Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kolaborasi & Edukasi Tenaga Kesehatan Peringati Hari Prematur Sedunia

unnamed (3).jpg
Dalam memperingati Hari Prematur Sedunia pada 17 November, tahun ini, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bersama Nestlé Indonesia menggelar seminar nasional bertajuk "From Fragile Beginnings to Strong Futures: Advancing Nutrition for Premature Infants" (Dok. Nestle)
Intinya sih...
  • RSCM dan Nestlé Indonesia menyelenggarakan seminar nasional untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam merawat bayi prematur dan BBLR di Indonesia.
  • Perawatan bayi prematur membutuhkan gizi optimal sejak hari pertama serta pendekatan holistik yang melibatkan tenaga kesehatan dan keluarga.
  • Melalui inisiatif edukasi dan dukungan nyata seperti Little Bundle of Hope, Nestlé menegaskan komitmennya mendukung penurunan angka kematian bayi prematur di Indonesia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hari Prematur Sedunia diperingati pada 17 November setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran tentang kelahiran prematur serta masalah yang dihadapi bayi prematur dan keluarga di seluruh dunia. Tahun ini, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bersama Nestlé Indonesia menggelar seminar nasional bertajuk "From Fragile Beginnings to Strong Futures: Advancing Nutrition for Premature Infants".

Seminar yang diselenggarakan secara hybrid, bertujuan untuk meningkatkan kualitas para tenaga kesehatan yang bertugas merawat bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). Sebanyak 2.000 tenaga kesehatan lintas profesi mulai dari dokter anak, perawat hingga ahli gizi dari 200 rumah sakit di Jakarta, Bali, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Aceh dan Papua mengikuti seminar ini.

Berikut informasi selengkapnya!

Table of Content

1. Tantangan besar prematuritas dan dampaknya di Indonesia

1. Tantangan besar prematuritas dan dampaknya di Indonesia

unnamed (2).jpg
Seminar nasional “From Fragile Beginnings to Strong Futures: Advancing Nutrition for Premature Infants” digelar secara hybrid untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam merawat bayi prematur dan BBLR (Dok. Nestle)

Secara global, kelahiran prematur masih menjadi tantangan besar dan merupakan penyebab utama kematian anak di bawah usia lima tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, setiap tahun sekitar 15 juta bayi lahir prematur di dunia, dan lebih dari satu juta di antaranya meninggal akibat komplikasi yang sebenarnya dapat dicegah. Indonesia sendiri menempati peringkat kelima tertinggi di dunia, dengan estimasi 675.700 bayi lahir prematur setiap tahun.

Profil Kesehatan Indonesia 2024 mencatat sekitar 26,4% kematian bayi di Indonesia terjadi pada masa neonatal (0– 28 hari), dan 22,5% kematian post-neonatal (29 hari–11 bulan), di mana Prematuritas dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) menjadi penyebab utama. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan nyata dari ribuan perjuangan kecil yang terjadi setiap hari di ruang-ruang perawatan intensif, di mana tenaga kesehatan berupaya memberi awal kehidupan terbaik bagi bayi-bayi yang lahir sebelum waktunya.


2. Kolaborasi untuk meningkatkan kualitas perawatan bayi prematur

unnamed (1).jpg
Seminar nasional “From Fragile Beginnings to Strong Futures: Advancing Nutrition for Premature Infants” digelar secara hybrid untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam merawat bayi prematur dan BBLR (Dok. Nestle)

Mengusung filosofi Force for Good, Nestlé kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung kesehatan sejak awal kehidupan melalui edukasi dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, termasuk dalam perawatan bayi prematur. Untuk itu, Nestlé berkolaborasi dengan berbagai rumah sakit, termasuk Unit Perawatan Intensif Neonatal (NICU) di seluruh Indonesia untuk menyediakan sesi edukasi bagi tenaga kesehatan.

dr. Supriyanto, Sp. B, FINACS, M.Kes, Direktur Utama RSCM menyambut baik kerja sama antara RSCM dan Nestlé Indonesia untuk memperingati Hari Prematur Sedunia 2025. “Penyelenggaraan seminar nasional ini menjadi langkah berarti untuk memperkuat layanan para tenaga kesehatan bagi bayi-bayi prematur di Indonesia. Melalui peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan, penyediaan edukasi yang lebih luas, serta dukungan nyata seperti Little Bundle of Hope, kami ingin memastikan setiap bayi prematur mendapatkan perhatian dan kesempatan terbaik untuk tumbuh dan berkembang. Kolaborasi ini menjadi pengingat bahwa menjaga kehidupan sejak detik pertama adalah wujud kepedulian kita terhadap masa depan anak-anak Indonesia.”


3. Gizi optimal dan pendekatan holistik untuk tumbuh kembang

photo session.JPG
Dalam memperingati Hari Prematur Sedunia pada 17 November, tahun ini, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bersama Nestlé Indonesia menggelar seminar nasional bertajuk "From Fragile Beginnings to Strong Futures: Advancing Nutrition for Premature Infants" (Dok. Nestle)

Seminar nasional ini menghadirkan para pakar di bidang neonatologi dan tumbuh kembang anak. Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp. Neo., Spesialis Anak dan Neonatologi RSCM menekankan pentingnya perawatan dan pemberian asupan gizi yang tepat dan optimal sejak hari pertama kehidupan bayi prematur. “Perawatan bayi prematur tidak hanya berfokus pada kelangsungan hidup, tetapi juga pada kualitas tumbuh kembangnya. Asupan gizi yang tepat sejak hari pertama sangat menentukan bagaimana bayi dapat bertahan dan berkembang di kemudian hari. ASI adalah sumber gizi utama bagi bayi prematur dan ASI dapat ditambahkan dengan human milk fortifier (Pelengkap Gizi Air Susu Ibu) untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi,” ujar Prof. Rinawati. Ia menambahkan bahwa jika ASI tidak tersedia, maka bisa diberikan ASI donor yang sudah melalui proses skrining. Apabila ASI donor juga tidak tersedia, tenaga kesehatan dapat menyarankan pangan olahan untuk keperluan medis khusus bayi prematur. Penting bagi tenaga kesehatan untuk mempertimbangkan pilihan yang sudah teruji klinis dan didukung publikasi ilmiah,” jelas Prof. Rinawati.

Dr.dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH, Ahli Tumbuh Kembang Pediatri RSCM, menyoroti pentingnya pendekatan holistik: “Bayi prematur dan BBLR membutuhkan perhatian menyeluruh, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga dari dukungan emosional keluarga, stimulasi, dan asupan gizi yang berkelanjutan. Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk mengedukasi dan mendampingi orang tua agar tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal,” ujar dr. Bernie.

4. Peran keluarga dan dukungan berkelanjutan bagi bayi prematur

unnamed (1).jpg
Seminar nasional “From Fragile Beginnings to Strong Futures: Advancing Nutrition for Premature Infants” digelar secara hybrid untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam merawat bayi prematur dan BBLR (Dok. Nestle)

Pendekatan menyeluruh ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara tenaga kesehatan dan orang tua sebagai satu kesatuan dalam proses perawatan. Di balik setiap bayi prematur yang tumbuh kuat, ada peran tak ternilai dari keluarga yang dengan penuh kesabaran mendampingi setiap langkah kecil sang buah hati. Dalam sesi berbagi inspirasi, Arumi Bachsin, aktris sekaligus ibu, menceritakan perjalanan emosionalnya dalam membesarkan sang buah hati yang lahir secara prematur. “Menjadi ibu dari bayi prematur adalah perjalanan yang penuh tantangan dan emosi. Setiap detik terasa berharga, namun juga dipenuhi kekhawatiran. Memberikan ASI eksklusif menjadi prioritas utama, meski tidak selalu mudah. Bayi prematur sering kali kesulitan menyusu, sehingga saya harus berjuang memompa ASI dan memberikannya sedikit demi sedikit. Semua itu membuat perjuangan ini terasa berarti,” ungkap Arumi.

Ia menambahkan, “Saya merasakan dukungan yang luar biasa dari dokter dan tenaga kesehatan selama proses ini. Di balik rasa cemas dan lelah, ada momen-momen kecil yang begitu berharga—senyuman pertama, berat badan yang bertambah, dan tatapan mata yang penuh kasih. Semua itu membuat perjuangan ini terasa berarti.”

5. Simbol dedikasi: Little Bundle of Hope

unnamed.jpg
Sebagai simbol kasih dan dedikasi yang merepresentasikan kehangatan dan kedekatan ibu dan bayi, sebanyak 200 rumah sakit menerima "Little Bundle of Hope" (Dok. Nestle)

Lebih lanjut sebagai bagian peringatan Hari Prematur Sedunia 2025, sebanyak 200 rumah sakit juga menerima “Little Bundle of Hope” berisi baju kanguru dan Booklet Grafik Fenton sebagai simbol kasih dan dedikasi dalam mendukung penerapan metode Kangaroo Care, yang membantu menjaga kehangatan dan kedekatan antara ibu dan bayi.

Melalui inisiatif ini, Nestlé Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi di Indonesia. Sejalan dengan tema global Nestlé, “Your Commitment, Their Hope”, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa dukungan yang tepat sejak awal kehidupan dapat membawa harapan besar bagi masa depan hebat bayi-bayi prematur Indonesia. (WEB/AD)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anastasia Desire
EditorAnastasia Desire
Follow Us

Latest in Life

See More

Hukum Potong Kuku atau Rambut saat Haid Menurut Islam

12 Des 2025, 18:10 WIBLife