Keuntungan dan Risiko Hamil Berdasarkan Usia Ibu
Pertimbangkan faktor usia saat merencanakan kehamilan, Ma
18 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Usia termasuk salah satu faktor yang kerap menjadi pertimbangan saat seorang perempuan memutuskan hamil. Sebagian dari Mama mungkin tidak terlalu mempermasalahkan faktor usia ketika meyakini kondisi kesehatannya tetap terjaga.
Akan tetapi, biasanya semakin tua usia perempuan saat hamil akan disertai dengan semakin meningkatnya risiko kesehatan diri sekaligus janin yang dikandungnya.
Usia ibu hamil yang lebih tua pun terkadang disertai dengan peningkatan risiko komplikasi, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes gestasional yang dapat memengaruhi kondisi kehamilan. Bahkan, kondisi yang tidak diinginkan seperti keguguran sangat mungkin terjadi.
Itulah mengapa, Mama sebaiknya perlu mengetahui keuntungan dan risiko hamil berdasarkan usia ibu. Lebih lanjut, berikut Popmama.com sajikan penjelasannya yang bisa Mama cermati.
1. Keuntungan dan risiko hamil di usia 20-an
Keuntungan:
Hamil di usia 20-an akan menjadi keputusan terbaik karena waktu ini merupakan usia subur bagi perempuan serta kondisi tubuh secara fisik sedang prima.
Selain itu, risiko terjadinya komplikasi sepanjang kehamilan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, atau keguguran juga masih rendah. Jika rutin berolahraga dan menjaga pola makan, proses melahirkan nantinya akan lebih mudah dan lebih cepat mengembalikan bentuk tubuh.
Bayi pun sangat kecil kemungkinannya untuk mengalami cacat lahir seperti down syndrome atau kelainan kromosom lain. Pasalnya, sel telur di usia 20-an masih relatif muda sehingga tingkat kerentanan terhadap kelainan kromosom juga masih sangat kecil.
Risiko:
Akan tetapi, ada risiko bagi beberapa perempuan yang mungkin secara emosional belum siap untuk hamil. Di usia ini, perempuan kebanyakan masih berfokus pada karier atau pernikahan daripada merencanakan kehamilan.
Selain itu, permasalahan citra tubuh saat hamil bisa saja menjadi masalah bagi kebanyakan perempuan di usia 20-an karena tidak ingin bentuk tubuhnya berubah saat mengandung dan menyusui.
Editors' Pick
2. Keuntungan dan risiko hamil di usia 30-an
Keuntungan:
Tingkat kesuburan perempuan di usia 30-an akan mulai menurun secara bertahap. Akan tetapi, bila Mama berencana melakukan program in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung, tingkat keberhasilannya justru lebih tinggi dibandingkan usia yang lebih tua.
Mengacu pada penelitian, perempuan yang melahirkan anak pertama di usia 34 tahun akan menjadi 14 tahun lebih muda daripada perempuan yang telah memiliki anak di usia 18 tahun. Sebab, mereka cenderung mampu melindungi diri dari tekanan yang dapat memicu masalah kesehatan secara biologis maupun psikologis.
Tak hanya itu, perempuan di usia 30-an tentunya masih memiliki banyak stamina dan kualitas yang baik dalam mengasuh anak. Dari segi emosional, mereka juga mampu mengenal dirinya lebih baik dibanding perempuan di usia 20-an.
Risiko:
Sayangnya, kesempatan hamil di usia awal 30-an sedikit lebih rendah daripada usia 20-an. Tingkat keguguran, kejadian down syndrome, atau kelainan kromosom lainnya pun di usia ini sedikit lebih tinggi kemungkinannya dari perempuan yang hamil di usia 20-an.
Ditambah, perempuan yang hamil di usia 30-34 tahun cenderung lebih besar kemungkinannya akan melakukan persalinan melalui operasi caesar.
Meskipun demikian, Mama tetap bisa mengusahakan untuk mempersiapkan persalinan dengan baik. Sebab, masih banyak pula perempuan hamil di usia ini yang berhasil melahirkan secara normal.