- Sering memutar lagu nasional dan pop lawas di rumah agar anak terbiasa dengan nada dan lirik klasik Indonesia.
- Mengenalkan sejarah musik Indonesia dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap lagu, sehingga anak memahami makna di balik musiknya.
- Membatasi penggunaan gadget agar anak lebih fokus pada aktivitas edukatif, musik, dan seni.
- Mengajarkan tata krama dan kepedulian sosial melalui lirik lagu yang mudah dicerna, agar mereka tumbuh peka terhadap lingkungan sekitar.
Komposer Ternama Prof. Tjut Nyak Deviana Hidupkan Kembali Lagu Anak Ibu Soed dalam Semangat Hari Pahlawan lewat Aransemen Baru!

- Prof. Tjut Nyak Deviana mengaransemen ulang lagu-lagu Ibu Soed untuk generasi masa kini.
- Proyek ini bertujuan mengembalikan apresiasi pada komposer legendaris Indonesia dan kontribusi lagu anak bagi masa depan bangsa.
- Fenomena kemunduran dunia musik anak dan tips mengenalkan lagu nasional di rumah juga menjadi sorotan dalam proyek ini.
Lagu anak adalah karya musik yang diciptakan khusus untuk anak-anak, dengan ciri khas sederhana pada birama, lirik, dan melodi. Keberadaannya sangat penting untuk terus dikembangkan, diperbarui, dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dalam konteks pendidikan karakter, lagu anak perlu direvitalisasi. Karya lama dimodifikasi agar tetap relevan, dan lagu baru diciptakan untuk mengajarkan budi pekerti, empati, serta nilai-nilai positif, sekaligus mengapresiasi warisan komposer legendaris Indonesia.
Di tengah situasi tersebut, Prof. Tjut Nyak Deviana, atas permintaan Ibu Carmanita, cucu Ibu Soed, mengaransemen lagu-lagu anak legendaris Ibu Soed, membawa pesan dan nilai pendidikan kembali ke generasi masa kini.
Bersama Popmama.com simak kisah komposer ternama Prof. Tjut Nyak Deviana kenang Ibu Soed lewat 20 aransemen baru lagu anak di Hari Pahlawan
1. Kumpulan lagu Ibu Soed, Prof. Tjut Nyak Deviana ikuti permintaan sahabatnya

Keterlibatan Prof. Dr. Tjut Nyak Deviana mencetak sejarah baru dalam musik anak Indonesia. Ia mengaransemen ulang lagu-lagu Ibu Soed dengan tema yang lebih modern dan tetap autentik.
“Sudah ada sekitar 25 lagu yang diaransemen dan dipublikasikan di channel YouTube,” tuturnya.
Prof. Tjut Nyak Deviana memulai dengan 20 lagu dari total 114 karya Ibu Soed, termasuk lagu legendaris Tanah Airku yang akan diperdengarkan pada perayaan 17 Agustus.
Keterlibatan Prof. Tjut Nyak Deviana dalam mengaransi lagu anak Indonesia berawal dari permintaan sahabatnya, Ibu Carmanita. Ia berharap aransemen ini dapat membangkitkan apresiasi terhadap karya legendaris sekaligus menghidupkan kembali lagu anak sebagai media pendidikan karakter.
2. Mengembalikan apresiasi pada komposer legendaris Indonesia

Menurut Prof. Dr. Tjut Nyak Deviana, aransemen ini juga bertujuan untuk mengajarkan kembali lagu-lagu nasional di sekolah sebagai bentuk apresiasi terhadap komposer legendaris Indonesia.
“Musik tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga cara mendidik anak, sekaligus memperkenalkan mereka pada sejarah musik Indonesia dan budaya bangsanya, terlebih pada lagu-lagu Indonesia yang mendidik,” terangnya.
Dengan begitu, anak-anak tidak hanya menikmati nada dan lirik, tetapi juga menghargai karya para musisi legendaris yang membangun identitas musik nasional.
Lagu anak juga lebih relevan dengan kehidupan anak itu sendiri dalam melihat dunia dari sudut pandangnya.
3. Kontribusi lagu anak bagi masa depan bangsa

Harapan besar dari aransemen ini adalah agar lagu-lagu anak mampu membentuk karakter, empati, dan kesadaran sosial. Prof. Tjut Nyak Deviana menekankan bahwa media dan sekolah perlu berperan aktif, karena pendidikan yang kontinu dan inklusif akan membawa kemajuan bangsa.
“Tentunya kami juga memerlukan bantuan dari media, terutama media yang peduli pada pendidikan bangsa Indonesia. Bangsa ini tidak akan maju apabila kualitas media hanya berpaku pada misinformasi yang disuguhkan ke masyarakat. Selain itu, kurikulum dan kualitas pengajar di Indonesia yang perlu ditingkatkan lagi demi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Tanpa dukungan yang saling bergandeng tangan, generasi seterusnya hanya terserap oleh hal-hal yang kurang bermutu atau hoaks yang merusak pengetahuan.
4. Kemunduran dunia musik anak, kemunduran bagi dunia pendidikan

Fenomena anak yang lebih suka bermain gadget, scrolling media sosial, atau main game dibanding belajar musik sangat memprihatinkan. Menurut Prof. Tjut Nyak Deviana, kebiasaan ini bisa menimbulkan brain rot, membuat anak tidak sabar, dan menghambat perkembangan otak.
“Ini sangat, sangat mengkhawatirkan dan memprihatinkan karena kita akan mengalami kemunduran yang jauh di dunia pendidikan,” ujar Prof. Tjut Nyak Deviana.
Orangtua memiliki peran penting untuk mengalihkan anak ke aktivitas nyata, seperti bermain musik, kegiatan seni, atau permainan yang melibatkan tubuh dan imajinasi.
5. Tips mengenalkan lagu nasional di rumah
Agar anak mengenal lagu nasional dengan baik, Prof. Dr. Tjut Nyak Deviana menekankan beberapa langkah praktis:
“Harus sering diputar di rumah, memperkenalkan sejarah musik Indonesia, tidak hanya lagu nasional tapi juga lagu pop zaman dulu. Peran orangtua sangat penting, karena pendidikan ini bukan hanya tanggung jawab sekolah,” ujar Prof. Dr. Tjut Nyak Deviana.
Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya menikmati musik, tetapi juga belajar menghargai budaya, identitas bangsa, dan budi pekerti sejak dini.
6. Adler Ernesto Lie Johns, bocah 6 tahun yang bikin Prof. Deviana jatuh hati

Dalam proyek aransemen lagu Tanah Airku oleh Prof. Dr. Tjut Nyak Deviana, Ibu Carmanita ingin menghadirkan anak-anak dengan suara yang polos dan alami. Pilihan jatuh pada Adler, yang baru belajar piano di Daya Indonesia Performing Art Academy dan belum pernah mengikuti pelajaran vokal khusus.
Meski begitu, Adler berhasil merekam lagu hanya dalam dua kali take, dengan hasil suara yang polos dan tulus. Saat tampil live di TV, Adler hanya melakukan latihan singkat satu jam sebelumnya, namun penampilannya lancar dan disaksikan oleh tiga menteri.
Bagi Ibu Carmanita dan Prof. Dr. Tjut Nyak Deviana, kepolosan suara Adler mewakili semangat lagu-lagu Ibu Soed yang sarat nilai nasionalisme dan budi pekerti, dan menjadikannya tepat untuk generasi anak-anak sekarang.



















