66i8DP4qzyKol3.jpg)
Dengan menerima emosi besar anak tanpa menjauh atau marah balik, mereka belajar bahwa sebuah hubungan tidak akan runtuh hanya karena munculnya rasa marah, sedih, atau frustrasi. Maka, ia akan membawa komunikasi yang asertif untuk membentuk pola hubungan yang lebih sehat di masa depan.
9. “Kamu boleh bilang tidak”

Kalimat sederhana ini menjadi dasar penting bagi anak untuk mengenal dan menjaga batasan dirinya. Dengan memahami bahwa mereka berhak mengatakan “tidak”, anak tumbuh dengan kemampuan untuk melindungi diri, menolak ajakan yang tidak nyaman, serta menghadapi tekanan dari teman sebaya.
Keterampilan ini akan sangat membantu mereka bertahan dalam berbagai situasi yang kurang aman, baik di masa kanak-kanak maupun saat mereka semakin dewasa.
10. “Kamu bisa kok menyelesaikan ini”

Kalimat ini membantu menumbuhkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah secara mandiri. Mereka belajar untuk berhenti sejenak, menganalisis situasi, dan mencoba menemukan solusi sendiri sebelum meminta bantuan orang dewasa.
11. “Yuk kita cari solusinya bareng-bareng”

Kalimat ini membantu anak memahami pentingnya kerja sama sekaligus memperkuat kedekatan antara orang tua dan anak. Saat mereka diajak mencari solusi bersama, anak merasa dilibatkan dan dihargai sebagai ‘partner kecil’ dalam proses tersebut.
Pengalaman ini bukan hanya mengembangkan kemampuan kolaborasi, tetapi juga menumbuhkan rasa bahwa pendapat dan usahanya bermakna.
12. “Setiap orang belajar dengan cara berbeda, dan caramu juga bagus”
-PlA7EJgeq5ldPnPjTYiAbDcmANbwteCk.jpg)
Pesan ini membantu mencegah anak terus-menerus membandingkan dirinya dengan teman-temannya. Mereka belajar bahwa setiap orang memiliki cara belajar, ritme, dan keunikannya masing-masing dan perbedaan itu bukanlah kekurangan.
Dengan memahami hal ini sejak dini, anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih stabil dan tidak mudah merasa tertinggal hanya karena berbeda dari orang lain.
13. “Terima kasih sudah jujur.”

Kejujuran yang dihargai akan membentuk kebiasaan berkata benar seumur hidup tanpa takut dimarahi. Kebiasaan ini juga akan menumbuhkan integritas dari dalam dirinya.
14. “Mimpi kamu penting.”

Kalimat ini memberi izin bagi anak untuk bermimpi setinggi mungkin. Anak yang merasa mimpi mereka dihargai akan tumbuh dengan keberanian mencoba dan berimajinasi lebih jauh lagi.
15. “Nggak apa-apa kok kalau kamu belum sempurna.”

Pesan ini membantu anak melepaskan beban untuk selalu sempurna. Mereka belajar bahwa yang paling penting adalah proses belajar dan usaha yang mereka lakukan, bukan semata-mata hasil akhir.
Dengan memahami hal ini, anak menjadi lebih berani mencoba hal baru, menerima kesalahan sebagai bagian dari pembelajaran, dan mengembangkan rasa percaya diri yang sehat tanpa takut gagal.
16. “Tubuh kamu milik kamu sendiri.”

Kalimat ini mengajarkan salah satu pelajaran keselamatan paling penting bagi anak. Mereka belajar bahwa tubuh mereka milik mereka sendiri, sehingga berhak menolak sentuhan, permintaan, atau situasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman atau terancam.
17. “Kamu nggak harus jadi seperti orang lain.”

Menanamkan nilai orisinalitas. Anak belajar mencintai diri sendiri apa adanya, tanpa harus meniru atau menyenangkan semua orang.
18. “Mama dan Papa lihat kamu sudah berusaha sangat keras.”

Memberikan pengakuan atas usaha anak, tanpa harus menambahkan arahan atau instruksi lagi, mampu meningkatkan motivasi mereka secara alami.
Anak merasa usahanya diperhatikan dan dihargai, sehingga termotivasi untuk terus berusaha dan belajar.
19. “Kamu membuat pilihan yang baik.”

Mengaitkan perilaku positif dengan identitas diri. Anak jadi lebih ingin mengulang perilaku baik tanpa harus diberi hadiah.
20. “Mama dan Papa senang sekali menjadi orang tuamu.”

Kalimat paling kuat untuk membentuk identitas. Anak memahami bahwa mereka dicintai bukan karena prestasi, tetapi karena keberadaan mereka.
Jadi, yuk, mulai 20 hal yang perlu Mama & Papa ungkapkan sebelum anak berumur 10 tahun!


















