7 Risiko Melahirkan di Atas Usia 40 Tahun, Mama Perlu Tahu!

Meski tidak sepenuhnya terjadi, risiko ini perlu diwaspadai

2 Maret 2024

7 Risiko Melahirkan Atas Usia 40 Tahun, Mama Perlu Tahu
Pexels/Jonathan Borba

Sekarang ini melahirkan di usia 40 tahun atau lebih, telah menjadi satu hal yang umum terjadi. Ada banyak alasan mengapa perempuan melahirkan di atas usia 40 tahun. Mulai dari menunda kehamilan, mengalami masalah kesehatan, hingga adanya gangguan kesuburan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan fakta bahwa, angka Ibu melahirkan di usia tersebut meningkat sejak tahun 1970-an. Selain itu, jumlah kelahiran pertama kali pada perempuan usia 40 – 44 tahun, lebih dari dua kali lipat di antara tahun 1990 dan 2012.

Meskipun tidak ada larangan untuk memiliki anak di usia tersebut, ada baiknya Mama mempertimbangkan 7 risiko melahirkan di atas usia 40 tahun. Karena pada dasarnya, waktu terbaik bagi perempuan adalah memiliki anak sebelum usia 35 tahun.

Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya untuk Mama, dilansir dari Healthline.

1. Preeklampsia pasca persalinan (preeklampsia postpartum)

1. Preeklampsia pasca persalinan (preeklampsia postpartum)
Freepik

Pereklampsia pasca persalinan adalah suatu komplikasi yang bisa terjadi pada perempuan karena tekanan darah tinggi, serta kelebihan protein dan urine saat melahirkan. Ini merupakan salah satu risiko melahirkan di atas usia 40 tahun, yang bisa terjadi dalam kurun waktu 48 hingga72 jam pasca persalinan.  

Hingga saat ini, penyebab dari preeklampsia postpartum belum diketahui secara jelas. Tapi diyakini, kondisi ini sudah berkembang di dalam tubuh sejak masa kehamilan dan baru terlihat jelas setelah persalinan. Biasanya ditandai dengan adanya gangguan organ, sakit kepala, pengelihatan kabur, pembengkakan pada tubuh atau wajah, dan kriteria tensi lebih dari 140/90 mmHg.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, preeklampsia merupakan penyebab kematian utama Ibu di Indonesia, yaitu sebesar 32%. Ini tentu bukan jumlah yang sedikit ya, sehingga Mama perlu mewaspadainya.

2. Bayi mengalami cacat lahir

2. Bayi mengalami cacat lahir
Pexels/Pixabay

Cacat lahir merupakan suatu masalah yang terjadi dan berkembang saat bayi masih di dalam kandungan. Cacat lahir bisa ringan atau berat, dimana ini dapat memengaruhi penampilan, fungsi organ, dan perkembangan fisik serta mental bayi.

Di Amerika Serikat, kasus cacat lahir yang berat menjadi penyebab utama kematian bayi, terhitung sebanyak 20% dari kematian bayi yang ada. Penyebab utamanya adalah genetik, namun tidak menutup kemungkinan adanya penyebab lain seperti gaya hidup, penggunaan obat-obatan, serta infeksi selama kehamilan dan persalinan.

Perempuan yang melahirkan di atas usia 40 tahun berisiko mengalaminya. Karena seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur juga akan mengalami penurunan. Sehingga ini bisa berdampak pada kualitas embrio dan janin yang akan dilahirkan.

Editors' Pick

3. Melahirkan anak dengan down syndrome

3. Melahirkan anak down syndrome
Focusonthefamily

Down syndrome adalah suatu keadaan dimana seorang anak dilahirkan dengan kelainan kromosom. Hal ini bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan mental, serta anak mengalami cacat.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), perempuan berusia di atas 35 tahun, lebih mungkin memiliki anak dengan kondisi down syndrome, daripada perempuan yang lebih muda. Risiko ini bisa meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Tapi faktanya menurut sebuah penelitian, tak hanya perempuan, laki-laki yang berusia di atas 40 tahun juga memiliki peluang dua kali lipat untuk memiliki anak dengan down syndrome. Ini terjadi karena usia lanjut menyebabkan kualitas sperma dan sel telur mengalami penurunan.

Meski saat ini kemajuan dalam hal medis bisa memberi peluang menguntungkan bagi anak dengan down syndrome, bukan berarti Mama dan Papa bisa abai terhadap risiko melahirkan yang satu ini ya.

4. Risiko mengalami keguguran

4. Risiko mengalami keguguran
Freepik/jcomp

Keguguran jadi salah satu risiko melahirkan di atas usia 40 tahun.

Ada banyak penyebab keguguran, diantaranya karena Mama mengalami suatu penyakit, gangguan hormon, kelainan bentuk rahim dan leher rahim, pola hidup tidak sehat, kekurangan atau kelebihan berat badan, memiliki riwayat keguguran, hingga paparan bahan kimia.

Tapi satu hal yang perlu diperhatikan, melahirkan di atas usia 40 tahun juga berisiko tinggi mengalami keguguran lho. Karena di usia tersebut kualitas sel telur perempuan cenderung menurun dan bisa menyebabkan kelainan kromosom. Ini bisa mengakibatkan janin tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Selain itu, seiring bertambahnya usia makan lapisan rahim akan menipis dan pasokan darah juga menurun, akibatnya sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma jadi sulit menempel di rahim dan Mama mungkin saja mengalami keguguran.

5. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

5. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Freepik/Jcomp
ilustrasi

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah kondisi dimana bayi yang dilahirkan memiliki berat badan kurang dari 2.500 gram. Sebagian besar BBLR disebabkan karena bayi lahir secara prematur.

Pada dasarnya bayi lebih banyak mengalami pertumbuhan di tahap akhir kehamilan, jelang persalinan. Ketika bayi harus lahir secara prematur, proses tumbuh kembang bayi belum sempurna dan usianya juga belum genap untuk dilahirkan ke dunia.

Nah, jika menjalani masa kehamilan dan melahirkan di atas usia 40 tahun, ada kemungkinan Mama melahirkan bayi secara prematur. Hal inilah yang bisa meningkatkan risiko Mama melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR.

6. Diabetes gestasional

6. Diabetes gestasional
Freepik/spukkato

Diabetes gestasional merupakan kondisi yang umum dihadapi sebagian besar perempuan saat hamil. Faktanya komplikasi diabetes gestasional bisa meningkat pada perempuan yang hamil dan melahirkan di atas usia 40 tahun.

Sama seperti diabetes lainnya, diabetes gestasional ini juga mengganggu kerja produksi insulin dalam tubuh kita. Ini bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat, serta bisa memengaruhi kesehatan Mama dan bayi.

Biasanya tim medis akan memeriksa kadar glukosa darah pada bayi, 2 jam setelah persalinan. Selain bayi, pemantauan juga akan dilakukan pada Mama. Karena komplikasi diabetes gestasional bisa meningkatkan risiko Mama menderita diabetes tipe 2 usai melahirkan.

7. Berisiko menjalani persalinan caesar

7. Berisiko menjalani persalinan caesar
Pexels/JonathanBorba

Bagi Mama yang melahirkan di atas usia 40 tahun, mungkin akan lebih sulit untuk melakukan persalinan normal. Alasannya karena risiko komplikasi saat persalinan bisa meningkat, seperti pendarahan atau kondisi bayi sungsang.

Oleh karena itu, biasanya proses persalinan caesar disarankan oleh dokter demi keselamatan Mama dan bayi yang akan dilahirkan.

Demikianlah tadi 7 risiko melahirkan di atas usia 40 tahun. Beberapa risiko tersebut memang tidak sepenuhnya terjadi pada perempuan. Tapi akan lebih baik jika kita mengetahuinya, agar lebih waspada dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama!

Baca juga:

The Latest