Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Ini 8 Tanda Toddler Butuh Lebih Banyak Waktu Tidur

Pexels/Galina Yarovaya
Pexels/Galina Yarovaya

Pernahkah Mama mengalami situasi di mana toddler tiba-tiba menjadi sulit diatur secara emosional, bahkan menunjukkan perubahan signifikan baik secara fisik maupun mental?

Toddler mungkin menjadi lebih rewel dari biasanya, dan Mama tidak mengetahui apa yang menjadi penyebabnya.

Hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa si kecil mengalami kekurangan tidur. Menurut standar yang ditetapkan oleh American Academy of Sleep Medicine (AASM), bayi berusia 4–12 bulan membutuhkan waktu tidur selama 12–16 jam per hari.

Sedangkan, bayi yang berusia 12–14 bulan memerlukan waktu tidur sekitar 11–14 jam per hari. Namun, tentu saja kebutuhan tidur setiap anak berbeda, karena bayi adalah individu yang memiliki kebutuhan unik masing-masing.

Walaupun begitu, tetap penting bagi Mama untuk mengetahui penyebab perubahan itu. Ingat Kekurangan tidur tidak hanya berarti durasi tidurnya yang bermasalah, namun juga kualitas tidurnya. 

Bagaimana cara mengetahui saat toddler kekurangan tidur? Berikut Popmama.com rangkumkan 8 tanda toddler butuh lebih banyak waktu tidur. Simak baik-baik, ya, Ma!

1. Cepat jatuh tertidur ketika berada di stroller, mobil, atau tempat-tempat bergerak lain

Pexels/Kaboompics.com
Pexels/Kaboompics.com

Bayi yang kurang tidur cenderung mudah tertidur di tempat yang tidak biasa, seperti stroller, karena tubuh mereka sangat membutuhkan istirahat.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak mendapatkan tidur yang cukup atau tidurnya kurang berkualitas di waktu tidur utama mereka.

2. Tidak mudah tertidur saat waktu normal tidur

Pexels/Tatiana Syrikova
Pexels/Tatiana Syrikova

Penelitian oleh Franco et al pada 2004  menunjukkan bahwa bayi yang mengalami kekurangan tidur jangka pendek membutuhkan rangsangan lebih besar untuk terbangun, seperti bunyi bising yang lebih keras dibandingkan dengan kondisi normal. 

Meskipun terlihat seperti tidur yang lebih tenang, hal ini sebenarnya kurang ideal karena bayi yang lebih mudah terbangun memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami kondisi darurat medis saat tidur. 

Selain itu, kekurangan tidur juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan selama tidur, termasuk sleep apnea obstruktif, yang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan dan peningkatan risiko SIDS. 

3. Lebih sering tantrum daripada biasanya

Pexels/clark cruz
Pexels/clark cruz

Tidur memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan mood dan kemampuan untuk mengelola stres.

Ketika toddler mengalami kekurangan tidur, kemampuan otak mereka untuk memproses emosi menjadi terganggu. 

Hal ini dapat memicu peningkatan sifat mudah marah (irritability), impulsif (impulsivity), dan kesulitan menghadapi rasa frustrasi, yang pada akhirnya menyebabkan frekuensi tantrum menjadi lebih tinggi dibandingkan biasanya.

4. Menjadi sangat manja

Pexels/Artem Podrez
Pexels/Artem Podrez

Ketika toddler terlalu lelah, salah satu cara mereka untuk mereduksi stres adalah dengan mencari ketenangan atau kenyamanan dari orang-orang terdekat, terutama orang tua.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kekurangan tidur dapat mengganggu keseimbangan emosi mereka.

Sikap manja ini merupakan salah satu cara bagi toddler untuk merasa lebih aman dan nyaman ketika emosi mereka sedang tidak stabil atau terganggu.

5. Kurang berhati-hati dengan sekitar

Pexels/Phil Nguyen
Pexels/Phil Nguyen

Kurangnya tidur dapat menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengurangi kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. Toddler jadi mudah jatuh, terbentur, lebih ceroboh dari biasanya.

Menurut Dr. Ze Wang dari University of Maryland, anak-anak yang tidur kurang dari sembilan jam per malam pada awal penelitian memiliki volume grey matter di otak yang lebih kecil di area yang bertanggung jawab atas perhatian, memori, dan pengendalian impuls dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki kebiasaan tidur yang sehat.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tidur yang cukup untuk mendukung fungsi otak yang optimal dan kemampuan anak untuk tetap fokus serta berhati-hati terhadap lingkungan mereka

6. Umumnya berubah menjadi lebih sensitif secara emosional

Pexels/Kaboompics.com
Pexels/Kaboompics.com

Kekurangan tidur dapat membuat seseorang jadi lebih moody dan impulsif.

Dampak lainnya adalah penderita mengalami kesulitan dalam memahami emosi orang lain dan cenderung menafsirkan rangsangan netral sebagai sesuatu yang mengancam, seperti yang ditemukan dalam penelitian Ben Simon et al. pada 2020.

Fenomena ini tentunya tidak hanya berlaku pada orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar, tetapi juga pada toddler. 

Penelitian Montgomery-Downs pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa setelah tidur bayi usia 18 bulan terganggu, keesokan harinya terlihat tanda-tanda penurunan kepekaan emosional pada bayi tersebut.

Ini menunjukkan bahwa kekurangan tidur dapat berdampak signifikan pada regulasi emosi toddler.

7. Sore hingga malam hari toddler tidak bisa diam

Pexels/Pavel Danilyuk
Pexels/Pavel Danilyuk

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, gangguan emosional pada toddler dapat menghasilkan beberapa efek lain, salah satunya adalah menjadi lebih rewel menjelang sore.

Hal ini terjadi karena pada waktu tersebut kelelahan fisik dan mental mereka mencapai puncaknya. 

Sore menjelang malam adalah saat di mana mereka biasanya membutuhkan tidur untuk memulihkan energi, tetapi jika rutinitas tidur mereka terganggu, mereka cenderung melawan rasa kantuk. 

Penolakan terhadap kebutuhan tidur ini tidak sesuai dengan kebutuhan fisik mereka, yang pada akhirnya memengaruhi suasana hati dan perilaku mereka, membuat mereka tidak bisa tenang.

8. Muncul lingkaran gelap di sekitar mata

Pexels/Aditya Bose
Pexels/Aditya Bose

Tidak hanya orang dewasa, toddler yang kekurangan tidur juga dapat mengalami lingkaran gelap di sekitar mata.

Meskipun lingkaran gelap ini tidak selalu disebabkan oleh kekurangan tidur, hal tersebut sering kali menjadi penyebab utamanya.

Namun, apabila kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu lama atau disertai gejala lainnya, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan penyebab yang sebenarnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Mama bisa terus memperhatikan kondisi toddler selama periode gangguan itu terjadi.

Sebuah studi dari Morales-Munoz pada 2020 membuktikan bahwa anak-anak yang tidur lebih sedikit dibandingkan teman sebayanya pada usia 3 bulan cenderung mengalami kesulitan pengaturan diri pada usia 24 bulan. 

Penelitian itu mengindikasikan bahwa kekurangan tidur kronis dapat menjadi faktor risiko berkembangnya masalah dalam kemampuan self-regulating toddler di masa mendatang. 

Itu dia 8 tanda toddler butuh lebih banyak waktu tidur versi Popmama.com. Apabila toddler terlihat memiliki gejala-gejala di atas, segeralah ubah kebiasaan tidur toddler.

Tidak hanya perihal durasi saja, melainkan juga lingkungan sekitarnya. Semangat, Ma!

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid