Beberapa penyebab munculnya flek cokelat saat hamil muda memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, flek cokelat juga bisa menjadi gejala yang perlu diwaspadai, seperti:
Keluarnya darah atau keputihan berwarna cokelat bisa menjadi tanda infeksi vagina atau serviks, seperti bakterial vaginosis (BV), trikomoniasis, klamidia, atau gonore. Mengalami infeksi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti kelahiran prematur dan ketuban pecah dini (PROM). Dokter dapat menguji infeksi dan mengobati dengan antibiotik jika perlu.
Pendarahan atau bercak seringkali merupakan tanda awal keguguran. Keguguran paling sering terjadi pada trimester pertama, meski bisa terjadi kapan saja hingga 20 minggu. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa sebagian besar ibu hamil yang mengalami flek atau pendarahan di awal kehamilan tidak mengalami keguguran.
Hal ini terjadi pada awal kehamilan, ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim. Pendarahannya cenderung merah tetapi mungkin tampak cokelat, seperti warna darah kering. Tanda-tanda lainnya termasuk nyeri perut atau panggul dan nyeri bahu. Hanya 1 hingga 2 persen kehamilan yang bersifat ektopik, namun penting untuk segera mendapatkan pengobatan, karena berpotensi berbahaya bagi Mama.
Hamil anggur atau yang dikenal juga sebagai mola hidatidosa adalah kelainan kehamilan yang jarang terjadi. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi dan plasenta tidak berkembang secara normal. Akibatnya, sel-sel abnormal tersebut membentuk sekumpulan kista yang bentuknya menyerupai anggur putih. Pendarahan berwarna merah cerah atau keluarnya cairan berwarna cokelat dapat dimulai sejak usia 6 minggu. Gejala lain termasuk mual dan muntah parah, kram perut, dan tekanan atau nyeri panggul. Mama juga mungkin mengeluarkan kista (kantung berisi cairan). Penting untuk segera mendapatkan pengobatan pada kehamilan anggur.