“Film ini menggunakan komedia sebagai coping mechanism, jadi ya sudah kalau hidup kita sedih kita susah, ketawain aja gitu,” ungkap Nirina kepada Popmama.com.
Merawat Luka dengan Tawa di Film Tinggal Meninggal, Genrenya Dark-Comedy

- Film "Tinggal Meninggal" mengusung genre dark-comedy, hal segar di kancah perfilman Indonesia.
- Nirina Zubir menyebut film ini sebagai 'surat cinta' dari Gen Z untuk Gen Z itu sendiri.
- Ada beberapa part film dengan rasa dark dalam tapi lucu, menampilkan sudut pandang baru dalam merawat luka dengan tawa.
Tinggal Meninggal adalah film dari studio Imajinari yang disutradarai Kristo Immanuel. Bukan sekadar film komedi biasa, film ini mengusung genre dark-comedy yang menyajikan kisah kematian, kehilangan, dan luka batin dengan balutan humor.
Di balik candaan sarkastik dan situasi absurd yang mengundang tawa, ada pesan mendalam tentang bagaimana manusia memproses duka, menghadapi rasa sakit, dan belajar berdamai dengan takdir.
Nirina Zubir, pemeran Mama Gema atau Ibu Gema di film Tinggal Meninggal, membagikan kisahnya. Ia menyebut kalau film ini adalah 'surat cinta' dari Gen Z untuk Gen Z!
Berikut Popmama.com rangkum merawat luka dengan tawa di film Tinggal Meninggal, genrenya dark-comedy nih.
1. Film "Tinggal Meninggal" dari kacamata Nirina Zubir

Nirina Zubir menyebut kalau film Tinggal Meninggal yang menggunakan komedi sebagai cara menghadapi luka batin. Mengusung genre komedi-getir, film ini mengajak penonton melihat sisi lain dari kesedihan, yakni dengan menertawakannya.
Film ini disebut mengangkat tema yang kerap dianggap tabu, film Tinggal Meninggal justru menghadirkan sudut pandang baru karena tawa bisa menjadi cara paling jujur untuk merawat luka.
2. Ada beberapa part film yang 'nyes' tapi lucu

Meski banyak adegan menggelitik dan kocak, Nirina menegaskan bahwa komedinya punya rasa getir yang dalam. Ada momen-momen di film ini yang membuat penonton ingin tertawa, namun di saat bersamaan merasa tidak tega karena menyadari betapa pahitnya situasi yang ditampilkan.
“Makanya ini genre komedi-getir, waktu lagi nonton pun ada part yang lucu banget tapi nggak tega ngetawainnya, getir sekali,” tambahnya.
Dalam hidup yang penuh ketidakpastian, mungkin kita sebagai manusia memang butuh menertawakan kekacauan agar tetap waras. Film ini mengajak penonton untuk tidak menolak rasa sakit, melainkan menghadapinya dengan cara yang lebih ringan yakni tawa, meski dalam kepedihan.
3. Surat cinta untuk Gen Z dalam memandang kepahitan dan kehilangan

Bukan sekadar film komedi biasa, film Tinggal Meninggal menjadi “surat cinta” dari Gen Z untuk Gen Z. Nirina Zubir menilai bahwa film ini punya sudut pandang segar yang membantu generasi lain memahami cara pikir Gen Z dalam menghadapi hidup dan luka-lukanya.
“Situasi berdamai dengan kesedihannya dengan balutan komedi udah beda, sudut pandangnya juga dari Gen Z juga. Surat cinta dari Gen Z untuk Gen Z,” kata Nirina.
Nirina juga mengajak orang-orang yang ingin memahami pola pikir Gen Z agar tidak melewatkan film ini. Menurutnya, Tinggal Meninggal adalah jendela untuk melihat alasan di balik sikap dan cara Gen Z merespons kehidupan.
“Untuk mengerti para Gen Z kamu harus nonton Tinggal Meninggal, tayang mulai tanggal 14 Agustus 2025, karena jadi ngerti POV (poin of view) mereka. Kenapa sih mereka melakukan hal gini? Tonton saja Tinggal Meninggal di bioskop,” ajaknya.
POPMAMA TALK Agustus 2025 - Nirina Zubir
Aktris
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti
Photographer - Hari Firmanto
Videographer - Hari Firmanto



















