- Selalu gunakan sepatu bot dan sarung tangan saat membersihkan genangan air atau lingkungan yang kotor.
- Hindari bermain di air saat banjir, terutama bagi anak-anak.
- Selalu tutup luka dengan plester agar tidak menjadi pintu masuk bakteri.
Bahaya Leptospirosis, Penyakit yang Disebabkan Kencing Tikus

Kencing tikus atau urin yang dikeluarkan oleh tikus mungkin sering dianggap sepele. Padahal, kencing tikus bisa membawa penyakit serius yang dikenal dengan nama leptospirosis.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang dapat menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi, salah satunya adalah tikus.
Jika tidak segera ditangani, leptospirosis bisa menimbulkan komplikasi berbahaya hingga mengancam jiwa.
Leptospirosis kerap muncul setelah banjir, ketika banyak genangan air bercampur dengan kotoran tikus.
Kementerian Kesehatan RI mengategorikan penyakit ini dalam daftar penyakit menular yang sering meningkat kasusnya saat musim hujan dan banjir di Indonesia.
Mama perlu waspada karena bakteri ini bisa masuk melalui kulit yang terluka maupun selaput lendir seperti mata, hidung, dan mulut.
Di artikel ini, Popmama.com telah merangkum informasi seputar leptospirosis penyakit yang disebabkan kencing tikus. Penting bagi Mama untuk mengetahui cara penularan, gejala, serta pencegahannya agar si Anak bisa selalu terlindungi.
1. Apa itu leptospirosis?

Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyakit ini bisa menular dari hewan ke manusia, terutama melalui urine tikus yang mencemari tanah atau air.
Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam kondisi lembap selama berminggu-minggu, sehingga risiko penularan cukup tinggi, terutama di daerah rawan banjir.
Penyakit ini berbahaya karena dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk ginjal, hati, paru-paru, bahkan otak.
Dalam kasus yang parah, leptospirosis dapat menyebabkan gagal ginjal, meningitis, hingga kematian bila tidak segera ditangani.
Karena gejalanya sering mirip flu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi. Oleh sebab itu, Mama perlu mewaspadai setiap gejala yang muncul setelah kontak dengan air atau tanah yang kotor.
2. Cara penularan leptospirosis

Bakteri Leptospira dapat masuk ke tubuh manusia melalui berbagai cara. Salah satunya adalah lewat luka terbuka di kulit, misalnya lecet, goresan, atau bekas gigitan serangga.
Selain itu, bakteri juga bisa masuk melalui selaput lendir, seperti mata, hidung, dan mulut saat seseorang tanpa sengaja menyentuh air yang terkontaminasi.
Risiko penularan semakin tinggi jika Mama atau keluarga sering berkontak langsung dengan genangan air banjir, got, atau tanah becek yang tercemar urin tikus.
Anak-anak yang bermain di air banjir juga lebih rentan karena sering tidak menyadari adanya luka kecil di tubuh mereka.
Itulah sebabnya penting untuk selalu melindungi diri dengan sepatu bot, sarung tangan, atau menutup luka dengan plester sebelum beraktivitas di area berisiko.
3. Gejala leptospirosis, mirip flu tapi lebih berat

Salah satu tantangan dalam mendeteksi leptospirosis adalah gejalanya yang mirip flu biasa. Penderita biasanya mengalami demam tinggi, nyeri otot terutama di betis dan punggung, serta mata yang memerah.
Tidak jarang juga muncul gejala mual, muntah, dan diare. Gejala-gejala ini membuat banyak orang mengira bahwa mereka hanya terserang flu musiman atau penyakit perut.
Namun, bila infeksi sudah parah, leptospirosis bisa menimbulkan tanda lebih serius seperti kulit dan mata menguning sebagai tanda gangguan hati, atau sesak napas akibat komplikasi paru.
Kondisi ini tentu sangat berbahaya, terutama bila tidak segera mendapat penanganan medis.
Jika Mama melihat gejala seperti ini pada si Anak atau anggota keluarga lain setelah banjir atau kontak dengan air kotor, segeralah periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.
4. Siapa yang lebih rentan terserang leptospirosis?

Tidak semua orang memiliki risiko yang sama terhadap leptospirosis. Masyarakat yang tinggal atau bekerja di area dengan sanitasi buruk lebih berpotensi terinfeksi penyakit ini.
Begitu juga dengan masyarakat yang sering kontak dengan air got atau genangan banjir. Petugas kebersihan, pekerja pertanian, maupun masyarakat yang sehari-hari berada di lingkungan becek juga termasuk dalam kelompok rawan.
Selain itu, orang dengan luka terbuka di kulit yang terkena air kotor memiliki risiko lebih tinggi. Anak-anak pun sangat rentan karena sering bermain di genangan air tanpa menyadari bahayanya.
Mama perlu mengingat bahwa sistem kekebalan tubuh anak belum sekuat orang dewasa, sehingga komplikasi bisa lebih cepat muncul.
5. Cara mencegah leptospirosis di rumah

Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati, termasuk dalam kasus leptospirosis. Beberapa langkah pencegahan sederhana bisa dilakukan di rumah.
Beberapa tindakan pencegahan yang penting untuk dilakukan adalah:
Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan dari kontaminasi hama tikus juga penting.
Mama bisa melakukannya dengan memastikan sampah selalu dibuang pada tempatnya, menutup makanan agar tidak dihinggapi tikus, dan membersihkan rumah secara rutin.
Jika ada gejala mencurigakan setelah terpapar air kotor, segera bawa keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapat diagnosis dan penanganan dini.
Itulah informasi mengenai leptospirosis penyakit yang disebabkan kencing tikus. Semoga dapat meningkatkan kewaspadaan Mama, ya!



















