Berapa Lama ASI Beku Bisa Bertahan? Ini Penjelasannya!

- ASI beku dapat bertahan hingga 2 minggu dalam freezer kulkas, 3-6 bulan dalam freezer khusus, dan hingga 12 bulan dalam deep freezer.
- ASI yang sudah nggak layak memiliki bau tengik, aroma asam, tekstur menggumpal, atau perubahan warna yang nggak normal.
- Pastikan menyimpan ASI dengan benar, menggunakan wadah bersih, memberi label tanggal pada setiap wadah, dan mencairkannya dengan cara yang benar.
Menyimpan ASI dalam bentuk beku menjadi pilihan praktis bagi banyak Mama yang memiliki jadwal padat. Cara ini membantu memastikan si Kecil tetap mendapatkan asupan terbaik, meski Mama sedang nggak berada di rumah. Namun, penyimpanan ASI beku juga nggak boleh sembarangan agar kualitas dan nutrisinya tetap terjaga.
Salah satu hal yang sering membuat Mama ragu adalah berapa lama ASI beku dapat bertahan aman untuk dikonsumsi. Mengetahui batas waktunya sangat penting agar si Kecil terhindar dari risiko ASI yang sudah nggak layak. Nah, Popmama.com sudah merangkum berapa lama ASI beku dapat bertahan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
1. Berapa lama ASI beku dapat bertahan lama?

Menurut pedoman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ASI yang disimpan dalam freezer kecil yang berada di dalam kulkas bisa bertahan hingga 2 minggu, karena suhunya cenderung kurang stabil. Sementara freezer khusus di dalam kulkas dengan pintu terpisah dapat menyimpan ASI hingga 3–6 bulan selama kualitas ASI masih baik. Jika Mama menggunakan deep freezer dengan suhu sekitar -18°C, ASI beku bisa bertahan hingga 12 bulan, namun dilansir dari Milk by Mom, menyarankan agar ASI dikonsumsi sebelum 6 bulan agar manfaat nutrisinya nggak banyak berkurang.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menjelaskan bahwa ASI yang dibekukan dalam waktu lama memang masih aman, tetapi sebagian kandungan antibodi dan vitamin bisa menurun. Karena itu, lebih baik memprioritaskan ASI yang disimpan lebih lama untuk segera digunakan.
Jangan lupa untuk selalu memberi label tanggal pada setiap kantong ASI, ya Ma. Cara sederhana ini membantu Mama mengatur persediaan dengan lebih mudah dan memastikan si Kecil selalu mendapatkan ASI dengan kualitas terbaik.
2. Ciri ASI beku yang sudah nggak layak untuk dikonsumsi

Mama bisa mengandalkan panca indera untuk memastikan apakah ASI masih layak diberikan kepada si Kecil.
ASI yang sudah nggak aman biasanya memiliki bau tengik, aroma asam, tekstur menggumpal, atau perubahan warna yang nggak normal.
Meski pemisahan lemak saat disimpan adalah hal yang wajar, gumpalan besar atau lapisan yang sulit menyatu kembali setelah dihangatkan bisa menjadi tanda ASI sudah nggak baik untuk dikonsumsi, Ma.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Mama harus membuang ASI jika tampilannya mencurigakan atau baunya berubah secara signifikan.
Penting bagi Mama untuk selalu memperhatikan aroma dan konsistensi ASI sebelum diberikan pada si Kecil.
Dilansir dari Mayo Clinic, bakteri juga dapat berkembang jika ASI terpapar suhu yang nggak stabil atau disimpan terlalu lama di luar batas rekomendasi. Karena itu, jika Mama merasa ragu, lebih baik memilih ASI yang lebih baru demi keamanan si Kecil.
Sementara itu, beberapa Mama memiliki ASI dengan kadar lipase tinggi, salah satu enzim yang membuat ASI tercium seperti sabun.
Menurut dokter laktasi dari Children’s Hospital of Philadelphia (CHOP), kondisi ini nggak berbahaya dan ASI tetap aman dikonsumsi selama bayi menerimanya dengan baik. Jadi, aroma sabun tidak selalu menandakan ASI nggak baik, kecuali ketika si Kecil menolaknya.
3. Panduan menyimpan ASI agar tetap aman dan layak dikonsumsi

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kualitas ASI dapat tetap terjaga jika Mama menyimpannya dengan cara yang benar. Selain itu, cara penyimpanan yang tepat membantu nutrisi penting di dalam ASI tetap optimal sampai akhirnya diberikan untuk si Kecil.
Pastikan Mama memakai wadah yang bersih dan aman, seperti botol kaca, plastik BPA-free, atau kantong khusus ASI.
Jangan mencampur ASI hangat yang baru dipompa dengan ASI beku ya, Ma, karena bisa membuat bagian ASI yang sudah beku sedikit mencair dan menurunkan kualitasnya.
Simpan ASI dalam porsi kecil, sekitar 60 hingga 120 ml agar nggak banyak terbuang saat dicairkan.
Beri ruang di bagian atas wadah karena ASI akan mengembang saat membeku, lalu simpan di bagian belakang freezer yang suhunya paling stabil.
Agar lebih mudah mengatur stok ASI, Mama bisa memberi label tanggal pada setiap wadah.
Dengan begitu, Mama bisa menggunakan ASI sesuai urutan penyimpanan dan memastikan nggak ada stok yang terlewat.
4. Cara aman mencairkan ASI beku

Saat akan digunakan, pastikan Mama mencairkan ASI beku dengan cara yang benar agar nutrisinya tetap terjaga. Cara paling aman adalah meletakkannya di kulkas semalaman. Dengan metode ini, suhu ASI tetap stabil dan lebih aman untuk si Kecil.
Kalau Mama butuh ASI lebih cepat, Mama bisa mencairkannya di bawah air mengalir hangat atau merendam wadah ASI dalam air suam-suam kuku. Namun ingat, jangan gunakan air yang terlalu panas karena bisa merusak nutrisi penting dalam ASI.
Dua hal yang perlu sangat Mama hindari adalah memanaskan ASI dengan microwave dan mencairkannya pada suhu ruang. Kedua cara ini dapat menyebabkan nutrisi menurun dan membuat bakteri lebih mudah berkembang. Dengan mengikuti cara yang benar, Mama dapat memastikan ASI tetap aman dan bermanfaat bagi si Kecil.
Dilansir dari Milk by Mom, ASI yang dicairkan di dalam kulkas sebenarnya masih boleh dibekukan ulang selama belum dipanaskan, tidak dibiarkan di suhu ruang, dan belum lewat 24 jam. Meski aman, kualitas nutrisinya bisa sedikit berkurang, jadi sebaiknya Mama menggunakan ASI tersebut sesegera mungkin. Jika Mama ragu dengan kualitasnya, lebih baik langsung dibuang demi menjaga kesehatan si Kecil.
Nah, itu dia penjelasan mengenai berapa lama ASI beku bisa bertahan. Semoga membantu Mama menyimpan ASI dengan lebih tenang dan teratur demi dukungan terbaik untuk tumbuh kembang si Kecil. Semangat terus, Ma!


















