"Situasinya kan beda-beda. Kalau mama aku itu meninggalnya dalam tidur dan itu sangat mengagetkan, pasti kita boro-boro mau senyum," ungkap Nirina menceritakan pengalaman kehilangan sang mama.
Seperti Karakter Gema, Nirina Zubir Pernah Merasa Awkward di Pemakaman

- Nirina Zubir mengalami konflik batin yang sama dengan karakter Gema saat menghadiri pemakaman.
- Aktris kelahiran 1980 ini mengakui bahwa pemakaman sering menjadi ajang reuni tak terduga, sehingga menciptakan situasi emosional kompleks.
- Pengalaman Nirina Zubir mencerminkan bagaimana tekanan sosial membuat seseorang merasa canggung untuk mengekspresikan emosi sejati di pemakaman.
Film Tinggal Meninggal merupakan karya komedi getir yang berani mengangkat topik sensitif seperti kematian. Nirina Zubir yang memerankan karakter Mama Gema ternyata memiliki pengalaman pribadi yang mirip dengan karakternya dalam film.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Popmama di IDN HQ pada Jumat (18/7/2025), Nirina Zubir membagikan pengalaman awkward-nya di pemakaman yang ternyata sangat relate dengan situasi yang dialami karakter Gema dalam film Tinggal Meninggal.
Nah, dalam artikel ini Popmama.com telah merangkum cerita soal momen awkward Nirina Zubir di pemakaman seperti karakter Gema.
Yuk, disimak cerita lengkapnya!
1. Dilema senyum atau tidak saat di pemakaman

Salah satu scene paling memorable dalam film Tinggal Meninggal, yakni ketika karakter Gema mempertanyakan langsung kepada penonton tentang etika berfoto di pemakaman. Ternyata, dilema ini juga pernah dialami Nirina Zubir di kehidupan nyata.
Namun, pengalaman berbeda terjadi saat kehilangan papanya.
"Tapi kalau my dad itu sudah cukup melalui tahap yang menurut aku lumayan menderita. Berada di ICU lama, dan kita juga nunggu dia dalam segala macam situasi," jelas Nirina.
Dalam situasi tersebut, Nirina merasakan dilema yang sama seperti karakternya.
"Jadi di situ tuh kayaknya ada sedikit kelegaan bahwa udah ya sakitnya udah nggak lagi. Jadi di situasi itu mungkin akan senyum, tapi kan kembali lagi di pertanyaan di kepala. 'Tapi ntar gue senyum malah salah paham orang-orang'," ungkap Nirina seolah menggambarkan konflik batin yang dialami.
"Padahal maksud aku kayak, 'Yaudah I'm happy, my dad doesn't suffer anymore, udah ikhlas'," tambah Nirina.
2. Momen reuni di tengah kesedihan seolah menciptakan situasi canggung

Nirina Zubir mengakui bahwa pemakaman sering menjadi tempat reuni yang tidak terduga, bahkan menciptakan situasi emosional yang kompleks dan terkadang awkward.
Situasi tersebut terjadi karena saat pemakaman, kita secara tidak sadar jadi berkumpul dengan orang-orang yang sudah lama tidak kita temui. Momen pemakaman pun tak jarang menciptakan konflik emosional yang unik.
"Jadi datang ketemu teman-teman. Pada saat kita ketemu teman-teman kan walaupun kita lagi sedih di pemakaman, tapi ada rasa senang karena ketemu teman-teman lama lagi," jelas Nirina saat menggambarkan perasaan bercampur aduk.
Momen-momen seperti ini yang membuat Nirina merasa relate dengan karakter Gema dalam film Tinggal Meninggal.
"Jadi pas pertanyaan itu dikeluarkan, sebenarnya juga pertanyaan dari hati kecil kita mengatakan 'Ketawa nggak ya? Kan gue lagi sedih'," ungkapnya tentang konflik internal yang sering dialami di pemakaman.
"Makanya aku bilang film ini termasuk komedi getir. Sebenarnya banyak statement di film itu kayak statement suara hati kecil kita yang tidak sempat dikeluarkan," tambah Nirina menjelaskan konsep film Tinggal Meninggal yang sangat personal baginya.
3. Tekanan sosial untuk bersikap 'appropriate' di momen duka

Pengalaman Nirina Zubir juga mencerminkan bagaimana tekanan sosial sering membuat seseorang merasa awkward dalam mengekspresikan emosi yang sebenarnya di pemakaman.
"Biasanya kalau kita udah di titik itu, nggak lama kemudian hilang. Itu yang terjadi sama saya. Sebenarnya disesuaikan sama situasi dan kondisi," ungkap Nirina Zubir tentang bagaimana ia belajar menyesuaikan diri dengan situasi duka.
Nirina menjelaskan bahwa setiap situasi pemakaman memiliki konteks yang berbeda dan membutuhkan kepekaan untuk membaca situasi.
"Aku rasa kalau dia teman pasti melihat situasilah. Kalau misalnya aku lagi terpuruk banget yang nggak akan foto. Tapi kalau kita situasinya udah bisa ke-handle, terus teman-teman minta foto ya boleh," jelasnya.
Ia juga menyadari bahwa foto di pemakaman terkadang memiliki makna yang lebih dalam.
"Aku rasa sih karena kan juga ini ya memengabadikan momen kita hadir di saat ini, kita ada buat lo. Kadang-kadang ada gitunya juga kan, keep safe buat memori," ungkap Nirina tentang perspektif positif dari dokumentasi momen duka.
Pengalaman-pengalaman awkward ini membuat Nirina semakin memahami betapa pentingnya film Tinggal Meninggal. Terutama dalam mengangkat topik yang jarang dibicarakan secara terbuka dalam masyarakat.
Itulah rangkuman cerita soal momen awkward Nirina Zubir di pemakaman seperti karakter Gema. Melalui pengalaman personal ini, Nirina berhasil membawa autentisitas dalam perannya sebagai mamanya Gema.
Film Tinggal Meninggal membuktikan bahwa komedi bisa menjadi medium untuk membahas hal-hal yang tabu, namun sangat relatable dengan pengalaman hidup sehari-hari. Pengalaman awkward di pemakaman ternyata adalah sesuatu yang universal dan bisa dialami siapa saja.


















