“Saya kaget banget, karena ternyata di dalamnya benar-benar rahim,” ungkap dr. Gia.
Heboh Rahim Copot, Ini Penjelasan dari Dokter!

- Media sosial dihebohkan kisah Mama yang mengalami rahim copot setelah melahirkan, terungkap lewat podcast Raditya Dika bersama dr. Gia Pratama.
- Dukun bayi tarik tali pusar secara paksa hingga rahim ikut turun, menyebabkan kondisi pasien menurun drastis dan memerlukan operasi darurat.
- Dokter kandungan juga angkat bicara soal kasus viral rahim copot
Media sosial kembali dihebohkan oleh cerita medis yang bikin merinding, kisah seorang Mama yang dikabarkan mengalami rahim copot setelah melahirkan.
Cerita ini viral setelah dibagikan dalam podcast Raditya Dika bersama dr. Gia Pratama, yang menceritakan pengalamannya menangani kasus tersebut di ruang IGD. Nggak butuh waktu lama, kisah ini langsung jadi perbincangan hangat dan memunculkan banyak pertanyaan tentang keamanan persalinan di tangan dukun beranak.
Popmama.com sudah merangkum cerita lengkapnya serta penjelasan dokter dan pentingnya edukasi untuk masyarakat. Yuk simak!
1. Kisah viral dr. Gia Pratama tangani kasus rahim copot

Media sosial tengah dihebohkan oleh kisah seorang Mama yang mengalami rahim copot usai melahirkan. Cerita ini terungkap lewat podcast Raditya Dika bersama dr. Gia Pratama, yang membagikan pengalamannya saat bertugas di IGD sebuah rumah sakit di Garut, Jawa Barat.
Saat itu, ia menangani kasus darurat yang membuatnya terkejut, seorang perempuan datang ke rumah sakit dengan kondisi rahim sudah terlepas dari tubuhnya setelah proses persalinan di tangan dukun beranak.
Kejadian bermula ketika seorang laki-laki datang ke IGD sambil membawa kantong plastik hitam. Saat dibuka, isi kantong tersebut ternyata adalah rahim sang pasien.
Cerita ini pun sontak viral karena dinilai tragis sekaligus mengerikan. Banyak warganet yang mengaku merinding sekaligus prihatin mendengar kisah tersebut. Nggak sedikit pula perempuan yang kemudian merasa takut dan mulai mempertanyakan seberapa aman proses persalinan yang dilakukan tanpa pengawasan tenaga medis.
2. Persalinan dukun beranak yang berujung fatal

Dalam penjelasannya, dr. Gia mengungkap bahwa peristiwa tersebut bermula dari proses persalinan yang ditangani oleh seorang paraji atau dukun bayi di sebuah daerah di Garut. Saat itu, sang paraji mendapati plasenta belum keluar dan berusaha menariknya secara paksa menggunakan tali pusar. Padahal, menurut dr. Gia, plasenta sebenarnya akan terlepas dengan sendirinya sekitar 15 menit setelah bayi lahir tanpa perlu tindakan apa pun.
“Tali pusar ditarik terus sampai akhirnya rahimnya ikut turun,” jelasnya.
Tindakan ceroboh tersebut justru berakibat fatal. Kondisi pasien pun langsung menurun drastis. Saat tiba di IGD, tekanan darahnya sudah nyaris nggak terdeteksi, yaitu 70/0. Setelah dilakukan operasi darurat, dokter menemukan rongga perut pasien penuh darah dan terdapat robekan panjang pada bagian usus yang tersangkut ligamen rahim.
Proses penyelamatan berlangsung menegangkan. Tim medis harus bekerja cepat untuk menghentikan pendarahan dan memperbaiki robekan pada organ dalam.
“Kami akhirnya panggil dokter bedah untuk bantu menangani bagian usus dan vagina,” tutur dr. Gia.
Setelah menjalani operasi besar dan mendapatkan dua kantong transfusi darah, pasien akhirnya dirawat intensif di ICU selama dua hari sebelum kondisinya mulai stabil. Beberapa hari kemudian, ia sudah cukup kuat untuk dipindahkan ke ruang perawatan umum.
Berkat penanganan cepat tim medis, perempuan tersebut berhasil selamat dan bahkan sempat menyampaikan rasa terima kasih kepada dr. Gia serta seluruh dokter yang menolongnya.
3. Dokter kandungan juga angkat bicara soal kasus viral rahim copot

Viralnya cerita rahim copot ini ternyata juga menarik perhatian sejumlah dokter. Salah satunya adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Purnawan Senoaji, Sp.OG-KFM, yang memberikan penjelasan melalui unggahan video di akun media sosial pribadinya. Dalam penjelasannya, dr. Purnawan menegaskan bahwa rahim rahim copot bisa saja terjadi tetapi sangat jarang.
Selain itu, dr. Marcel Elian Suwito, Sp.OG, sebagai salah satu dokter kandungan juga menjelaskan jika di dalam tubuh perempuan terdapat banyak jaringan pengikat yang disebut ligamentum, yang fungsinya menjaga posisi rahim tetap kuat dan stabil di dalam panggul. Karena itu, kemungkinan rahim bisa copot sepenuhnya sangat kecil.
Ia juga menambahkan, apabila rahim benar-benar terlepas dari tubuh, besar kemungkinan pasien sudah nggak dapat tertolong karena kehilangan darah dalam jumlah besar. Penjelasan ini menjadi bentuk edukasi penting agar masyarakat memahami bahwa kasus tersebut sangat jarang terjadi dan nggak boleh dianggap hal yang lumrah.
4. Pentingnya edukasi dan jangan abaikan peran tenaga medis

Kasus viral ini seolah membuka mata banyak orang tentang pentingnya edukasi kesehatan reproduksi, terutama bagi perempuan yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
Masih banyak masyarakat yang mempercayakan proses persalinan pada tenaga nonmedis seperti dukun beranak, dengan alasan tradisi, biaya, atau rasa percaya. Padahal, tanpa penanganan yang tepat, risiko komplikasi seperti pendarahan hebat, infeksi, hingga kehilangan nyawa bisa meningkat drastis.
Proses melahirkan bukan hanya soal mengeluarkan bayi, tetapi juga tentang menjaga keselamatan Mama dan anak. Tenaga medis seperti dokter kandungan dan bidan terlatih telah memiliki pengetahuan serta peralatan lengkap untuk menangani berbagai kondisi darurat yang bisa muncul secara tiba-tiba saat persalinan.
Kejadian ini memang membuat banyak perempuan merasa takut, tetapi juga menjadi pengingat betapa pentingnya menyiapkan proses kelahiran dengan aman.
Kisah viral rahim copot ini pun menjadi pelajaran bersama, bahwa setiap proses kelahiran perlu dijalani dengan penuh kehati-hatian dan pengawasan tenaga profesional agar keselamatan Mama serta bayi selalu menjadi prioritas utama.


















