Pengakuan Mengejutkan Scarlett Johansson Jadi Korban Hiperseksual

Walau punya karier cemerlang, Scarlett Johansson pernah merasakan kejadian yang tak menyenangkan.

14 Oktober 2022

Pengakuan Mengejutkan Scarlett Johansson Jadi Korban Hiperseksual
Instagram.com/scarlett.actress

Menjadi seorang publik figur khususnya dalam dunia Hollywood tentu memiliki risiko pekerjaan yang besar. Banyak hal yang tak sepenuhnya bisa dikendalikan dalam pekerjaan yang membesarkan nama seseorang.

Scarlett Johansson aktris muda ternama di dunia, mengungkapkan perasaannya menjadi korban hiperseksual saat umurnya masih belia. Hal tak menyenangkan ini membuat ia merasa terancam dari kariernya sebagai aktris Hollywood.

Hiperseksual adalah keadaan seseorang yang memiliki kecanduan pada seks mulai dari fantasi, dorongan, hingga melakukan aktivitas seksual. Seseorang yang hiperseksual biasanya memiliki kecenderungan melakukan seks bebas dengan banyak orang, serta candu menonton video porno hingga masturbasi. Berdasarkan pandangan medis, hiperseksual bisa terjadi tanpa mengenal waktu, tempat, dan keadaan. Kondisi ini bisa mengakibatkan permasalahan dengan hubungan orang lain, bahkan pekerjaan.

Berikut Popmama.com telah merangkum pengakuan Scarlett Johansson jadi korban hiperseksual.

Simak informasi lengkapnya, yuk!

1. Scarlett Johansson diatur secara eksklusif untuk memain peran karakter hiperseksual

1. Scarlett Johansson diatur secara eksklusif memain peran karakter hiperseksual
Instagram.com/scarlettjohanssonworld

Dalam salah satu podcast Dax Shepard bernama Arm Chair, perempuan kelahiran tahun1984 di Manhattan ini mengaku pernah dijadikan karakter hiperseksual pada suatu film.

Hal ini yang menjadi awal kekhawatiran Johansson pada kariernya, serta merasa diobjektifikasi dalam industri perfilman Hollywood.

"Saya agak menjadi objek dan pigeonhold, dengan cara ini di mana saya merasa seperti tidak mendapatkan tawaran pekerjaan untuk hal-hal yang ingin saya lakukan," ungkap Johansson.

2. Kondisi ini membuat Scarlett Johansson dianggap memiliki umur yang lebih tua

2. Kondisi ini membuat Scarlett Johansson dianggap memiliki umur lebih tua
Instagram.com/scarlettjohanssonworld

"Saya ingat berpikir dalam hati, 'Saya pikir orang mengira saya berusia 40 tahun,' Entah bagaimana itu berhenti menjadi sesuai yang diinginkan dan sesuatu yang saya lawan," ujar Johansson.

Scarlett Johansson khawatir dengan kariernya karena banyak orang yang beranggapan bahwa ia memiliki usia yang lebih tua dari wajahnya. Aneh bagi seorang aktris ternama di dunia, ketika harus berhadapan dengan kenyataan ini.

"Karena saya pikir semua orang mengira saya lebih tua dan bahwa saya telah berakting dalam waktu yang lama, saya seperti terjebak dalam hal hiperseksual yang aneh ini," ucap Johansson.

Perlu diketahui bahwa Scarlett Johansson ini lahir di Manhattan pada tahun 1984, masa kecil perempuan ini telah diwarnai dengan pengalaman membintangi beberapa film besar.

Namun, tak disangka di balik kegemilangan kariernya tersebut, Johansson mengalami hal yang tak menyenangkan.

Editors' Pick

3. Titik pasrah Scarlett Johansson pada kariernya dalam dunia Hollywood

3. Titik pasrah Scarlett Johansson karier dalam dunia Hollywood
Instagram.com/scarlettjohanssonworld

Anggapan orang-orang mengenai umurnya membuat Johansson sering mendapatkan perlakuan hiperseksual. Kondisi ini yang membuat dirinya pasrah dengan karier aktris yang telah ia bangun.

"Saya merasa karier saya sudah berakhir. Rasanya seperti itulah jenis karier yang saya miliki, ini adalah peran telah dimainkan. Saya seperti ini," jelas Johansson.

Dalam sepak terjang kariernya sebagai aktris, Scarlett Johansson mengawali pekerjaannya pada film pertama berjudul 'North'. Berjalannya waktu, karena cukup piawai bermain peran, Johannson mulai memainkan peran dewasa dalam film 'Ghost World' dan 'The Man Who Wasn't There'.

4. Sempat merasa takut tak akan pernah tumbuh melampaui perannya

4. Sempat merasa takut tak akan pernah tumbuh melampaui perannya
Instagram.com/scarlettjohanssonworld

Memasuki umur 20 tahun, Johansson sudah bermain peran menjadi sosok objek kasih sayang dalam film 'Match Point' dan 'The Black Dahlia'. Justru dalam peranan ini, Johansson merasa takut tak pernah bisa tumbuh dengan peran tersebut, itulah yang ia khawatirkan pada kariernya.

Di samping perannya dalam film romance, nama Scarlett Johansson berhasil berubah saat ia memainkan peran Natasha Romanoff atau Black Widow di Marvel Cinematic Universe. Dari situlah nama serta kekhawatirannya terhadap dunia film Hollywood berubah.

5. Scarlett Johansson senang kini melihat para aktor muda tak harus melalui seperti apa yang dirinya rasakan

5. Scarlett Johansson senang kini melihat para aktor muda tak harus melalui seperti apa diri rasakan
Instagram.com/scarlettjohanssonworld

Dalam podcast bersama Shepard, Johansson menyampaikan rasa senangnya kepada para pendatang baru industri dunia film yang tidak mengalami apa yang ia lakukan dan rasakan. 

"Saya melihat aktor-aktor muda usia 20 tahun , rasanya seperti diiizinkan untuk menjadi semua hal yang berbeda ini," ujar Johansson.

Hal ini sangat berbeda dengan yang apa Johansson rasakan ketika dirinya saat berusia sembilan tahun, pada masa itu sudah menjadi seorang aktris muda.

"Ini waktu yang berbeda, kami bahkan tidak diizinkan untuk benar-benar mengecoh aktor lain, untungnya kan? Orang-orang jauh lebih dinamis," ucap aktris tersebut.

6. Banyak yang harus dibereskan dalam industri dunia perfilman Hollywood menurut Johansson

6. Banyak harus dibereskan dalam industri dunia perfilman Hollywood menurut Johansson
Instagram.com/scarlett.actress

Dalam permasalahan ini, Johansson merasa industri perfilman Hollywood perlu melakukan perbaikan. Hal tersebut dilakukan untuk membuat para artis merasa aman ketika berada di lokasi shooting, dan tentunya terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan seperti hiperseksual.

Scarlett Johansson juga menegaskan, perihal keberadaan perempuan yang masih dalam bahaya ketika terdapat laki-laki yang menyalahgunakan kekuasaannya dari para aktor dan aktris muda.

"Kita hidup dalam sistem partriarki dan saya merasa seperti ada realita mendasari dari kondisi perempuan yang akan selalu masih ada secara fundamental. Bahkan jika 600 laki-laki tidak secara bersikap aktif agresif seperti yang mereka lakukan beberapa menit lalu," ujar Johansson.

"Saya telah menyadari bahwa penting untuk memahami kemajuan dan perubahan ketika itu benar-benar berarti, butuh dua langkah ke depan dan dua langkah ke depan," jelasnya.

Nah Ma, itulah inti dari pengakuan Scarlett Johansson saat jadi korban hiperseksual. Sebagai perempuan, bagaimana tanggapan Mama perihal hiperseksual dalam dunia pekerjaan ini?

Baca juga:

The Latest