Robert Francis Prevost, Terpilih Jadi Paus ke-267

- Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus ke-267 menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.
- Leo XIV mencetak sejarah sebagai Paus pertama asal Amerika Serikat dan dari Ordo Santo Agustinus, lahir di Chicago pada 14 September 1955.
- Prioritas Robert Francis Prevost dalam kepemimpinannya adalah kepeduliannya terhadap lingkungan dan keadilan sosial, serta memimpin para uskup.
Di tengah hangatnya musim semi di Vatikan, satu nama asing memenuhi berita dunia. Dari loggia Basilika Santo Petrus, suara lembut menyapa jutaan umat Katolik.
‘Damai sejahtera bagi kamu semua,’ itulah sapaan pertama Robert Francis Prevost saat terpilih sebagai Paus Katolik baru, pada 21 April 2025. Sosok yang tak banyak diduga akan menempati posisi tertinggi Gereja Katolik.
Dunia pun kini mulai mencari tahu, siapa sebenarnya sosok Robert Prevost. Karena itu, Popmama.com akan mengulas lebih dalam tentang Robert Francis Prevost, terpilih jadi Paus ke-267.
Prevost Terpilih Jadi Paus dan Kenang Pesan Terakhir Fransiskus

Nama Robert Francis Prevost sontak menyita perhatian ketika diumumkan sebagai penerus Paus Fransiskus, yang wafat pada 21 April 2025. Dalam pidatonya, Leo XIV tak lupa mengenang pesan terakhir mendiang Fransiskus yang disampaikan sehari sebelum kepergiannya, saat Misa Paskah 20 April lalu.
Prevost diperkenalkan secara resmi kepada dunia sebagai Paus ke-267, setelah melalui proses konklaf di mana 133 kardinal elektor memberikan suaranya. Kamis, 8 Mei 2025 menjadi tanggal bersejarah, saat nama Leo XIV diproklamasikan dari balkon tengah Basilika Santo Petrus.
Leo XIV Paus Pertama dari Amerika Serikat dalam Sejarah Vatikan

Leo XIV mencetak sejarah sebagai Paus pertama asal Amerika Serikat dan juga dari Ordo Santo Agustinus, sebuah tonggak unik dalam sejarah panjang Vatikan. Ia lahir di Chicago pada 14 September 1955, dari keluarga dengan akar budaya Eropa dan Spanyol yang kuat.
Dibesarkan oleh Louis Marius Prevost dan Mildred Martinez, ia mengenyam pendidikan di bidang matematika, filsafat, dan teologi. Pilihan hidupnya untuk menjadi imam membawanya jauh ke selatan, ke tanah misi di Peru.
Perjalanan di Peru Membentuk Jiwa Pelayanannya yang Rendah Hati

Tahun 1985 menjadi awal langkahnya sebagai misionaris di Peru. Ia bergabung dengan misi Agustinian dan dipercaya sebagai kanselir Prelatur Teritorial Chulucanas, sebuah daerah terpencil di bagian barat Amerika.
Pada tahun berikutnya, ia berpindah-pindah antara Amerika Serikat dan Peru, mengemban berbagai jabatan, mulai dari direktur misi hingga kepala seminari. Sepuluh tahun hidupnya di Trujillo membentuk fondasi spiritual yang kuat, di mana ia mendidik para imam muda dan mengajarkan Hukum Kanonik.
Perannya Tak Pernah Lepas dari Isu Keadilan Sosial

Kiprah Prevost tak berhenti di wilayah pelayanan lokal. Pada 1999, ia kembali ke Chicago dan terpilih sebagai prior provinsi, sebelum menjabat sebagai prior jenderal Ordo Agustinus hingga dua periode, berakhir pada 2013.
Saat Paus Fransiskus memanggilnya kembali ke Peru pada 2014, Prevost langsung menerima tugasnya sebagai administrator Keuskupan Chiclayo. Kemudian, ia diberikan amanah menjadi Uskup Chiclayo dan menjadi figur penting di Konferensi Waligereja Peru.
Ketenangan dan Komitmen Sosialnya Menjadi Ciri Kepemimpinannya

Tak hanya dikenal sebagai pengajar dan pembimbing rohani, Prevost juga dipandang sebagai tokoh yang berpihak pada kaum marginal. Ia mendapat kewarganegaraan Peru sebagai bentuk dedikasinya di negara tersebut, yaikni memperjuangkan hak migran dan orang-orang miskin.
Pandangan sosial dan politiknya selaras dengan visi Paus Fransiskus untuk melanjutkan agenda reformasi Gereja. Ia dikenal karena kepeduliannya terhadap lingkungan dan keadilan sosial, serta dipercaya untuk memimpin Para Uskup.
Itu dia ulasan lengkap terkait Robert Francis Prevost, terpilih jadi Paus ke-267. Terpilihnya Robert sebagai Paus ke-267 menandai babak baru dalam sejarah Gereja Katolik.


















