Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

8 Nilai dan Fakta Film A Normal Woman, Bahas Mental Health!

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health! (11).png
Instagram.com/sodamachinefilms
Intinya sih...
  • Film A Normal Woman tayang di Netflix mulai 24 Juli 2025
  • Terinspirasi dari penyakit kronis dan autoimun, bedah karakter dikulik dengan teori dari buku Psikologi
  • Mengangkat isu kesehatan mental yang dibalut fantasi, ungkap sisi lain perempuan yang selalu dianggap sempurna
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Film bergenre drama psikologis besutan sutradara Lucky Kuswandi, A Normal Woman resmi tayang secara eksklusif di Netflix mulai 24 Juli 2025. Film ini dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris ternama, yakni Marissa Anita, Dion Wiyoko, Widyawati, Gisella Anastasia, dan Mima Shafa. 

A Normal Woman membahas topik kesehatan mental, pencarian jati diri, dan ekspektasi sosial yang tinggi dalam kehidupan seorang perempuan. Drama yang tersaji dalam film ini juga dikemas dengan berbagai konflik keluarga yang terasa dekat dan kerap ditemui di kehidupan para perempuan.

Film ini juga memiliki tema yang masih cukup fresh di layar kaca Indonesia, banyak teori dan pertanyaan yang mungkin muncul setelah ditonton. Dalam sebuah wawancara eksklusif yang dilakukan Popmama.com, Lucky Iswandi selaku sutradara dan para pemeran menceritakan bagaimana proses syuting dan apa saja yang akan disajikan dalam film A Normal Woman.  

Yuk, simak pembahasan selengkapnya yang telah Popmama.com rangkum mengenai 8 fakta dan nilai penting film A Normal Woman yang bahas mental health!

1. Terinspirasi dari penyakit kronis dan autoimun

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health! (4).png
Instagram.com/sodamachinefilms

A Normal Woman merupakan film bergenre drama psikologis yang dibalut dengan nuansa misteri dan kelam. Terciptanya film ini rupanya memiliki alasan yang cukup menarik dan berdasarkan riset yang kuat.

Sang sutradara, yakni Lucky Iswandi, mengungkapkan terciptanya film ini muncul saat dirinya melakukan riset pribadi seputar penyakit kronis dan autoimun. Penderita penyakit ini biasanya akan mengalami masalah kesehatan yang menandakan bahwa ada yang salah dengan sistem yang ada di dalam tubuh, imun merasa bingung mana yang harus dilindungi dan dilawan karena hal tersebut.

Inspirasi tersebut yang akhirnya membuat Lucky Iswandi dan Andri Chung selaku penulis menciptakan cerita penuh drama dan misteri dalam A Normal Woman.

Film yang digarap oleh Soda Machine Films ini menggambarkan bagaimana tubuh dan pikiran dapat memberi sinyal saat ada yang salah dengan yang terjadi. Ada gejala-gejala aneh yang juga dapat muncul saat tubuh merasa ada yang tidak beres. 

2. Bedah karakter diambil dari buku Psikologi

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health!.png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Dalam sebuah wawancara eksklusif yang berlangsung 8 Juli 2025 di Bintaro, Tangerang Selatan, Marissa Anita yang berperan sebagai Milla, tokoh utama dari film ini mengatakan pendalaman karakternya juga ditelusuri berdasarkan teori Psikologi. 

“Pendalaman pertama itu dimulai saat aku sama Lucky ketemu untuk ngeteh, terus dia bawa buku tebal, The Myth of Normal-nya dr.Gabor Máté,” kata Marissa Anita kepada Popmama.com, Selasa(8/7/25).

Untuk memberikan film yang berkualitas, bedah karakter Milla yang menderita penyakit aneh dan gangguan mental didasari oleh riset ilmu pengetahuan. Buku tersebut menjadi salah satu inspirasi utama dari kisah yang tersaji dalam film ini. Teori tentang tubuh yang dapat merespons saat merasa ada yang salah juga diambil dari buku tersebut. 

3. Beberapa pemeran juga mendalami ilmu Psikologi

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health! (5).png
Instagram.com/sodamachinefilms

Bukan hanya sang sutradara yang mendalami fondasi cerita dengan teori Psikologi, beberapa pemeran yang terlibat dalam film ini juga memiliki dasar ilmu tersebut. Diketahui Marissa Anita memiliki ketertarikan terhadap buku-buku psikologi dan aktif menulis opini seputar kesehatan mental di Greatmind Indonesia.

Pemeran lainnya yakni Mima Shafa yang berperan sebagai Angel, anak dari Milla juga memiliki pengalaman pribadi seputar masalah kesehatan mental. Putri dari artis Mona Ratuliu dan Indra Brasco ini juga tengah menempuh pendidikan di bidang Psikologi Universitas Tarumanegara.

“Berdasarkan persona yang ditampilan Mima di media sosial dan juga kepeduliannya tentang kesehatan mental khususnya di generasi kita saat ini,” kata Lucky Iswandi, Sutradara film A Normal Woman

4. Mengangkat isu kesehatan mental yang dibalut fantasi

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health!.png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Film ini mengangkat isu kesehatan mental dengan pendekatan yang unik, yakni melalui balutan cerita fantasi. Tokoh utama di film A Normal Woman digambarkan menderita kondisi psikologis yang kompleks seperti depresi, krisis identitas, dan halusinasi yang akhirnya memicu munculnya penyakit misterius sebagai respons atas penolakan tubuh.

“Jadi ada hubungan antara pikiran dan tubuh kita. Kalau misalnya ada sesuatu yang tidak selaras dalam pikiran kita, tubuh kita akan memberikan alarm yang bentuknya bisa macam-macam, setiap orang beda-beda. Kayak Milla yang tiba-tiba jadi rashes, ruam-ruam dan gatal itu aku tau ada orang yang kayak gitu juga kalau lagi stres atau merasa tertekan. Ada juga yang asam lambungnya naik, ada yang sendi-sendinya sakit semua, ada yang sakit punggung,” jelas Marissa.

Marissa mengungkapkan bahwa hal ini dapat terjadi pada siapa saja karena tubuh dapat memberikan respon saat ada yang tidak beres. Terdapat hubungan antara kondisi pikiran terhadap respon yang muncul pada tubuh manusia.

5. Ungkap sisi lain perempuan yang selalu dianggap sempurna

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health! (9).png
Instagram.com/sodamachinefilms

Film yang diproduksi Soda Machine Films bersama Netflix Indonesia ini, membahas isu perempuan yang kerap diposisikan sebagai sosok sempurna oleh masyarakat, dimana perempuan harus cantik, sabar, cerdas, sekaligus mampu memenuhi ekspektasi di berbagai aspek kehidupan.

Milla sebagai tokoh utama dalam film, mengkritisi bagaimana tekanan sosial yang muncul sering kali tidak disadari dapat membebani perempuan dalam diam.

‘Memang kondisi society kita di kondisi perempuan itu melawan satu sama lain, sayangnya. Tapi di film ini, meskipun ibu mertua memiliki peran yang menuntut dan begitu keras, tapi kita juga bisa memahami di balik itu semua. Mereka hanya menjalankan peran mereka sebagai ibu mertua yang harus menjaga keutuhan sebuah keluarga vs Milla yang harus menjalankan peran yang sebenarnya bukan dia,” tutur Lucky.

6. Perlihatkan pengaruh ekspektasi orang lain melawan jati diri sesungguhnya

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health! (8).png
Instagram.com/sodamachinefilms

Ekspektasi orang lain yang dituju pada seorang perempuan seringkali menjadi tekanan yang secara tidak langsung memengaruhi cara seseorang melihat dan menjalani hidupnya. Ekspektasi yang bertentangan dengan jati diri sebenarnya dapat memciu munculnya konflik batin yang bisa berdampak besar terhadap kesehatan mental dan emosional.

“Jadi struggle antara siapa yang seharusnya menjadi versus siapa mereka sebenarnya.  Itu kan yang menjadi konflik besar ya untuk semua karakternya,” tambah Lucky.

Dalam film A Normal Woman, karakter Milla yang menjalani kehidupannya berdasarkan ekspektasi orang lain serta tidak sesuai dengan jati diri dan apa yang diharapkannya seolah menjadi bom waktu. Kehidupan yang tidak sesuai tersebut membuat dirinya mengalami penyakit misterius yang muncul sebagai respon atas penolakan diri.

7. Membahas isu standar kecantikan perempuan

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health! (3).png
Instagram.com/sodamachinefilms

Selain membahas tentang masalah kesehatan mental, A Normal Woman juga menyoroti isu-isu lain yang berkembang di masyarakat, salah satunya standar kecantikan perempuan. Dalam film ini juga digambarkan bagaimana standar kecantikan yang menjadi idaman dan dipuja-puja dengan standar kecantikan yang dianggap tidak sesuai hingga akhirnya dihujat.

Pembahasan seputar operasi plastik yang sering dibahas saat membicarakan standar kecantikan juga tersisip dalam film ini. Lewat beberapa karakter yang ditampilkan, A Normal Woman memberikan gambarkan pergulatan batin perempuan yang merasa harus mengubah penampilannya agar diterima atau dihargai. 

8. Berikan gambaran di balik pernikahan yang tampak harmonis

8 Fakta dan Nilai Penting di Film A Normal Woman, Bahas Mental Health! (10).png
Instagram.com/sodamachinefilms

A Normal Woman juga menyoroti bagaimana hubungan pernikahan yang selalu dituntut harmonis di depan media. Tidak semua yang terlihat kenyataannya serupa, seperti hubungan yang digambarkan dalam film ini.

Pernikahan antara Milla dengan Jonathan yang diperankan oleh Dion Wiyoko menggambarkan tidak semua yang terlihat di depan kamera mencerminkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Film ini menggambarkan banyak pasangan yang merasa perlu mempertahankan keharmonisan demi memenuhi ekspektasi masyarakat.

Kejujuran menjadi hal penting yang membentuk hubungan menjadi lebih kuat dalam keluarga. Komunikasi yang saling terbuka membuat hubungan dapat berjalan dengan baik meskipun terdapat berbagai tantangan. 

Lewat konflik antar karakter, penonton diajak melihat bahwa banyak masalah dalam keluarga sebenarnya bukan karena tidak adanya kasih sayang, tetapi karena ketidakmampuan untuk menyampaikan perasaan secara langsung. Hal ini dapat memicu emosi yang terpendam berubah menjadi jarak.

Film ini menekankan bahwa komunikasi terbuka bukan hanya soal berbicara, tetapi juga soal mendengarkan, memahami sudut pandang keluarga, dan mendukung satu sama lain. 

Itu dia 8 nilai dan fakta film A Normal Woman yang bahas mental health! Di samping ceritanya yang menegangkan, ada banyak pelajaran yang akan Mama dapatkan.

Jangan lupa masukan ke daftar tontonan Mama, ya!

Share
Editorial Team

Nirina Zubir Bicara Soal Orangtua Toxic yang Sering Disebut Gen Z

nirina_popmama_talk_Agustus2025-15505.jpg
Popmama.com/Hari Firmanto
Intinya sih...
  • Toxic mother: perilaku orangtua yang menciptakan stres emosional berkelanjutan, dapat merusak perkembangan mental dan fisik jangka panjang.
  • 'Red flags' dan bahasa emosi di Gen Z dipuji Nirina Zubir: istilah-istilah ini membantu menetapkan batasan dalam hubungan dan memahami pola emosi.
  • Bahasa emosi yang beragam bagian dari dinamika memahami Gen Z, membuka jalan agar tidak terjebak kesalahpahaman lintas generasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital saat ini, istilah seperti "toxic mother", "red flags", dan ragam slang Gen-Z sudah tak asing lagi. Istilah itu banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.