Kenali 9 Tipe Kehamilan yang Mama Wajib Tahu

- Kehamilan intrauterin adalah tipe kehamilan paling umum, dengan gejala seperti mual dan payudara nyeri.
- Kehamilan ektopik terjadi di luar rahim dan berbahaya, ditandai dengan perdarahan vagina dan nyeri perut.
- Kehamilan tuba juga merupakan bentuk kehamilan ektopik yang memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih serius.
Kehamilan adalah momen yang penuh kebahagiaan sekaligus tantangan bagi Mama. Namun, ternyata tidak semua kehamilan itu sama. Terdapat berbagai tipe kehamilan yang bisa berbeda dari segi risiko, proses, dan penanganannya.
Perbedaan ini bisa dipengaruhi oleh kondisi kesehatan Mama, jumlah janin, cara pembuahan, hingga komplikasi medis tertentu. Penting untuk mengenali tiap tipe kehamilan agar Mama bisa lebih siap dan mendapatkan perawatan yang tepat.
Dilansir dari emedicinehelath, yuk, kenali 9 tipe kehamilan yang telah Popmama.com rangkumkan untuk Mama ketahui. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Kehamilan intrauterin

Kehamilan intrauterin adalah tipe kehamilan yang paling umum terjadi, yaitu ketika janin menempel di dalam rahim atau uterus dan plasenta berkembang dengan baik. Pada kondisi ini, kehamilan bisa berlangsung normal hingga persalinan.
Mama biasanya akan merasakan gejala khas seperti mual, payudara terasa nyeri, cepat lelah, hingga perubahan suasana hati. Kondisi ini menjadi tanda bahwa kehamilan berjalan sesuai jalur yang semestinya.
Meski begitu, pemeriksaan rutin tetap sangat penting untuk memastikan pertumbuhan janin yang optimal. Kehamilan intrauterin biasanya disebut juga kehamilan normal, Ma, dan menjadi dasar perbandingan dengan tipe kehamilan lainnya.
2. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, misalnya di leher rahim atau rongga perut. Sayangnya, kehamilan ini tidak bisa bertahan karena tidak berada di tempat seharusnya untuk janin berkembang.
Gejala yang sering muncul antara lain, yaitu perdarahan vagina yang tidak biasa, nyeri perut, sakit di bahu, hingga pusing atau pingsan. Kondisi ini berbahaya dan bisa mengancam nyawa Mama bila tidak segera ditangani.
Biasanya, dokter akan menyarankan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih serius.
3. Kehamilan tuba

Tubal pregnancy atau kehamilan tuba merupakan salah satu bentuk kehamilan ektopik, di mana embrio menempel di saluran tuba falopi, yaitu jalan penghubung antara ovarium dan rahim.
Karena saluran ini sempit, janin tidak bisa tumbuh dengan aman dan berisiko menyebabkan pecahnya tuba falopi. Bagi Mama yang mengalami kehamilan ini akan merasakan gejala berupa nyeri perut parah, pendarahan, atau rasa sakit saat buang air kecil.
Kondisi ini jelas tidak bisa dibiarkan, karena bila tuba pecah bisa menyebabkan perdarahan dalam jumlah banyak. Tipe kehamilan ini sering disebut keadaan darurat medis yang membutuhkan tindakan cepat.
Penanganannya biasanya melalui operasi untuk mengangkat janin dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
4. Kehamilan intra-abdominal

Kehamilan intra-abdominal terjadi ketika janin berkembang di rongga perut. Kondisi ini biasanya berhubungan dengan bekas operasi caesar sebelumnya. Dalam kondisi ini, janin bisa menempel di rongga perut akibat robekan pada bekas jahitan rahim.
Tingkat keberhasilan kehamilan tergantung usia kehamilan saat robekan terjadi. Dalam kondisi ini, Mama bisa merasakan gejala mirip kehamilan biasa, namun sering disertai nyeri perut, mual, dan muntah berlebihan.
Kondisi ini berisiko tinggi sehingga perlu pemantauan intensif. Dalam kasus tertentu, dokter dapat mencoba mempertahankan kehamilan bila janin sudah cukup besar dan ibu dalam kondisi stabil.
5. Kehamilan tunggal

Tipe kehamilan ini adalah kehamilan paling sederhana, di mana satu sel telur dibuahi satu sperma sehingga berkembang menjadi satu janin.
Mayoritas perempuan yang mengalami kehamilan ini gejala umumnya mirip kehamilan normal, seperti mual, payudara nyeri, kelelahan, dan perubahan suasana hati.
Kehamilan tipe ini biasanya lebih mudah dipantau dan relatif lebih aman dibanding kehamilan kembar. Namun, Mama tetap harus menjaga kesehatan tubuh agar janin berkembang optimal.
Penting juga untuk rutin kontrol ke dokter kandungan agar pertumbuhan janin terpantau dengan baik.
6. Kehamilan kembar

Kehamilan kembar berarti Mama mengandung lebih dari satu janin, bisa kembar dua, tiga, bahkan lebih. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa sel telur dibuahi sekaligus, atau satu sel telur yang membelah jadi dua embrio identik
Kehamilan ini memiliki risiko komplikasi lebih tinggi, seperti kelahiran prematur atau pertumbuhan janin tidak seimbang.
Gejalanya serupa kehamilan normal, namun biasanya lebih cepat merasa lelah,perut membesar lebih cepat, dan membutuhkan pemantauan lebih ketat.
7. Kehamilan dengan lupus

Bagi perempuan dengan penyakit lupus, hamil bisa menjadi lebih berisiko. Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendiri.
Dalam kehamilan, lupus bisa meningkatkan risiko preeklamsia, yaitu tekanan darah tinggi pada ibu hamil, kelahiran prematur, atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Mama juga bisa mengalami kambuhnya gejala lupus saat hamil, seperti nyeri sendi dan kelelahan. Karena itu, kehamilan ini membutuhkan pemantauan medis khusus dan kontrol lebih rutin.
8. Kehamilan berisiko tinggi

Kehamilan berisiko tinggi adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan kehamilan dengan potensi komplikasi lebih besar dibanding biasanya.
Faktor penyebabnya bisa usia ibu lebih dari 35 tahun, adanya penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi, kehamilan ganda, atau riwayat komplikasi pada kehamilan sebelumnya.
Mama dengan kondisi kehamilan ini harus melakukan pemeriksaan lebih sering dan mungkin butuh pengobatan tambahan untuk menjaga kehamilan tetap stabil.
9. Kehamilan mola

Kehamilan mola atau hamil anggur adalah kondisi langka ketika plasenta tumbuh tidak normal.
Terdapat dua jenis pada kehamilan ini, yaitu mola lengkap, ketika plasenta terbentuk tanpa janin sama sekali, dan mola parsial, ketika ada janin namun kromosomnya berlebih sehingga tidak bisa berkembang normal.
Gejalanya bisa berupa perdarahan hebat, mual muntah parah, hingga keluarnya kista mirip anggur dari vagina. Kondisi ini berbahaya karena bisa berubah menjadi kanker plasenta bila tidak segera ditangani.
Memahami berbagai tipe kehamilan sangat penting karena setiap kondisi memiliki risiko dan penanganan yang berbeda. Dengan mengenali sejak awal, Mama bisa lebih waspada dan tahu kapan harus segera mencari pertolongan medis.
Pengetahuan tentang 9 tipe kehamilan ini semoga bisa jadi bekal penting bagi mama yang merencanakan kehamilan nantinya.



















