6 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Kanker Usus Besar

Titi Qadarsih meninggal akibat kanker usus besar. Ketahui gejalanya berikut ini.

26 Oktober 2018

6 Hal Harus Kamu Ketahui tentang Kanker Usus Besar
Pexels/Miguel A. Padrinan

Media ramai memberitakan perihal kematian Titi Qadarsih yang disebabkan oleh penyakit kanker usus yang dideritanya. Kanker usus besar atau kanker kolon adalah kanker yang menyerang bagian usus besar atau bagian terakhir pada sistem pencernaan manusia.

Segala jenis kanker termasuk kanker usus besar sulit dideteksi, biasanya saat gejala terlihat penderita sudah mengalami kanker stadium 4 dimana harapan hidup sudah sangat kecil.

Kanker usus bisa diderita oleh segala usia, namun paling dominan penderitanya berusia lebih dari 60 tahun.

1. Gejala kanker usus besar

1. Gejala kanker usus besar
Pexels/Pixabay

Biasanya kita kurang peduli terhadap kesehatan. Saat gejala mulai muncul banyak yang tidak tanggap dan menganggapnya penyakit yang biasa saja. Padahal kamu harus khawatir apabila gejala itu berulang berkali-kali dan tidak hilang meski sudah mengkonsumsi sejumlah obat.

Gejala kanker usus besar diantaranya ditemukannya darah pada feses maupun anus, tekstur feses yang berubah, selalu merasa lelah dan capek, berat badan menurun drastis, nafsu makan menurun, sembelit, diare dan nyeri serta kram perut.

Gejala kanker usus besar ini muncul bisa berbeda-beda pada tiap penderita. Satu gejala yang umum ditemukan pada semua penderita adalah rasa nyeri di bagian perut secara berkesinambungan.

2. Penyebab kanker usus besar

2. Penyebab kanker usus besar
Pexels/Public Domain Pictures

Mutasi gen yang bersifat merusak adalah cikal bakal penyebab kanker. Pada kanker usus besar, terjadi pertumbuhan abnormal sel dalam usus dan menghancurkan sel lainnya.

Pola makan yang tidak berimbang pun dapat menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya penyakit ini seperti terlalu banyak mengkonsumsi daging merah, kurang asupan serat berupa sayur dan buah, pecandu alkohol dan rokok, obesitas, diabetes, kurang olahraga dan memiliki kerabat penderita penyakit usus besar.

Ya, kamu harus hati-hati dalam menjaga pola hidup bila memiliki riwayat orangtua maupun kerabat yang menderita penyakit ini karena mutasi gen bisa disebabkan karna faktor keturunan.

Terdapat dua jenis kanker usus besar yang bersifat keturunan, yakni:

  • Hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC) dikenal dengan nama sindrom Lynch. Orang dengan sindrom Lynch memiliki mutasi-mutasi gen ini di semua sel-sel mereka dan berisiko tinggi mengidap kanker usus besar sebelum usia 50 tahun.
  • Familial adenomatous polyposis (FAP) merupakan penyakit langka yang menyebabkan munculnya ribuan polip pada dinding usus besar dan rektum ssrta membuat penderitanya berisiko terkena kanker usus sebelum usia 40 tahun.

Editors' Pick

3. Diagnosis kanker usus besar

3. Diagnosis kanker usus besar
Pexels/Pixabay

Dalam mendiagnosis kanker usus besar banyak hal yang harus dilakukan oleh dokter. Dokter harus menanyakan riwayat keluarga pasien apakah ada yang menderita penyakit tersebut atau tidak. Selain itu dokter akan meminta pasien mengungkapkan gejala yang dirasakannya.

Dokter kemudian akan mengecek kondisi anus dan usus besar dengan menggunakan alat yang bernama sigmoidoskopi ataupun kolonoskopi, berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu dan kamera.

Alat ini akan dimasukkan ke anus hingga usus besar sehingga dokter dapat melihat apakah ada pembengkakan dan gejala kanker usus besar.

Selain kolonoskopi biasa, dokter juga bisa mendeteksi penyakit menggunakan kolonoskopi virtual dimana selang khusus dimasukan ke anus dan akan ada gas yang dipompa ke dalamnya sehingga usus mengembang dan dokter bisa mengamati keadaan usus dengan bantuan CT scan.

4. Pengobatan kanker usus besar

4. Pengobatan kanker usus besar
Pexels/Pixabay

Perbedaan stadium kanker akan membedakan jenis pengobatan yang akan diberikan oleh dokter. Namun demikian ada tiga jenis pengobatan utama untuk penderita kasus kanker usus besar.

  • Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara pengobatan yang dilakukan dengan tujuan membunuh sel-sel kanker melalui pemberian obat-obatan baik yang berupa tablet, infus, maupun kombinasi keduanya.

Kemoterapi sebelum operasi dilakukan untuk memperlambat penyebaran kanker. Sementara kemoterapi setelah operasi bertujuan untuk mencegah kanker muncul kembali.

Kemoterapi dilakukan secara terjadwal dan jumlah sesi kemoterapi bisa berbeda antar pasien tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Setelah satu sesi kemoterapi selesai pasien akan diberikan waktu istirahat beberapa minggu untuk memulihkan kondisi sebelum sesi kemoterapi selanjutnya dimulai.

Banyak efek samping kemoterapi yang paling terlihat yaitu rontoknya rambut sehingga kepala penderita menjadi botak.

Selain itu penderita kanker juga akan merasa mual, muntah, mudah lelah, muncul sariawan, diare, serta tangan dan kaki terasa panas dan gatal. Biasanya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir.

  • Radioterapi

Tujuan radioterapi sama seperti kemoterapi, yaitu untuk membunuh sel-sel kanker. Namun metode pengobatan yang dilakukan berbeda dengan kemoterapi, dimana radioterapi menggunakan pancaran radiasi sebagai sarana pengobatan.

Radioterapi sebelum operasi dilakukan untuk memperlambat penyebaran kanker, sementara radioterapi yang dilakukan setelah operasi bertujuan untuk mencegah kanker supaya tidak muncul kembali.
Ada dua jenis radioterapi, di antaranya:

  1. Radioterapi eksternal menggunakan pancaran gelombang radiasi tingkat tinggi.
  2. Radioterapi internal menggunakan selang radioaktif yang diletakkan di sebelah kanker.

Beberapa efek samping radioterapi adalah menjadi sering buar air kecil, diare, mual, lelah dan kulit di sekitar anus serta panggul terasa panas.

  • Operasi

Jenis operasi untuk kanker usus besar dapat berbeda antar pasien tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Operasi kolonoskopi atau laparoskopi dilakukan bila kanker masih dalam stadium awal. Sementara jika kanker telah menyebar harus dilakukan operasi kolostomi dengan mengangkat organ usus dan kelenjar getah bening yang telah digerogoti kanker.

Jika kanker sudah pada stadium akhir maka operasi dan terapi hanya bertujuan memperpanjang harapan hidup namun tidak bisa menyembuhkan kanker yang diderita.

5. Pencegahan kanker usus besar

5. Pencegahan kanker usus besar
Pexels/Burst

Kita dapat mencegah kanker usus besar dengan cara menerapkan pola hidup sehat diantaranya dengan rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan sehat yang kaya serat, menjaga berat badan, tidak merokok dan tidak minum alkohol.

Selain itu kamu juga sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap tahunnya agar segera terdeteksi bila ada penyakit berbahaya.

6. Makanan pencegah penyakit kanker usus besar

6. Makanan pencegah penyakit kanker usus besar
Pexels/Kaboompics.com

Untuk mengurangi risiko terjangkit penyakit berbahaya kanker usus besar, selain mengatur pola hidup juga harus memperhatikan pola makan. Diet yang tidak seimbang asupan makanannya dapat menjadi pemicu timbulnya kanker usus besar.

Oleh karena itu meskipun kamu menjalani diet dan mengurangi karbohidrat, tetap harus melengkapi asupan dengan protein nabati, protein hewani, buah-buahan, sayuran, susu bahkan rempah-rempah.

Makanan yang dapat melindungimu dari risiko kanker usus besar diantaranya adalah sayuran buncis dan bayam, kacang polong maupun makanan lain yang tinggi asam folat, susu, biji-bijian, buah-buahan, ikan, ayam, kunyit, bawang merah, bawang putih, teh hitam dan teh hijau.

Nah itulah segala hal yang perlu kamu ketahui tentang penyakit kanker usus besar.

Dengan menerapkan pola hidup dan pola makan seimbang akan menurunkan risiko dalam menderita penyakit ini. Tetap jaga hidup sehat ya!

Baca juga: Dapat Menyebabkan Kanker, Penggunaan 7 Perasa Buatan Dilarang di AS

Baca juga: Waspada, Ternyata Bayi Juga Dapat Terserang Kanker!

Baca juga: Hadiah Seorang Papa untuk Bayinya Sebelum Meninggal karena Kanker

The Latest