Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Telat Haid, Darahnya Menumpuk dimana? Temukan Jawabannya!

ilustrasi darah haid (pexels.com/Polina Kovaleva)
ilustrasi darah haid (pexels.com/Polina Kovaleva)
Intinya sih...
  • Telat haid bukan berarti darah menumpuk di dalam tubuh, melainkan disebabkan oleh faktor hormon, stres, olahraga berlebihan, atau kondisi seperti PCOS.
  • Ketika siklus menstruasi tertunda, lapisan rahim yang belum dijatuhkan karena ovulasi atau hormon yang nggak sesuai menjadi penyebabnya.
  • Konsultasikan ke dokter jika mengalami keterlambatan haid lebih dari 35 hari secara konsisten atau mengalami gejala lain seperti perdarahan berat dan nyeri panggul hebat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Momen ketika telat haid sering kali membuat sebagian perempuan merasa khawatir hingga penasaran dengan kondisi tubuhnya. Banyak yang bertanya-tanya apakah darah menstruasi yang seharusnya keluar justru menumpuk di dalam rahim saat haid nggak datang tepat waktu. Padahal, anggapan ini sering kali keliru dan perlu diluruskan agar tidak menimbulkan salah paham tentang kesehatan reproduksi.

Perlu dipahami bahwa tubuh memiliki mekanisme alami untuk mengatur siklus menstruasi. Saat terjadi keterlambatan haid, bukan berarti darah sedang menumpuk di dalam tubuh, melainkan ada faktor lain yang memengaruhi hormon dan proses ovulasi, Ma.

Popmama.com sudah merangkum apa yang sebenarnya terjadi saat telat haid agar Mama bisa lebih tenang dan mengenali tubuh dengan baik. Yuk simak bersama!

1. Mengapa haid bisa terlambat?

ilustrasi terlambat haid (freepik.com/freepik)
ilustrasi terlambat haid (freepik.com/freepik)

Telat haid bukan berarti otomatis darah menumpuk di dalam tubuh, Ma. Proses haid erat kaitannya dengan ovulasi dan penurunan hormon setelah ovum nggak dibuahi. Ketika ovulasi nggak terjadi atau hormon nggak bekerja seperti seharusnya, maka siklus haid bisa tertunda.

Menurut penjelasan dr. Marcel Elian Suwito, Sp.OG melalui akun Instagramnya @marcel.elian.suwito, penyebab umum keterlambatan haid meliputi ketidakseimbangan hormon (termasuk hormon tiroid), stres, olahraga berlebihan, atau kondisi seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Selain itu, jika ovum tidak dilepaskan (anovulasi), maka lapisan rahim (endometrium) bisa terus menebal tanpa sinyal alami untuk luruh.

Jika mengalami telat haid selama 1–2 bulan sebenarnya masih tergolong normal dan tidak selalu menandakan adanya masalah serius. Menurut penjelasan dr. Marcel, saat dilakukan pemeriksaan pada kondisi ini, biasanya dinding rahim terlihat menebal. Hal ini terjadi karena lapisan endometrium belum luruh sebagaimana mestinya akibat faktor hormonal atau gangguan ovulasi. Dalam kondisi seperti ini, dokter biasanya akan memberikan obat untuk membantu meluruhkan lapisan tersebut agar menstruasi kembali rutin.

Sedangkan bagi perempuan yang akan menjalani ibadah umroh atau haji, dokter sering kali memberikan obat penunda haid. Obat ini berfungsi menahan peluruhan lapisan rahim dengan cara menjaga agar dinding rahim tetap tipis. Dengan begitu, tubuh nggak mengalami menstruasi selama masa ibadah.

Menurut dr. Marcel, obat tersebut bekerja dengan mengatur hormon agar tidak terjadi penebalan endometrium. Jadi, nggak perlu khawatir jika haid tertunda karena penggunaan obat penunda menstruasi ini, sebab setelah obat dihentikan, siklus haid akan kembali seperti semula secara bertahap, Ma.

Jadi, sebenarnya bukan darah yang “menumpuk,” melainkan lapisan rahim yang belum terlepas karena hormon belum memberikan sinyal yang tepat. Dengan demikian, telat haid lebih sering disebabkan oleh gangguan siklus hormon dan ovulasi, bukan karena darah sedang menumpuk seperti yang sering diasumsikan, Ma.

2. Apa yang sebenarnya terjadi dalam rahim?

ilustrasi rahim (freepik.com/freepik)
ilustrasi rahim (freepik.com/freepik)

Ketika siklus menstruasi tertunda, bukan berarti ada kantong besar darah menunggu untuk keluar. Prosesnya lebih ke lapisan rahim yang belum dijatuhkan karena ovulasi atau hormon yang nggak sesuai. Dilansir dari Healthline, ketika ovulasi gagal, lapisan rahim dapat menebal tetapi nggak luluh dan akhirnya menghasilkan keluarnya darah berwarna cokelat atau bercak ringan.

Jadi, bagi perempuan yang hanya mengalami keterlambatan haid sekali‐dua kali tanpa nyeri hebat atau gejala lainnya, sangat besar kemungkinan penyebabnya adalah faktor hormon/ovulasi, bukan darah yang menumpuk ya, Ma.

3. Kapan perlu konsultasi ke dokter?

Ilustrasi dokter. (Pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi dokter. (Pexels.com/Pixabay)

Meskipun telat haid sering kali bersifat sementara dan nggak berbahaya, ada beberapa kondisi yang sebaiknya jangan diabaikan, Ma.

Jika Mama mengalami keterlambatan haid yang terjadi secara konsisten, misalnya lebih dari 35 hari berulang kali, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan hormon atau anovulasi, yaitu ketika ovarium tidak melepaskan sel telur seperti biasanya. Menurut penjelasan dari Fertility Treatment Center, kondisi ini dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur.

Selain itu, perdarahan yang sangat berat, berlangsung lebih dari tujuh hari, atau disertai gumpalan besar yang muncul berulang kali juga perlu diwaspadai. Dikutip dari CCRM Fertility, gejala tersebut bisa mengindikasikan adanya masalah seperti fibroid atau adenomyosis yang menyebabkan lapisan rahim menebal secara berlebihan.

Nggak hanya itu, jika Mama mengalami nyeri panggul hebat, pusing, atau tanda-tanda anemia saat menstruasi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan ya, Ma. Lebih baik memeriksakan diri lebih awal agar penyebabnya bisa diketahui dan ditangani sebelum menimbulkan komplikasi, Ma.

4. Tips agar siklus menstruasi Mama dapat lebih teratur

ilustrasi menstruasi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menstruasi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Agar siklus haid lebih teratur dan potensi terlambat bisa diminimalkan, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Coba untuk mengelola stres karena hormon ovulasi dan menstruasi sangat dipengaruhi oleh stres.
  • Perhatikan pola makan dan berat badan sehat, kelebihan atau kekurangan berat badan bisa mengganggu ovulasi.
  • Hindari olahraga ekstrem secara terus-menerus tanpa cukup pemulihan.
  • Tidur cukup dan batasi konsumsi kafein/alkohol yang bisa mengganggu hormon.
  • Jika menggunakan kontrasepsi hormonal atau memiliki kondisi seperti PCOS/tiroid, pastikan pengontrolan rutin ke dokter.

Dengan gaya hidup yang lebih seimbang, siklus haid bisa lebih stabil dan tidak menimbulkan kekhawatiran berlebih saat telat datang.

Nah, sekarang sudah jelas ya, Ma, bahwa telat haid bukan berarti darah sedang menumpuk di dalam tubuh. Kondisi ini lebih berkaitan dengan perubahan hormon, stres, pola hidup, atau gangguan seperti PCOS yang memengaruhi proses ovulasi.

Jadi, nggak perlu panik dulu saat haid terlambat datang. Yang penting, tetap jaga pola makan, kelola stres dengan baik, dan rutin periksa ke dokter jika siklus haid terus berubah.

Dengan begitu, tubuh tetap sehat, hormon lebih seimbang, dan siklus menstruasi bisa kembali teratur seperti semula.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

10 Rekomendasi Tempat USG Terdekat di Bandung Beserta Biayanya

18 Nov 2025, 16:20 WIBPregnancy