- Merokok: Perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena kanker ginjal dibandingkan non-perokok.
- Paparan bahan kimia: Terpapar bahan kimia berbahaya seperti arsenik, kadmium, atau pembersih minyak logam di lingkungan kerja, seperti pertambangan, pengelasan, dan pertanian.
- Riwayat keluarga: Kanker ginjal lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
- Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan peluang terjadinya kanker ginjal.
- Tekanan darah tinggi: Hipertensi dapat menjadi faktor risiko terjadinya kanker ginjal.
- Penyakit ginjal lanjut: Seseorang yang menderita penyakit ginjal stadium lanjut berisiko lebih tinggi.
- Jenis kelamin laki-laki: Laki-laki lebih berisiko terkena kanker ginjal dibandingkan perempuan.
Perbedaan Kanker Ginjal dan Kista Ginjal, Kenali Gejalanya!

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Willi Irawan, SpU
Kista ginjal adalah kantung berisi cairan yang dapat terbentuk di ginjal dan umumnya tidak menimbulkan bahaya atau gejala.
Namun, dalam beberapa kasus, kista ginjal dapat bersifat kanker. Di sisi lain, kanker ginjal terjadi akibat pertumbuhan sel abnormal di jaringan ginjal yang membentuk massa tumor. Kondisi ini dipicu oleh perubahan sel yang membuatnya membelah secara tidak terkendali.
Berikut Popmama.com sudah mengulas informasi mendalam mengenai perbedaan kanker ginjal dan kista ginjal untuk meningkatkan kesadaran kesehatan kamu! Yuk, simak!
1. Perbedaan penyebab kanker dan kista ginjal

Penyebab kanker ginjal
Penyebab pasti kanker ginjal belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker ginjal, di antaranya:
Penyebab kista ginjal
Penyebab pasti kista ginjal belum diketahui. Namun, salah satu teori menyatakan bahwa kista terbentuk saat lapisan permukaan ginjal melemah, membentuk kantong yang kemudian terisi cairan dan berkembang menjadi kista.
2. Perbedaan gejala kanker dan kista ginjal

Gejala kanker ginjal
Kanker ginjal sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas dan biasanya baru terdeteksi saat memeriksa masalah kesehatan lainnya. Jika ada gejala, beberapa tanda yang dapat muncul adalah:
- Ada darah dalam air kencing.
- Benjolan atau bengkak di punggung, di bawah tulang rusuk, atau di leher.
- Nyeri di antara tulang rusuk dan pinggang yang tidak kunjung hilang.
- Kehilangan nafsu makan atau berat badan turun tanpa berusaha.
- Merasa lelah atau tidak bertenaga.
- Suhu tinggi yang tidak kunjung hilang.
- Banyak berkeringat, termasuk pada malam hari.
Gejala kista ginjal
Kista ginjal sederhana yang merupakan jenis kista ginjal paling umum, biasanya tidak memerlukan pengobatan kecuali ukurannya besar dan menimbulkan gejala atau komplikasi. Gejala yang bisa muncul antara lain:
- Nyeri tumpul di punggung atau sisi tubuh.
- Demam.
- Sakit perut bagian atas.
3. Perbedaan diagnosis kanker dan kista ginjal

Tes diagnosis kanker ginjal
Dokter akan mendiagnosis kanker ginjal dengan meninjau riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik, serta tes darah dan urine.
Tes pencitraan yang biasanya dibutuhkan meliputi:
- CT scan: Tes ini bertujuan untuk membuat gambaran lengkap tentang ginjal dan perut. Ini bisa dilakukan dengan atau tanpa pewarna kontras. Sejumlah kecil radiasi digunakan. CT scan sering kali menunjukkan apakah tumor tampak bersifat kanker atau telah menyebar ke luar ginjal.
- MRI: Tes ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran lengkap tentang ginjal dan perut, tetapi tanpa radiasi. Tindakan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa pewarna kontras yang disebut gadolinium, yang harus dihindari pada orang yang menjalani dialisis atau dengan fungsi ginjal yang sangat rendah.
- USG: Tes ini dilakukan dengan menggunakan gelombang suara untuk memberikan gambaran lengkap tentang ginjal dan perut tanpa radiasi. Ini mungkin berguna dalam membantu menentukan apakah massa di ginjal merupakan kista berisi cairan atau tumor padat. Tes ini dilakukan tanpa pewarna kontras.
- Biopsi: Tes ini dapat digunakan dalam kasus-kasus khusus, tetapi biasanya tidak dianjurkan. Biopsi memerlukan sepotong kecil ginjal untuk diangkat dengan jarum dan kemudian diuji untuk sel kanker.
Setelah kanker ginjal ditemukan, dokter akan melakukan tes untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar di dalam ginjal atau ke bagian tubuh lainnya. Proses ini disebut staging. Ini penting sebelum membuat rencana pengobatan. Makin tinggi stadiumnya, makin serius kankernya.
Tes diagnosis Kista ginjal
Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis kista ginjal sederhana meliputi:
- Tes pencitraan: MRI, CT, dan USG merupakan tes pencitraan yang sering digunakan. Tes ini dapat membantu menentukan apakah massa ginjal merupakan kista atau tumor.
- Tes fungsi ginjal: Pengujian sampel darah dapat mengungkapkan apakah kista ginjal memengaruhi kerja ginjal.
4. Perbedaan pengobatan kanker dan kista ginjal
-335eb7d833ab9a3e2ab312447f27b2b7.png)
Pengobatan Kanker ginjal
Pengobatan kanker ginjal bergantung pada stadium dan tingkat tumor, serta usia dan kesehatan secara keseluruhan. Berikut ini beberapa opsinya.
a. Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan pilihan untuk sebagian besar stadium kanker ginjal. Beberapa pilihan pembedahan dapat dipertimbangkan, termasuk:
- Nefrektomi parsial: Dokter bedah mengangkat bagian ginjal yang mengandung tumor.
- Nefrektomi radikal: Dokter bedah mengangkat seluruh ginjal dan beberapa jaringan di sekitarnya. Dokter mungkin juga mengangkat beberapa kelenjar getah bening di area tersebut.
Ketika salah satu ginjal diangkat, ginjal yang tersisa biasanya mampu menjalankan kerja kedua ginjal.
b. Ablasi
Terkadang, panas dan dingin bisa menghancurkan sel kanker. Orang yang bukan kandidat untuk menjalani operasi dapat memperoleh manfaat dari cryoablation atau radiofrequency ablation.
- Cryoablation: Dokter memasukkan jarum melalui kulit lalu ke dalam tumor ginjal. Sel kanker kemudian dibekukan dengan gas dingin.
- Radiofrequency ablation: Dokter memasukkan jarum melalui kulit dan ke dalam tumor ginjal. Selanjutnya, arus listrik dialirkan melalui sel kanker untuk menghancurkannya.
c. Terapi radiasi
Dokter mungkin merekomendasikan terapi radiasi jika kamu hanya memiliki satu ginjal atau jika kamu tidak memenuhi syarat untuk menjalani operasi. Terapi radiasi paling sering digunakan untuk meringankan gejala kanker ginjal, seperti nyeri.
d. Terapi obat yang ditargetkan
Terapi ini menghalangi karakteristik tertentu yang membantu sel kanker berkembang. Misalnya, obat-obatan ini dapat menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru atau protein yang memberi makan kanker.
Terapi obat yang ditargetkan sering kali digunakan ketika pembedahan bukanlah suatu pilihan. Dalam beberapa kasus, obat-obatan ini mungkin diberikan setelah operasi untuk mengurangi risiko kambuhnya kanker.
e. Imunoterapi
Imunoterapi menggunakan obat-obatan tertentu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sendiri. Pada gilirannya, ini membantu tubuh mengenali dan menghancurkan sel kanker dengan lebih efektif. Imunoterapi dapat diberikan sebagai pengobatan mandiri atau bersamaan dengan pembedahan.
f. Kemoterapi
Kemoterapi bukanlah pengobatan standar untuk kanker ginjal. Namun, ini bisa membantu dalam beberapa kasus—biasanya hanya setelah mencoba imunoterapi dan terapi obat yang ditargetkan. Obat kemoterapi diminum atau diberikan melalui pembuluh darah (intravena) dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Pengobatan Kista ginjal
Jika kista ginjal sederhana menimbulkan gejala, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan, seperti:
- Prosedur menusuk dan mengeringkan kista: Prosedur ini melibatkan pengeringan kista dengan jarum yang dimasukkan ke dalam ginjal, kemudian mengisinya dengan larutan. Larutan tersebut berfungsi menyebabkan jaringan parut untuk mencegah cairan kembali masuk. Alkohol atau senyawa kimia terkadang digunakan untuk mengisi kista yang telah dikeringkan. Untuk mengecilkan kista, jarum panjang dan tipis dimasukkan untuk mengeluarkan cairan dari kista, kemudian diisi kembali dengan larutan yang mencegah pembentukan cairan baru.
- Pembedahan untuk Menghilangkan Kista: Jika kista ginjal cukup besar atau kompleks, pembedahan mungkin diperlukan. Dalam prosedur ini, dokter bedah membuat sayatan kecil di kulit, kemudian memasukkan alat khusus dan kamera video kecil untuk memandu prosedur. Cairan dalam kista akan dialirkan, dan dinding kista kemudian dipotong atau dibakar. Pembedahan lebih sering dilakukan untuk kista yang kompleks, terutama jika ada indikasi perubahan yang bisa bersifat kanker.
Beberapa prosedur untuk mengobati kista ginjal mungkin memerlukan rawat inap singkat di rumah sakit.
5. Pencegahan terkena penyakit ginjal

Dalam menjaga kesehatan ginjal dan mengurangi risiko penyakit ginjal, beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
- Cek kesehatan rutin.
- Mengontrol tekanan darah.
- Mengelola kadar gula darah.
- Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang.
- Rutin olahraga.
- Berhenti merokok.
- Tidak menggunakan obat nyeri antiinflamasi nonsteroid secara berlebihan.
6. Apakah kista ginjal dapat menyebabkan kanker?

Kista ginjal bisa bersifat kanker, namun kista ginjal sederhana jarang berkembang menjadi kanker. Sebaliknya, kista ginjal yang kompleks berisiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker.
Kista ginjal kompleks sering menunjukkan ciri-ciri seperti dinding yang lebih tebal atau bahan padat di dalamnya. Jika seseorang memiliki kista ginjal yang kompleks, dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan tambahan, seperti USG panggul, untuk membantu mengetahui apakah kista tersebut bersifat kanker. Untuk mendiagnosis potensi kanker pada kista ginjal, dokter menggunakan sistem klasifikasi yang disebut skala Bosniak.
Berikut penjelasan lengkap mengenai skala Bosniak:
- Kista Bosniak Kelas 1: Kista tipis berisi cairan, tidak ada bahan padat atau kalsifikasi, serta tidak memiliki septa (dinding pemisah dalam kista). Kista ini tergolong jinak dan tidak berisiko menjadi kanker.
- Kista Bosniak Kelas 2: Memiliki septa tipis dengan beberapa kalsifikasi. Ukuran kista biasanya lebih kecil dari 3 cm dan cenderung jinak.
- Kista Bosniak Kelas 2F: Dindingnya lebih tebal atau terdapat beberapa septa dengan kalsifikasi yang lebih tebal. Ukuran kista lebih besar dari 3 cm, namun risikonya tetap rendah untuk menjadi kanker.
- Kista Bosniak Kelas 3: Dinding atau septa kista menebal atau tidak beraturan, serta menunjukkan peningkatan aliran darah, yang meningkatkan kemungkinan kista tersebut menjadi kanker.
- Kista Bosniak Kelas 4: Mengandung pertumbuhan jaringan yang tidak normal dan memiliki peningkatan yang signifikan. Ini menunjukkan kemungkinan besar kista tersebut bersifat kanker.
Perbedaan utama antara kista ginjal dan kanker ginjal terletak pada struktur kista itu sendiri. Kista ginjal sederhana, yang biasanya tidak berisiko menyebabkan kanker, berisi cairan encer dengan dinding tipis. Sementara kista ginjal kompleks, yang bisa berpotensi menyebabkan kanker, cenderung memiliki dinding yang lebih tebal serta berisi cairan dan jaringan.
Kista jinak tidak menyebar, sedangkan kanker ginjal yang tidak ditangani dapat berkembang, menyebar ke organ lain, dan berpotensi mengancam kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Itulah informasi mengenai perbedaan kanker ginjal dan kista ginjal. Pemahaman yang tepat mengenai kedua kondisi ini sangat penting agar kamu dapat segera mengambil langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat. Yuk, jaga kesehatan ginjal kamu dengan gaya hidup sehat, dan pastikan untuk melakukan pemeriksaan medis secara berkala agar segala kondisi bisa terdeteksi lebih dini!
Referensi:
"Kidney Cancer." Cancer Council. Diakses pada Oktober 2024.
"Kidney Cysts." Mayo Clinic. Diakses pada Oktober 2024.
"Kidney Cancer." National Health Service. Diakses pada Oktober 2024.
"Kidney Cancer." National Kidney Foundation. Diakses pada Oktober 2024.
"Kidney Cancer." Cleveland Clinic. Diakses pada Oktober 2024.
"Kidney Cysts." Cleveland Clinic. Diakses pada Oktober 2024.
Lu Y, Hu J, Feng N. "Evolution of renal cyst to renal carcinoma: a case report and review of literature". Int J Clin Exp Pathol. 2021 Apr 15;14(4):463-468.
"Can a cyst on the kidney turn into cancer?" Medical News Today. Diakses pada Oktober 2024.
Silverman, Stuart G., Ivan Pedrosa, et al. “Bosniak Classification of Cystic Renal Masses, Version 2019: An Update Proposal and Needs Assessment.” Radiology 292, no. 2 (June 18, 2019): 475–88.



















