Kondisi Ideal untuk Hamil, Calon Orangtua Wajib Tahu!

Dalam merencanakan kehamilan, perlu dipehatikan kondisi yang ideal untuk hamil

14 Mei 2023

Kondisi Ideal Hamil, Calon Orangtua Wajib Tahu
Unsplash/alice02

Kehamilan merupakan anugerah Tuhan yang harus direncanakan dan dipersiapkan dengan baik. Mengapa kehamilan harus direncanakan?

Selain karena titipan Tuhan yang harus dijaga dan dipenuhi hak dan kebutuhannya, agar ibu dapat menjalani kehamilan dan persalinan yang aman, sehingga ibu sehat, dan melahirkan bayi yang sehat dan dapat tumbuh berkembang menjadi anak yang berkualitas.

Kehamilan juga penting direncanakan untuk mendeteksi risiko atau masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu dan janin sedini mungkin.

Nah, dalam merencanakan kehamilan, perlu dipehatikan kondisi yang ideal untuk hamil. Kondisi ideal untuk hamil meliputi beberapa hal.

Di bawah ini Popmama.com rangkum kondisi ideal untuk hamil yang dirangkum dari buku saku Merencanakan Kehamilan Sehat yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.

Yuk, kita simak bersama!

1. Perhatikan usia

1. Perhatikan usia
Freepik/sstockking

Adapun usia yang ideal untuk hamil adalah 20-45 tahun. Jika usia kurang dari 20 tahun sebaiknya tunda kehamilan. Sementara jika usia di atas 35 tahun, dianjurkan untuk tidak hamil lagi.

Namun, jika usia 35 tahun belum mempunyai anak dan ingin mempunyai momongan, boleh hamil tapi harus dalam pengawasan dokter.

2. Perhatikan jumlah anak

2. Perhatikan jumlah anak
Freepik/jcomp

Mama sudah pernah hamil dan sudah punya anak, tapi masih ingin hamil lagi?

Boleh saja hamil lagi jika jumlah anak saat ini kurang dari tiga orang. Namun, jika sudah lebih dari tiga orang anak, dianjurkan untuk tidak hamil.

Editors' Pick

3. Perhatikan jarak kehamilan

3. Perhatikan jarak kehamilan
Freepik/jcomp

Adapun jarak kehamilan yang ideal adalah lebih dari dua tahun. Jika jarak kehamilan kurang dari dua tahun sebaiknya tunda kehamilan sampai anak berusia dua tahun, Ma.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat memiliki risiko. Begitu juga jika jarak kehamilan terlalu jauh, sama-sama memiliki risiko.

Adapun risiko jarak kehamilan terlalu dekat antara lain:

  • Mengalami kelahiran prematur
  • Meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah
  • Solusio plasenta
  • Anemia pada ibu hamil
  • Kelainan bawaan pada bayi
  • Depresi postpartum
  • Robekan jahitan rahim

Sementara risiko jarak kehamilan terlalu jauh, terutama jika ibu hamil lagi di usia 35 tahun ke atas.adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil yang sebelumnya belum pernah mengalami atau punya riwayat komplikasi ini.
  • Kapasitas rahim tidak seoptimal kehamilan berjarak kurang dari lima tahun. Sebab, kehamilan biasanya meningkatkan kapasitas rahim untuk menunjang tumbuh kembang janin. Namun, karena jarak persalinan terlalu lama, manfaat ini berkurang sampai menghilang.
  • Berat lahir rendah, dan janin kecil saat kehamilan.

4. Perhatikan status gizi

4. Perhatikan status gizi
Pexels/Ketut Subiyanto

Status gizi juag menjadi hal penting diperhatikan saat merencanakan kehamilan. Status gizi ideal untuk adalah adalah jika IMT (indeks massa tubuh) mama berkisar antara 18,5 dan LILA lebih dari 23,5 cm.

Jika IMT kurang dari 18,5 cm dan LILA  (Lingkar Lengan Atas) kurang dari 23,5, ini artinya ibu mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan disarankan untuk tunda kehamilan.

Sementara jika IMT antara 25,0 sampai 27,0, ini artinya Mama kelebihan BB tingkat ringan, dan jika IMT lebih dari 27,0, ini artinya kelebihan BB tingkat berat atau obesitas dan disarankan untuk tunda kehamilan sampai IMT dan LILA menunjukkan angka ideal.
 

5. Tidak ada riwayat kehamilan dengan penyulit atau komplikasi sebelumnya

5. Tidak ada riwayat kehamilan penyulit atau komplikasi sebelumnya
Freepik/Azerbaijan_stockers

Apakah Mama dan pasangan memiliki riwayat masalah kehamilan sebelumnya?

Jika ada riwayat kehamilan dengan penyulit atau komplikasi sebelumnya, maka disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter jika ingin hamil lagi.
 

6. Perhatikan kondisi kesehatan

6. Perhatikan kondisi kesehatan
Freepik/Tirachardz

Idealnya saaat merencanakan kehamilan, baik istri maupun suami tidak mempunyai masalah kesehatan. Jika pasangan memiliki masalah kesehatan atau tengah dalam perawatan kesehatan, sebaiknya tunda dulu kehamilan sampai sembuh atau terkontrol di bawah pengawasan. 

Adapun kondisi kesehatan yang penting untuk diperhatikan sebelum merencanakan kehamilan adalah kadar Hb, penyakit menular (HIV, sifilis, hepatitis, TB, malaria, kecacingan), penyakit tidak menular (diabetes melitus, hipertensi, jantung, autoimun, kanker, dan stroke), kesehatan jiwa, dan penyakit genetik seperti talasemia, dan hemofilia.

Itu tadi kondisi ideal untuk hamil yang calon orangtua wajib ketahui. Jadi, sebelum merencanakan kehamilan, pastikan kondisi Mama telah sesuai dengan kondisi ideal di atas, ya, Ma!

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest