Kualitas Udara Makin Buruk, Hati-hati 5 Dampak Polusi Bagi Ibu Hamil
Jangan lupa gunakan masker saat bepergian keluar rumah
16 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemerintah Daerah Riau melakukan tindakan nyata dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Hal ini diungkapkan mengingat sebelumnya Kepala BNPB Doni Monardo mendengar slogan 'Riau Tanpa Asap.'
Menurut Doni, slogan tersebut tidak sesuai dengan kondisi Riau saat ini.
"Saya tidak ingin hanya slogan-slogan. Dulu saya senang dengan pernyataan Riau Tanpa Asap. Tapi apa, hari ini Riau penuh asap," ujar Doni dalam rapat koordinasi penanganan karhutla di Riau, seperti dilansir dari IDN Times, Minggu (15/9).
Kondisi udara di Riau saat ini memang masih dipenuhi asap. Jelas ini kondisi yang tidak sehat bagi seluruh warga yang bermukim di sana. Termasuk untuk ibu hamil dan anak-anak.
Menjaga kesehatan saat hamil salah satunya adalah menjauhi lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat. Termasuk di antaranya memiliki lingkungan yang sehat dan menghindari konsumsi makanan tidak sehat dan rutin olahraga.
Namun selain itu, ada hal lain yang juga penting diperhatikan tetapi sering diabaikan yakni polusi udara.
Saat ini, kualitas udara sudah semakin buruk. Tidak hanya di Riau, tapi beberapa daerah lainnya di Indonesia, seperti di Jakarta juga mengalami kondisi udara yang tidak terlihat sehat.
Ibu hamil pun terpaksa harus menghirup udara buruk yang sebagian besar berasal dari asap kendaraan dan sumber polusi lainnya.
Apa itu polusi udara?
Polusi udara adalah kondisi yang bisa datang dalam berbagai bentuk. Biasanya udara yang tercemar terdiri dari ozon, partikel, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, asap knalpot kendaraan, emisi dari gedung-gedung di perkotaan, debu, dan bahan kimia lainnya.
Gejala umum dari paparan polusi udara buruk yang berkepanjangan termasuk batuk, iritasi mata, penyakit pernapasan (bronkitis, asma, dan emfisema), kelelahan kronis, kapasitas paru-paru berkurang dan sesak napas.
Adakah dampak buruk dari polusi udara bagi ibu hamil, terutama bagi tumbuh kembang janin? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
1. Berat badan lahir rendah
Dikutip dari American Pregnancy Association, rata-rata bayi lahir dengan berat badan sekitar 2,75 kg hingga 4 kg, dalam usia kandungan 38-40 minggu. Nah, ketika bayi dilahirkan dengan berat badan di bawah 2,5 kg, maka ia dianggap memiliki berat lahir rendah.
Paparan polusi udara yang buruk saat hamil pun diduga kuat turut memengaruhi masalah ini.
Sebuah penelitian di Beijing, yang merupakan salah satu kota dengan polusi udara buruk di dunia, menemukan bahwa saat polusi udara di kota tersebut mulai diatasi, rata-rata berat lahir bayi mengalami peningkatan.
Kondisi ini lebih rentan dialami oleh ibu hamil pada masa-masa di mana bayi sedang tumbuh dan berkembang pesat, yakni di usia kehamilan trimester pertama dan kedua.
Editors' Pick
2. Kelahiran prematur
Menurut sebuah studi oleh The Stockholm Environment Institute (SEI) di University of York, hampir tiga juta bayi dilahirkan prematur setiap tahun karena pengaruh buruknya polusi udara.
Selain itu, disebutkan pula bahwa anak-anak yang lahir jauh sebelum waktu perkiraan persalinan memiliki risiko signifikan kelainan neurologis dan cacat fisik permanen.
Jadi, walaupun kelahiran prematur dapat terjadi pada siapa saja karena berbagai alasan lain, polusi udara tetap menjadi salah satu hal yang sebaiknya Mama perhatikan saat hamil.