Trauma Melahirkan di Rumah Sakit, Marissa Pilih Melahirkan Sendirian

Marissa melahirkan tanpa obat sedikitpun dan tanpa bantuan orang lain

28 Desember 2017

Trauma Melahirkan Rumah Sakit, Marissa Pilih Melahirkan Sendirian
facebook/Marissa Heckel

Sempat mengalami komplikasi saat melahirkan anak perempuan pertamanya 3 tahun lalu di rumah sakit, seorang ibu di Columbus Grove, Ohio, Amerika Serikat bernama Marissa Heckel nekad melahirkan di rumah sendiri, tanpa bantuan medis.

Sebuah foto Marissa Heckel sesaat setelah melahirkan bayinya yang dibagikan temannya di media sosial Facebook kemudian menjadi viral.

Seperti di lansir Popsugar.com, Marissa dan suaminya sepakat untuk melahirkan anak laki-lakinya yang merupakan anak kedua ini dalam suasanya yang nyaman di rumah.

“Saya punya pengalaman buruk di rumah sakit tiga tahun lalu saat melahirkan anak perempuan saya. Saya diintimidasi untuk melakukan suntik epidural, padahal saya nggak mau, saya merasa dilecehkan dengan satu suntikan epidural ini. Saya juga merasa terpaksa terlentang saat melahirkan dan diperintah terus mengejan. Saya akhirnya menangis dan mendapatkan beberapa jahitan. Saya dan suami akhirnya memutuskan bahwa melahirkan sendiri di rumah akan lebih damai dan hasil penelitianku menunjukan bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Saya nggak pernah takut selama proses persalinan,”

Meski sudah lewat dua minggu dari tanggal prediksi persalinannya, Marissa tetap tenang dan nggak panik dengan metode home birth yang dipilihnya. Dia membiarkan tubuhnya bekerja sesuai tugasnya.

“Saya nggak sabar menunggu persalinan berlangsung. Saya sangat excited. Saya terus berpikir positif mengenai tubuh saya. Saya tahu meski terlambat dua minggu dari tanggal kelahiran, tubuh saya tahu kapan waktu yang tepat untuk melahirkan,”

Melewati Perjuangan Proses Persalinan Selama 36 Jam

Melewati Perjuangan Proses Persalinan Selama 36 Jam
facebook/Marissa Heckel

Akhirnya Marissa melahirkan setelah melewati tahap demi tahap selama 36 jam yang sangat emosional. Dirinya mengaku banyak belajar tentang tubuhnya dan seberapa banyak rasa sakit yang bisa ditahannya dalam proses persalinan ini. Benar-benar pengalaman berharga untuk bisa melahirkan di rumah.

“Sepanjang malam saat proses persalinan saya mencoba berendam di bathtub untuk mengurangi rasa sakit, tapi itu nggak berhasil. Saya memilih menahan rasa sakit dengan tetap berdiri dan bersandar di dinding sambil mengatakan ‘rasa sakit itu hanya sementara’”

Setelah menunggu lama, Marissa akhirnya bersiap melahirkan bayinya. “Nggak tahu berapa lama prosesnya, tapi rasanya beberapa jam. Saat kontraksi datang, suami yang berada di samping tempat tidur menggenggam tangan saya. Itu sangat romantis dan saya hampir berteriak karena rasa sakit,”

Tapi ini baru permulaan, masih banyak kesakitan yang harus dirasakan Marissa untuk melahirkan anaknya di rumah.

“Saat merasakan dorongan dari dalam perut, saya mencoba untuk tetap berbaring di tempat tidur. Tapi saya merasa ini nggak wajar, dan akhirnya saya meminta suami membantu saya ke toilet. Saya membiarkan tubuh mengejan sambil duduk di toilet. Suami saya terlihat khawatir, tapi saya meyakinkan bahwa setelah kontraksi saya merasa kepala bayi semakin turun, dan suami saya pun melihat kepalanya. Dia khawatir kepala bayi kami akan terbentur toilet atau jatuh, haha... Saya kemudian memintanya membantu mengangkat tubuh saya. Saya berdiri sambil memegang gantungan handuk dan melakukan dorongan terakhir untuk mengejan dan akhirnya bayi kami lahir. Suami saya merekam seluruh prosesnya, dan saya nggak pernah merasa sekuat dan sebangga saat ini selama hidup,”

Meski pengalaman melahirkan Marissa tetap membuatnya lelah, tapi dia merasa belum pernah sehebat ini.

“Perasaan ini sangat melelahkan dan di saat bersamaan saya juga merasa kuat. Saya percaya tubuh saya bisa melakukannya, dan saya bisa melakukan apa yang banyak orang lupa bahwa hal ini bisa mereka lakukan,”.

Itulah pengalaman melahirkan di rumah yang dilakukan oleh Mama Marissa. Melahirkan secara home birth terlebih sendirian tanpa bantuan orang lain memang berisiko. Tapi bisa dilakukan asalkan Mama yakin dengan diri sendiri. Keberaniannya perlu diacungi jempol sepertinya. Bagaimana menurut Mama?

The Latest