Waspada, Ini Bahaya Pestisida bagi Ibu Hamil dan Janin

Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, seperti menghirupnya (inhalasi), memakan makanan yang disemprot pestisida, atau menyerapnya melalui kulit.

Saat pestisida disemprotkan di luar ruangan, angin dapat membawa sebagian pestisida ke area lain. Sejumlah kecil pestisida di luar ruangan juga dapat ditemukan dalam persediaan makanan dan air.

Melalui cara-cara di atas, pestisida bisa masuk ke tubuh ibu hamil dan orang lain.

Setiap kehamilan memiliki peluang 3-5% untuk mengalami cacat lahir. Ini disebut risiko latar belakang. Sebagian besar penelitian pada hewan dengan paparan glifosat, organofosfat, organoklorin, piretrin, atau piretroid tidak menunjukkan peningkatan peluang untuk cacat lahir di atas risiko latar belakang. Berat badan lahir rendah dan tingkat kematian janin yang lebih tinggi terlihat pada dosis yang beracun bagi hewan hamil.

Dua penelitian pada manusia mengamati hasil kehamilan setelah penyemprotan malathion (pestisida) berulang kali. Dan penelitian lain mengamati beberapa pestisida yang berbeda. Penelitian ini tidak menemukan peningkatan yang konsisten pada cacat lahir di atas risiko latar belakang. Selain itu, tidak ada efek yang dilaporkan pada berat badan lahir atau tingkat diabetes gestasional atau keguguran.

Penelitian lain menemukan peluang yang lebih tinggi untuk kelahiran prematur (kelahiran sebelum minggu ke-37) di daerah-daerah di California yang menggunakan pestisida dalam tingkat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah-daerah dengan penggunaan pestisida yang lebih rendah. Penelitian ini terbatas karena meskipun pestisida digunakan di masyarakat, jumlah paparan pada setiap individu biasanya tidak diketahui.

Studi tentang cacat lahir dan perkembangan akibat paparan pestisida telah menunjukkan bahwa hal ini umumnya terkait dengan kontak jangka panjang dengan pestisida pertanian dosis tinggi.

Paparan pestisida dosis rendah yang digunakan di dalam rumah memiliki risiko rendah dan tidak mungkin menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu hamil dan janin.

Sebuah penelitian terhadap 113 orang yang menggunakan krim piretroid untuk mengobati kutu rambut selama kehamilan tidak menunjukkan peningkatan risiko cacat lahir atau komplikasi kehamilan.

Paparan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan – yang terburuk, kerusakan saraf, gangguan kecerdasan, dan kanker. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2015 menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar pestisida dalam ruangan memiliki risiko 47% lebih tinggi untuk mengembangkan kanker tertentu di masa kanak-kanak.

Janin yang sedang berkembang sangat rentan karena mengalami perubahan yang cepat dan mendalam selama 9 bulan kehamilan. Paparan pestisida dan bahan kimia beracun lainnya selama tahap-tahap perkembangan yang kritis ini dapat menyebabkan kerusakan yang bertahan lama.

Sebuah studi tahun 2012 mengaitkan paparan prenatal terhadap golongan pestisida yang disebut organofosfat dengan berat badan lahir rendah dan kehamilan yang lebih pendek. Organofosfat adalah neurotoksin kuat yang dapat merusak sistem saraf dan otak, bahkan dalam dosis kecil.

Beberapa penelitian terhadap anak-anak Amerika, seperti penelitian tahun 2011 ini oleh para peneliti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas California, Berkeley, telah melaporkan tingkat IQ yang lebih rendah pada anak-anak yang terpapar insektisida organofosfat selama masa kehamilan.

Ada beragam penelitian tentang bahaya pestisida bagi ibu hamil. Sebagian penelitian mengungkapkan bahwa paparan rendah tidak menimbulkan efek pada janin dan ibu hamil. Meski begitu, Mama perlu berhati-hati. Tidak ada salahnya mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia agar bisa mencegah risiko yang tidak diinginkan.

Semua pestisida memiliki tingkat toksisitas tertentu dan menimbulkan risiko selama kehamilan.

Risikonya bergantung pada toksisitas bahan pestisida dan seberapa banyak pestisida yang Mama dan janin terpapar selama kehamilan. Selama kehamilan, otak, sistem saraf, dan organ janin berkembang pesat dan dapat lebih sensitif terhadap efek racun pestisida. Karena itu, penting untuk meminimalkan paparan pestisida selama kehamilan.

Paparan dini terhadap bahan kimia lingkungan dapat mengakibatkan perubahan halus yang memengaruhi fungsi tetapi tidak terlihat sampai jauh di kemudian hari dalam perkembangan anak.

Perubahan halus yang terjadi selama perkembangan janin dan di awal masa kanak-kanak tidak hanya berkontribusi pada perubahan perkembangan saraf dan perilaku yang merugikan tetapi juga pada penyakit dewasa, termasuk obesitas dan penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer. Inilah sebabnya mengapa penting untuk meminimalkan paparan bahan kimia yang berpotensi beracun sejak dini dalam kehidupan anak.

Selama trimester pertama (3 bulan) kehamilan, sistem saraf janin berkembang pesat, jadi Mama tentu ingin menghindari segala jenis kontak dengan pestisida selama masa ini.

Berikut cara membatasi paparan pestisida selama kehamilan:

• Konsumsi makanan organik, terutama sayur dan buah. Selalu cuci sayur dan buah secara menyeluruh sebelum dimakan – meskipun organik.
• Jangan gunakan pestisida di rumah. Di dalam ruangan, lakukan tindakan pencegahan untuk mengusir hama. Hewan pengerat, kecoak, dan semut mencari makanan untuk dimakan dan tempat bersembunyi, terutama di dapur dan kamar mandi. Simpan makanan, sedot debu secara teratur, dan tutup lubang kecil di jendela, dinding, dan lantai untuk menghalangi masuknya serangga. Di luar ruangan, mencabut rumput liar dan memilih bahan alami yang dapat mengusir hama.
• Berbicaralah dengan tetangga tentang tindakan pengendalian hama mereka. Jika mereka menggunakan pestisida, tutup pintu dan jendela saat mereka menyemprot. Lepas sepatu sebelum masuk ke dalam rumah untuk menghindari jejak residu pestisida.
• Berhati-hatilah saat menggunakan obat kutu dan caplak untuk hewan peliharaan. Kurangi kebutuhan hewan peliharaan untuk diobati dengan memandikan dan menyisirnya secara teratur, menghindari area di lingkungan tempat tinggal Mama yang sering dihinggapi hama, dan sering-seringlah menyedot debu untuk membasmi serangga dan telurnya. Jika hewan peliharaan memerlukan obat untuk mengusir caplak dan caplak, pilih opsi yang paling tidak beracun dan batasi kontak dengan hewan peliharaan yang diobati selama 24 jam. Siapa pun yang menggunakan obat antihama pada hewan harus mengikuti petunjuk keselamatan, mengenakan sarung tangan, dan segera mencuci tangan.

Sekarang Mama sudah mengetahui tentang bahaya pestisida bagi ibu hamil. Semoga informasi di atas bisa membantu Mama dalam mengurangi penggunaan pestisida di rumah, ya!