Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Racun Lebah Bisa Hancurkan Sel Kanker Payudara?

Racun Lebah (1)
Freepik/wirestock
Intinya sih...
  • Racun lebah mengandung melittin yang dapat menghancurkan sel kanker payudara tanpa merusak sel sehat.
  • Penelitian menunjukkan racun lebah bisa meningkatkan efek obat kemoterapi dan menekan gen penyebab penyebaran kanker.
  • Paparan racun lebah dosis tinggi bisa memicu peradangan, nyeri, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta reaksi alergi berat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Racun lebah atau bee venom kini menarik perhatian dunia medis karena dipercaya memiliki potensi besar dalam melawan penyakit, termasuk kanker.

Zat alami ini mengandung berbagai senyawa aktif, salah satunya melittin, yang memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, hingga antikanker. Meski menjanjikan, temuan ini masih perlu diuji lebih lanjut sebelum bisa digunakan sebagai terapi manusia.

Penelitian dari jurnal Nature Communications tahun 2020 menemukan bahwa racun lebah mampu menghancurkan sel kanker payudara agresif di laboratorium tanpa merusak sel sehat.

Agar tidak salah mengartikan, Popmama.com akan membahas secara ilmiah penelitiannya mengenai racun lebah bisa hancurkan sel kanker payudara. Mari simak pembahasannya dibawah ini.

1. Apa Itu Racun Lebah dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Racun Lebah
Freepik/Freepik

Racun lebah adalah cairan yang dikeluarkan lebah madu saat menyengat sebagai bentuk pertahanan diri. Komponen utamanya, melittin, diketahui bisa mempengaruhi membran sel dan menyebabkan sel kanker kehilangan kemampuan untuk bertahan hidup.

Zat ini juga menimbulkan reaksi imun yang dapat membantu tubuh mengenali dan melawan sel abnormal. Dengan begitu, sistem kekebalan bisa lebih cepat merespons dan menghentikan pertumbuhan sel kanker sejak awal.

Dalam dunia medis, racun lebah sebenarnya sudah lama diteliti untuk terapi peradangan dan penyakit autoimun. Kini, para ilmuwan mencoba memahami bagaimana komponen yang sama dapat menargetkan sel kanker tanpa merusak jaringan sehat.

2. Bukti Ilmiah dari Berbagai Penelitian

Racun Lebah (3)
Freepik/KamranAydinov

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Harry Perkins Institute of Medical Research di Australia dan diterbitkan dalam jurnal Nature Communications (2020) menjadi salah satu yang paling menonjol.

Menurut ketua peneliti Dr. Ciara Duffy,

“Melittin can completely destroy cancer cell membranes within 60 minutes.” ungkap Dr. Ciara Duffy.

“We found that the venom from honeybees is remarkably effective in killing some of these really aggressive breast cancer cells at concentrations which aren’t as damaging to normal cells.” lanjut Dr. Ciara Duffy.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa racun lebah bisa meningkatkan efek obat kemoterapi seperti docetaxel, sehingga pengobatan menjadi lebih efektif.

Selain itu, riset lanjutan dalam jurnal Biomedicine & Pharmacotherapy (2023) menemukan bahwa racun lebah dapat menekan gen penyebab penyebaran kanker (metastasis).

Tinjauan ilmiah dari jurnal Toxins (2024) juga menyebutkan bahwa melittin memiliki efek sitotoksik selektif pada sel kanker, menjadikannya kandidat kuat untuk pengembangan obat antikanker alami di masa depan.

3. Risiko yang Perlu Diketahui dari Racun Lebah

Racun Lebah (4)
Freepik/wirestock

Walau punya potensi besar, racun lebah bukan tanpa risiko. Studi dalam Frontiers in Pharmacology (2021) mencatat bahwa paparan racun lebah dosis tinggi bisa memicu peradangan berat, nyeri, hingga gangguan fungsi hati dan ginjal pada hewan uji.

Penelitian lain dari Allergy, Asthma & Immunology Research (2022) juga menunjukkan sekitar 2–3% populasi memiliki alergi berat terhadap racun lebah, yang bisa menyebabkan reaksi anafilaksis atau kondisi darurat medis yang berbahaya.

Karena itu, terapi berbasis racun lebah hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis dengan pengawasan ketat. Jangan asal mengambil langkah atau mencoba sendiri karena berbahaya.

Para ahli juga memperingatkan agar tidak menggunakan produk yang mengandung bee venom extract secara sembarangan. Penggunaan tanpa dosis tepat bisa memicu ruam kulit, sesak nafas, hingga penurunan tekanan darah mendadak.

4. Potensi di Masa Depan

Racun Lebah (5)
Freepik/Freepik

Meski risikonya cukup besar, penelitian tentang racun lebah tetap memberikan harapan baru dalam pengembangan obat alami berbasis senyawa bioaktif. Hal ini terus diuji lab oleh ahlinya.

Bila riset lanjutan dan uji klinis berhasil membuktikan keamanannya, bukan tidak mungkin racun lebah suatu hari nanti menjadi bahan tambahan dalam terapi kanker modern.

Beberapa peneliti kini tengah mengembangkan versi sintetis dari melittin, yaitu bentuk tiruan yang mempertahankan efek antikanker tanpa menimbulkan reaksi alergi atau peradangan.

Teknologi ini memungkinkan racun lebah dimodifikasi agar lebih aman digunakan dalam dosis terkontrol. Sehingga perlu adanya penelitian secara mendalam untuk memastikan agar aman digunakan.

Dalam laporan npj Precision Oncology (2023), uji awal terhadap melittin sintetis menunjukkan hasil positif dalam menekan pertumbuhan tumor pada hewan tanpa efek samping serius.

Selain untuk kanker payudara, riset lain juga menguji potensi racun lebah terhadap kanker paru, melanoma, dan kanker serviks. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana racun lebah berpengaruh pada tubuh.

Dengan pendekatan bioteknologi yang semakin maju, racun lebah bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan obat antikanker masa depan yang lebih ramah tubuh.

Penelitian tentang racun lebah memang membuka peluang baru bagi terapi kanker alami. Namun, para ahli sepakat bahwa penggunaannya di luar konteks medis bisa berbahaya.

Nah, itulah pembahasan mengenai racun lebah bisa hancurkan sel kanker payudara. Sekarang sudah lebih tahu ya, Ma. Jadi, tetap harus konsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Fakta Persahabatan Taylor Swift dan Gigi Hadid, Berteman sejak 2014

15 Des 2025, 05:48 WIBLife