"Keterbukaan informasi dan media sosial membuat orang lebih paham bahwa kondisi ini (vaginismus) bisa diobati. Contohnya adalah kasus vaginismus. Saya pernah menemui pasien yang menangis ketika datang, mengatakan bahwa ia sudah menikah selama 14 tahun dan tidak bisa melakukan hubungan seksual sama sekali. Setelah 4 tahun pertama pernikahannya, ia tidak bisa melakukan hubungan seksual. Beruntungnya, dokter Obgyn merujuknya kepada saya karena penting untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan anatomi terlebih dahulu sebelum menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah psikologis," ujarnya.
Vaginismus Harus Segera Ditangani Demi Kelancaran Rencana Kehamilan
-RlMzOkgCdstvuzBVE5qTqhA5khsGLmaI.jpg)
Vaginismus adalah kondisi medis yang perlu segera ditangani untuk mencegah dampak negatif pada kehidupan pernikahan. Ketegangan otot-otot di sekitar vagina yang tidak disengaja dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan selama hubungan seksual, yang pada akhirnya bisa mengganggu keintiman antara pasangan.
Jika tidak ditangani, vaginismus bisa menyebabkan stres, frustrasi, dan rasa tidak puas dalam hubungan, serta dapat memengaruhi kualitas hidup kedua pasangan. Komunikasi terbuka dan dukungan dari pasangan sangat penting dalam mengatasi kondisi ini.
Vaginismus dapat menunda program hamil karena kondisi ini menyebabkan otot-otot vagina mengencang secara tidak sadar saat berhubungan seksual, membuat penetrasi menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin.
Berikut ini Popmama.com mengulas bagaimana kondisi vaginismus harus segera ditangani untuk mencegar masalah serius dalam pernikahan dan menunda program hamil.
1. Apa Itu Vaginismus?

Vaginismus adalah ketegangan pada vagina yang tidak disengaja. Orang-orang mengalaminya saat awal berhubungan seks, saat memasukkan tampon, atau saat menjalani pemeriksaan panggul.
Vaginismus dapat membuat hubungan intim menjadi nyeri (dispareunia). Kegel, dilator vagina, dan terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu mengendurkan otot dan menghentikan kejang.
2. Kasus vaginismus terus meningkat dari tahun ke tahun

Dalam acara peluncuran program Program Urogynekologi Center atau MUACH ( Merr Urogynecology and Aesthetic Center Healthcare), Rumah sakit ibu dan anak, RSIA Kendangsari Merr Surabaya, Prof. Dr. dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG., Subsp.Urogin.RE menjelaskan bahwa kasus vaginismus terus mengalami peningkatan.
"Pada tahun 2020, saya hanya menangani lima pasien, tetapi pada 2023, jumlahnya meningkat menjadi 67 pasien, termasuk dari berbagai daerah seperti Bali, NTT, dan Kalimantan. Pada tahun 2024 hingga April, sudah ada sekitar 28 kasus," kata Prof Eighty saat ditemui secara virtual, Sabtu (29/06/2023).
Salah satu pemicu mengapa kasus vaginismus mengalami peningkatan adalah adanya kesadaran pasangan suami-istri dengan permasalahan seksual tersebut.
3. Faktor terjadinya vaginismus

Dilansir dari healthline.com, Tidak selalu ada penyebab terjadinya vaginismus. Kondisi ini dikaitkan dengan:
- pelecehan atau trauma seksual di masa lalu
- melewati hubungan seksual yang menyakitkan
- faktor emosional
Untuk membuat diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan dan seksual. Riwayat-riwayat ini dapat membantu memberikan petunjuk tentang penyebabnya.
Prof. Eighty mengatakan jika pasien ada gangguan hubungan seksual, dokter harus menyingkirkan dulu penyebab anatominya. Kalau penyebab anatominya tidak ada, kemungkinan vaginismus disebabkan karena faktor psikologis.
"Kalau ditanya oleh keluarganya, kok nggak hamil-hamil? Ya sudah diam, nggak berani cerita. Lalu, terlibatnya media sosial soal keterbukaan informasi sekarang di medsos banyak itu seperti ada untungnya ada ruginya, saya seringkali mendapatkan ternyata pasien itu kadang juga takut berhubungan itu karena banyak sekali omong-omongan di media sosial gitu ya hubungan itu sakit, nanti berdarah, nyeri banget, itu yang akhirnya membuat mereka hubungan seks jadi takut, ya memang ada faktor psikisnya," kata Prof. Eighty.
Prof. Eighty menambahkan beberapa kasus lain seperti banyak yang mengalami gangguan anatomi. "Selaput daranya kaku sehingga lubangnya itu kecil banget, satu jari saja nggak bisa masuk. Jika langsung konsulkan ke psikolog atau sampai ke psikiater saja tanpa penanganan klinis bisa tidak akan sembuh, jadi prinsipnya kalau ada kasus begini, ya periksa dulu untuk dipastikan ada gangguan anatomi apa tidak," tegasnya.
4. Ketika mengalami gangguan saat berhubungan seksual, segera cari bantuan!
-dHfz85j2SpwsoNp05NyVGUmc6Xz6ItiP.jpg)
Prof Eighty mengatakan penanganan yang tepat dan cepat sangat penting karena gangguan seksual dalam pernikahan bisa menyebabkan depresi dan masalah lainnya pada suami.
Dalam beberapa kasus, suami mengalami gangguan ereksi dan ejakulasi dini karena patah semangat setelah berulang kali mencoba. Kolaborasi dengan andrologi sering kali membantu memperbaiki kondisi suami sehingga pasangan bisa memiliki hubungan seksual yang sehat dan mungkin hamil. Pemahaman tentang anatomi dan penanganan dini sangat penting untuk mengurangi stres dan masalah psikologis.
"Jadi seringkali kalau kasus begini itu ternyata ada faktor psikologis yang bisa kita perbaiki. Umumnya pasien itu bisa kita ajarkan. Jadi kita ajarkan tentang mapping anatominya dia. Bahwa, oh ini lho lubang vaginanya itu di sini. Supaya dia tidak ada rasa ketakutan tersendiri. Meskipun banyak juga, tadi saya sebutkan banyak kasus yang ternyata disebabkan oleh gangguan anatomi yang mungkin perlu insisi selaput dara atau perlu injeksi botoks, karena adanya kontraksi terus-menerus dari otot-otot vaginanya. Jadi menurut saya, the first the better ya. Semakin cepat berobat, semakin lebih baik karena prognosisnya akan lebih baik. Dia cepat belajar tentang anatomi karena cepat tahu masalahnya apa. Kalau cepat tahu masalahnya apa, cepat diobati, maka faktor psikologi stresnya itu akan semakin berkurang," tambahnya.
5. Pengobatan vaginismus harus dilakukan cepat dan tepat untuk menyelamatkan pernikahan

Selanjutnya jika seudah mengetahui penyebab terjadinya vaginismus, pengobatan vaginismus harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk mencegah dampak negatif jangka panjang pada kesehatan fisik dan emosional serta kehidupan seksual pasangan.
Penanganan segera dapat mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami, meningkatkan kualitas hidup, dan memungkinkan pasangan untuk menikmati hubungan intim tanpa rasa takut atau cemas serta meminimalisir terjadinya permasalahan yang dapat memepengaruhi kualitas hubungan pernikahan.
dr. Gatut Hardianto, SpOG., Subsp Urogin.RE menambahkan tak sedikit kasus pasien ketika pasangan mengalami vaginismus, suaminya mengalami gangguan ereksi kemudian dia cenderung jadi dalam tanda kutip selingkuh karena merasa dari pasangan yang resminya suami tidak bisa melakukan hubungan dengan baik jadi akhirnya cenderung lari ke orang lain.
"Nah ini kan dampak-dampak memang mungkin tidak langsung ke masalah kesehatan atau bahkan mungkin kalau sudah tidak mau bertahan, dia lebih lama dari periode yang dia mampu, ya bercerai. Nah ini kan suatu hal yang ya tentu dampaknya bukan masalah kesehatan langsung, tetapi dampaknya jadi lebih luas. Jadi makin segera ditangani ketika mengalami kasus vaginismus, mungkin makin segera diketahui,
dampak yang berkepanjangan dan yang aneh-aneh itulah, itu juga segera bisa diselesaikan. Itu yang paling penting," kata dr. Gatut.
Vaginismus membuat pengencangan otot-otot vagina dan menimbulkan rasa sakit saat berhubungan seksual, ini dapat menghambat program kehamilan karena sulitnya penetrasi dan pembuahan. Penanganan cepat dan tepat melalui terapi fisik, konseling psikologis, dan teknik relaksasi dapat mengatasi penyebab anatomi dan psikologis dari vaginismus. Ketika kondisi ini berhasil diobati, banyak pasangan dapat menikmati hubungan seksual tanpa rasa sakit, memperkuat ikatan emosional, dan meningkatkan peluang untuk hamil secara alami.
Sebagai informasi Program Urogynekologi Center di RSIA Kendangsari Merr, Surabaya bertajuk MUACH ( Merr Urogynecology and Aesthetic Center Healthcare) diharapkan menjadi pilihan perempuan di Surabaya dan di Indonesia mengatasi permasalahan area kewanitaan termasuk estetika area intim tersebut.
Program ini menghadirkan Spesialis Obgyn Konsultan Urogyn berpengalaman serta beberapa alat berteknologi tinggi dari Regenesis seperti Laser dan Biofeedback yang komprehensif dan less invasive sehingga hasil treatment akan lebih baik dan lebih terukur terukur.



















