Posisi Missionary Disebut Baik untuk Promil, Ini Penjelasan dr. Boyke!

- Posisi missionary dengan ganjalan bantal dinilai lebih efektif karena membantu memiringkan panggul agar sperma menuju rahim lebih optimal
- Diam sejenak setelah ejakulasi untuk membantu sperma mengendap dan kedua kaki bisa diangkat ke atas agar sperma bergerak ke arah rahim dengan lebih optimal
- Perhatikan kondisi rahim dan jaga tubuh tetap rileks, 35 persen perempuan di Indonesia memiliki kondisi rahim terbalik.
Menjalani program hamil sering kali menjadi perjalanan yang penuh harapan bagi banyak pasangan suami istri. Selain menjaga pola hidup sehat dan rutin memeriksakan kondisi kesehatan, cara berhubungan intim juga kerap menjadi hal yang diperhatikan karena diyakini dapat memengaruhi peluang kehamilan.
Beragam informasi pun beredar seputar posisi dan waktu yang dianggap tepat untuk promil. Salah satunya datang dari dr. Boyke Dian Nugraha yang mengungkap bahwa posisi missionary saat berhubungan seksual disebut memiliki keunggulan bagi pasangan yang sedang promil.
Berikut Popmama.com rangkum mengenai penjelasan dr. Boyke mengenai posisi missionary yang disebut baik untuk promil agar promil dapat dijalani dengan lebih tenang, nyaman, dan penuh kesiapan. Yuk simak bersama!
1. Posisi missionary dengan ganjalan bantal dinilai lebih efektif

dr. Boyke menjelaskan bahwa posisi missionary, dengan perempuan berada di bawah dan bagian panggul diganjal menggunakan bantal, dapat memberikan posisi yang lebih mendukung proses pembuahan.
Ganjalan bantal ini membantu memiringkan panggul sehingga jalur menuju rahim menjadi lebih optimal bagi sperma. Dengan posisi tersebut, cairan sperma nggak mudah keluar setelah ejakulasi dan memiliki waktu lebih lama untuk bergerak ke arah sel telur.
Menurut penjelasan dr. Boyke, cara ini tergolong sederhana dan bisa dilakukan oleh pasangan tanpa persiapan khusus. Meski terlihat sepele, posisi tubuh yang tepat dapat membantu sperma bertahan lebih lama di dalam, terutama saat berhubungan di masa subur. Karena itu, posisi missionary dengan sedikit penyesuaian ini kerap disarankan sebagai salah satu pilihan bagi pasangan yang sedang menjalani program hamil agar prosesnya terasa lebih nyaman dan alami.
2. Diam sejenak setelah ejakulasi untuk membantu sperma mengendap

Setelah ejakulasi, dr. Boyke menyarankan perempuan untuk nggak langsung bangun atau beranjak dari tempat tidur. Diam sejenak selama kurang lebih lima menit dinilai dapat membantu sperma tetap berada di dalam dan nggak langsung keluar. Pada fase ini, perempuan juga boleh mengangkat kedua kaki ke atas agar posisi tubuh membantu sperma bergerak ke arah rahim dengan lebih optimal.
Menurut dr. Boyke, waktu singkat ini penting karena sperma membutuhkan kesempatan untuk mengendap terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanannya mencari sel telur. Jika setelah ejakulasi tubuh langsung bergerak atau berdiri, cairan sperma berisiko keluar lebih cepat. Karena itu, memberi jeda sejenak dengan posisi yang rileks dapat menjadi langkah sederhana namun bermanfaat, terutama bagi pasangan yang sedang fokus menjalani program hamil.
3. Perhatikan kondisi rahim dan jaga tubuh tetap rileks

Dr. Boyke mengungkapkan bahwa nggak semua perempuan memiliki posisi rahim yang sama. Sekitar 35 persen perempuan di Indonesia diketahui memiliki kondisi rahim terbalik. Oleh karena itu, setelah berhubungan intim dan berbaring beberapa menit, perempuan bisa mencoba posisi sujud atau nungging. Posisi ini dipercaya dapat membantu pergerakan sperma agar lebih mudah menuju rahim, terutama bagi perempuan dengan kondisi tersebut.
Selain memperhatikan posisi tubuh, dr. Boyke juga menekankan pentingnya kondisi fisik dan suasana saat berhubungan di masa subur. Hubungan intim sebaiknya dilakukan dalam keadaan yang nggak terlalu lelah dan tanpa tekanan. Dibawa santai saja agar tubuh tetap nyaman dan rileks. Dengan begitu, sperma dapat mengendap dan bekerja secara alami dalam mencari sel telur, sehingga proses promil terasa lebih ringan dan nggak membebani pasangan.
Dengan memahami cara berhubungan intim yang tepat dan dilakukan secara santai, pasangan suami istri dapat menjalani program hamil dengan perasaan lebih tenang dan nyaman. Nggak perlu terburu-buru atau terlalu membebani diri, karena setiap tubuh memiliki prosesnya masing-masing.
Yang terpenting, jaga kesehatan, suasana hati, dan keharmonisan bersama pasangan agar promil dapat dijalani sebagai perjalanan penuh harapan dan kebahagiaan.


















