9 Fakta Penyakit Lupus, Termasuk dalam Penyakit Autoimun

- Lupus adalah penyakit autoimun sulit didiagnosis
- Perempuan lebih rentan terkena lupus, sering menyerang organ vital
- Tidak menular, tidak ada obat untuk lupus, stres dan faktor lingkungan bisa memicu penyakit ini
Kamu pernah dengar tentang penyakit ‘seribu wajah?’ Yup, itulah julukan untuk lupus, penyakit yang bisa menyerang di berbagai bagian tubuh.
Meskipun tidak menular, lupus bisa berdampak serius pada kualitas hidup penderitanya. Sebuah penelitian dari Johns Hopkins Lupus Center, lebih dari 90% penderita lupus adalah perempuan, dan sebagian besar terdiagnosis di usia produktif.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari gejala awal lupus karena kemiripannya dengan penyakit lain. Maka itu, Popmama.com akan membahas lebih dalam terkait 9 fakta penyakit lupus.
1. Termasuk penyakit autoimun yang sulit didiagnosis

Lupus bukanlah sekadar penyakit biasa, tetapi kondisi autoimun yang membuat sistem imun menyerang tubuh itu sendiri. Akibatnya, organ dan jaringan bisa mengalami peradangan serius tanpa sebab yang jelas.
Gejalanya sering menyamar jadi keluhan umum seperti flu, nyeri sendi, atau ruam kulit. Bahkan, menurut American College of Rheumatology, dibutuhkan rata-rata enam tahun untuk akhirnya mendapat diagnosis yang tepat.
2. Perempuan lebih rentan terkena lupus

Sekitar 90% penderita lupus adalah perempuan, dan kebanyakan didiagnosis saat usia produktif, yaitu 15-45 tahun. Artinya, lupus sering menyerang di masa perempuan sedang aktif-aktifnya secara fisik dan sosial.
Mengutip dari National Institutes of Health (NIH) menduga, bahwa hormon estrogen mungkin jadi penyebabnya. Estrogen diyakini bisa memperkuat sistem imun, termasuk yang justru menyerang tubuh sendiri seperti pada lupus.
3. Bisa menyerang organ vital

Lupus tak hanya berdampak di luar, tetapi juga menyerang organ dalam. Penyakit ini juga bisa menyerang organ dalam seperti ginjal, jantung, dan otak.
Menurut Lupus Foundation of America, sekitar 50% pasien lupus mengalami masalah ginjal serius. Karena itu, deteksi dini sangat penting agar komplikasi bisa dicegah sejak awal.
4. Gejalanya sangat beragam

Lupus bisa membuat tubuh terasa sangat lelah, wajah memerah seperti terbakar matahari, dan sendi nyeri seolah habis olahraga berat. Gejalanya tidak muncul secara berurutan, bisa datang dan pergi tanpa pola yang jelas.
Tidak ada dua penderita lupus mengalami gejala dengan cara yang sama. Inilah yang jadi tantangan besar, karena dokter pun butuh waktu dan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan diagnosis lupus.
5. Lupus merupakan penyakit tidak menular

Tidak sedikit yang salah kaprah tentang penyakit ini. Lupus bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri, jadi kamu tidak perlu khawatir akan menulari orang lain.
Menurut World Health Organization (WHO), lupus muncul akibat gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang salah menyerang jaringan tubuh sendiri. Tentunya, ini berbeda dengan penyakit menular seperti flu atau TBC.
6. Tidak ada obat untuk lupus, tapi bisa dikendalikan

Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan lupus sepenuhnya. Namun, dengan pengobatan yang tepat, gejala bisa dikendalikan dan kerusakan organ dapat dicegah.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, bahwa kortikosteroid dan obat imunosupresif adalah pilihan utama dalam pengobatan lupus. Dengan pengawasan medis yang tepat, penderita lupus dapat menjalani kehidupan yang normal.
7. Stres bisa memperparah lupus

Kondisi emosional seperti stres dan kecemasan dapat memicu kekambuhan lupus. Ketika tubuh berada dalam kondisi yang tidak seimbang, lupus cenderung lebih aktif.
Teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi untuk membantu mengendalikan gejala. Selain itu, keduanya juga dapat meningkatkan kualitas tidur dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
8. Lupus bisa dipicu oleh faktor lingkungan

Selain genetik, lupus juga bisa dipicu oleh faktor eksternal. Paparan sinar UV, infeksi virus, dan obat-obatan tertentu jadi pemicunya.
Lingkungan sangatlah berperan besar dalam mengaktifkan penyakit ini. Terutama pada individu yang sudah punya risiko genetik.
9. Deteksi dini sangat penting

Gejala awal lupus sering kali diabaikan karena mirip dengan kondisi ringan lainnya. Padahal, pengobatan akan lebih efektif jika dimulai sejak dini.
Semakin cepat lupus terdiagnosis, semakin besar kemungkinan untuk mengontrol gejalanya. Jangan remehkan tanda-tanda awal, segera konsultasikan dengan dokter untuk langkah yang tepat.
Itu dia 9 fakta penyakit lupus. Meskipun gejalanya sering kali mirip dengan berbagai penyakit ringan, deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.



















