Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Penelitian Terbaru, Kehamilan Bukan Hanya Terjadi dari Sperma Terkuat

ilustrasi hamil (pexels.com/Negative Space)
ilustrasi hamil (pexels.com/Negative Space)
Intinya sih...
  • Tubuh perempuan punya kendali dalam proses kehamilan
  • Proses bukan lomba cepat, tapi perjalanan penuh seleksi
  • Sistem kekebalan tubuh perempuan ikut menyeleksi sperma terbaik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selama ini yang sering kita dengar ialah kehamilan terjadi karena sperma tercepat berhasil mencapai sel telur lebih dulu. Namun, penelitian terbaru justru mengungkap hal yang berbeda.

Proses terjadinya kehamilan ternyata nggak hanya bergantung pada kekuatan atau kecepatan sperma semata, tetapi juga melibatkan seleksi alami yang dilakukan oleh tubuh perempuan.

Popmama.com sudah merangkum mengenai penelitian yang membuktikan jika kehamilan bukan hanya terjadi dari sperma terkuat saja. Yuk simak bersama!

1. Tubuh perempuan ternyata punya kendali dalam proses kehamilan

ilustrasi hamil (pexels.com/Garon Piceli)
ilustrasi hamil (pexels.com/Garon Piceli)

Bukan rahasia lagi kalau banyak orang percaya kehamilan terjadi karena sperma tercepat berhasil mencapai sel telur terlebih dahulu. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kenyataannya tidak sesederhana itu. Tubuh perempuan justru punya peran besar dalam menentukan sperma mana yang layak melanjutkan perjalanan menuju pembuahan lho, Ma.

Peneliti dari Universitas Zurich, Robert D. Martin, dalam esainya The Macho Sperm Myth di situs Aeon, menyebut bahwa kisah tentang “sperma terkuat” hanyalah warisan cara pandang lama yang terlalu berpusat pada laki-laki. Padahal, proses biologis dalam tubuh perempuan jauh lebih kompleks dan menakjubkan daripada sekadar perlombaan kecepatan sperma, Ma.

2. Bukan lomba cepat, tapi perjalanan penuh seleksi

ilustrasi sperma dan sel telur (pexels.com/DeonBlack)
ilustrasi sperma dan sel telur (pexels.com/DeonBlack)

Menurut Martin, perjalanan sperma menuju sel telur ternyata nggak semudah yang dibayangkan, Ma. Bukan seperti lomba lari tanpa halangan, tapi lebih mirip perjalanan penuh rintangan yang harus dilewati satu per satu. Setiap bagian dari organ reproduksi perempuan punya peran penting untuk menyaring sperma yang masuk, agar hanya yang paling kuat dan sehat yang bisa bertahan.

Mulai dari vagina yang memiliki tingkat keasaman tinggi, lendir serviks yang cukup tebal, sampai kontraksi rahim yang ikut mengarahkan gerak sperma, semuanya jadi bentuk perlindungan dan kendali alami dari tubuh perempuan. Dari ratusan juta sperma yang keluar, hanya sedikit sekali yang berhasil sampai ke sel telur.

3. Sistem kekebalan perempuan ikut menyeleksi

Ilustrasi siluet perempuan. (unsplash.com/@mollyblackbird)
Ilustrasi siluet perempuan. (unsplash.com/@mollyblackbird)

Sistem kekebalan tubuh perempuan juga punya peran besar dalam proses pembuahan. Tubuh perempuan secara alami akan mengenali sperma sebagai zat asing yang masuk ke dalam sistem reproduksi, karena dianggap bukan bagian dari tubuh, sistem imun akan berusaha melawan dan menyingkirkan sebagian besar sperma yang nggak memenuhi kriteria.

Inilah alasan mengapa hanya sedikit sperma yang berhasil bertahan dan melanjutkan perjalanan menuju sel telur. Proses ini bisa dibilang seperti uji kelayakan alami, sperma yang lemah, cacat, atau nggak cocok dengan tubuh perempuan akan otomatis tersingkir.

Jadi, peluang kehamilan bukan hanya bergantung pada seberapa cepat sperma berenang, tetapi lebih pada kecocokan biologis antara sperma dan tubuh perempuan, Ma. Tubuh perempuan secara cerdas memilih sperma terbaik untuk memastikan kehamilan yang sehat dan berkualitas.

4. Sel telur juga punya hak memilih sperma terbaik

Ilustrasi replika spema dan sel telur (freepik.com/freepik)
Ilustrasi replika spema dan sel telur (freepik.com/freepik)

Setelah melewati berbagai rintangan di dalam tubuh perempuan, ternyata masih ada satu tahap penting yang menentukan keberhasilan pembuahan, yaitu keputusan dari sel telur itu sendiri.

Menurut para peneliti, sel telur memiliki kemampuan untuk memilih sperma yang paling cocok secara biologis. Jadi, bukan hanya sperma yang berusaha mencapai sel telur, tetapi juga sel telur yang aktif menentukan siapa pemenangnya.

Hal ini membuktikan bahwa tubuh perempuan bukan sekadar penerima pasif, melainkan berperan aktif dalam menciptakan kehamilan yang sehat. Proses ini menunjukkan betapa cerdas dan selektifnya tubuh perempuan dalam memastikan sperma yang berhasil membuahi benar-benar yang paling sesuai.

Jadi, kehamilan bukan semata soal kecepatan atau kekuatan sperma, tetapi hasil kerja sama yang menakjubkan antara tubuh perempuan dan sperma terbaik yang berhasil dipilih.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Benarkah Seks di Trimester Akhir Bantu Lancarkan Persalinan?

05 Des 2025, 13:07 WIBPregnancy