Laki-Laki di Amerika Tewas Akibat 9 Kg Tinja di Perutnya

- Stewart tinggal di panti asuhan karena butuh bantuan harian dan punya riwayat sembelit kronis serta efek samping obat yang berat.
- Keluarga menilai gejala Stewart terlihat jelas sebelum ia meninggal, namun tidak ditindaklanjuti oleh staf panti.
- Keluarga menuntut pertanggungjawaban penuh dari pihak panti sebagai bentuk tuntutan atas tanggung jawab yang diabaikan.
Kisah tragis datang dari Ohio, Amerika Serikat. Seorang laki-laki bernama James Stewart (41) ditemukan meninggal dunia akibat penyumbatan parah di bagian ususnya. Kondisi ini dipicu oleh penumpukan tinja yang mencapai 9 kilogram.
Stewart diketahui tinggal di panti asuhan Clear Skies Ahead karena membutuhkan pendampingan sehari-hari. Riwayat gangguan perkembangan intelektual serta efek samping obat yang dikonsumsinya membuat kesehatan pencernaannya rentan bermasalah.
Kejadian ini menjadi pengingat masalah sembelit bukan hal sepele. Senada dengan Atherosclerosis Journal, mereka menyoroti gangguan pencernaan kronis, termasuk sembelit berat, dapat memicu stres fisiologis pada tubuh.
Kondisi tersebut dapat memengaruhi fungsi organ lain dalam tubuh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, risikonya bisa berkembang menjadi komplikasi serius.
Lalu, bagaimana sebenarnya kasus Stewart bisa terjadi? Berikut Popmama.com sajikan informasi tentang laki-laki di Amerika tewas akibat 9 kg tinja di perutnya. Simak di bawah!
1. Stewart tinggal di panti asuhan karena butuh pendampingan harian

Menurut laporan The Independent, Stewart menetap di panti asuhan Clear Skies Ahead karena membutuhkan pengawasan penuh dalam aktivitas harian.
Kondisi perkembangan intelektualnya yang berbeda membuat ia tidak bisa hidup mandiri, termasuk dalam mengatur kesehatan tubuhnya sendiri.
Selain itu, Stewart memiliki riwayat sembelit kronis dan rutin mengonsumsi obat yang menimbulkan efek samping cukup berat di sistem pencernaan. Kondisi ini membuat tubuhnya makin rentan, hingga akhirnya berakibat fatal pada dirinya.
2. Keluarga menilai gejala Stewart terlihat jelas sebelum ia meninggal

Melalui gugatan yang diajukan keluarga, Stewart disebut sudah tidak buang air besar selama berminggu-minggu sebelum meninggal. Kondisi ini sebenarnya sudah cukup untuk menjadi alarm serius, mengingat riwayat kesehatannya yang memang rentan.
Tanda-tanda fisiknya pun makin jelas, perutnya membengkak, rasa sakit terus meningkat, dan perilakunya berubah hingga tampak lemas serta putus asa. Bahkan, saat diperiksa, sudah terlihat memar pada bagian perutnya.
Namun, menurut keluarga, sinyal-sinyal tersebut tidak ditindaklanjuti oleh staf Clear Skies Ahead dengan melibatkan dokter ataupun memberi kabar kepada pihak keluarga.
Pada hari kematiannya, seorang staf dilaporkan hanya menyuruh Stewart duduk di toilet, tetapi ia tetap tidak bisa buang air besar. Tak lama kemudian, Stewart ditemukan tidak responsif di kamarnya.
Tim pertama yang datang mencatat adanya perubahan warna pada perut serta pembengkakan ekstrem yang terasa sangat kaku. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit, sayangnya nyawanya tidak tertolong.
Pemeriksaan medis menemukan usus besarnya tersumbat tinja mengeras seberat lebih dari 9 kilogram, hingga menciptakan tekanan hebat dan menyebabkan robekan mikro yang memicu kondisi fatal di dalam rongga tubuhnya.
3. Keluarga menuntut pertanggungjawaban penuh dari pihak panti

Pengacara keluarga Stewart, Matt Mooney, menegaskan gugatan ini digulirkan sebagai bentuk tuntutan atas tanggung jawab yang mereka nilai telah diabaikan. Ia menyebut Clear Skies Ahead seharusnya menjadi ruang aman bagi individu paling rentan, termasuk Stewart.
Mooney juga mengungkapkan tragedi ini seharusnya dapat dicegah bila Stewart mendapatkan perawatan yang layak. Menurutnya, gugatan ini tak hanya tentang mencari keadilan, tetapi juga memastikan tidak ada keluarga lain yang harus merasakan kehilangan serupa.
Cara Mengatasi Sembelit

Sembelit dapat diredakan dengan beberapa langkah. Salah satunya dengan meningkatkan konsumsi serat dari buah, sayuran, dan biji-bijian, serta perbanyak minum air untuk membantu melunakkan feses.
Tak hanya itu, aktivitas fisik juga berperan penting karena membantu merangsang pergerakan usus secara alami.
Sejumlah studi kesehatan, termasuk Nutrients, menekankan pentingnya memantau pola makan, menjaga hidrasi, dan memahami efek samping obat-obatan tertentu.
Dengan demikian ketiga faktor ini menjadi kunci dalam mencegah sembelit agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Itu dia informasi tentang laki-laki di Amerika tewas akibat 9 kg tinja di perutnya. Semoga kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kesehatan pencernaan dan lebih memahami gejala yang tidak biasa pada tubuh.
FAQ tentang Sembelit Kronis
| 1. Apa penyebab paling umum dari sembelit kronis? | Penyebabnya beragam, termasuk kurang serat, kurang minum, kurang aktivitas fisik, efek samping obat, gangguan hormon, hingga kondisi medis tertentu seperti irritable bowel syndrome (IBS). |
| 2. Apakah pola makan berpengaruh besar terhadap risiko sembelit? | Sangat berpengaruh. Pola makan minim serat dan terlalu banyak makanan olahan dapat membuat usus bekerja lebih lambat, sehingga meningkatkan risiko sembelit. |
| 3. Apakah sembelit kronis bisa menyebabkan komplikasi berbahaya? | Bisa. Jika dibiarkan, sembelit dapat memicu impaksi feses, robekan kecil pada usus, gangguan pencernaan yang lebih parah, hingga tekanan berlebih di rongga perut. |



















