Begini Proses Janin Pipis di Dalam Kandungan

Pernah nggak, Ma, membayangkan aktivitas si Kecil selama berada di dalam kandungan? Selain tidur, bergerak, dan menendang, ternyata janin juga sudah mulai buang air kecil sejak dalam perut mama, lho! Meskipun terdengar unik, pipisnya janin adalah bagian penting dari proses tumbuh kembangnya. Bahkan, ini jadi salah satu tanda bahwa organ-organ pentingnya seperti ginjal dan kandung kemih sudah mulai berfungsi dengan baik.
Menariknya, urine janin ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan ketuban yang mengelilinginya. Nah, biar nggak makin penasaran, kini Popmama.com sudah merangkum informasi lengkap seputar proses janin pipis di dalam kandungan.
Apakah Janin Benar-Benar Pipis dalam Kandungan?

Iya, Ma, janin memang benar-benar pipis saat masih di dalam kandungan. Bahkan proses ini mulai terjadi sejak usia kehamilan memasuki minggu ke-11 atau ke-12, ketika ginjal janin mulai berfungsi. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ginjal janin akan semakin aktif dan memproduksi urine dalam jumlah yang lebih banyak.
Menariknya lagi, urine yang dihasilkan janin ini akan dikeluarkan ke dalam ketuban dan kemudian ditelan kembali oleh janin. Proses ini akan terus berulang, dan justru penting untuk membantu perkembangan organ-organ tubuh janin, terutama ginjal dan sistem pencernaannya.
Setelah masuk usia kehamilan 20 minggu, sebagian besar cairan ketuban di sekitar janin ternyata berasal dari urine janin sendiri, lho. Tapi nggak perlu khawatir, Ma! Karena ini adalah bagian dari proses alami yang justru menandakan janin tumbuh dengan baik.
Proses Janin Pipis Dalam Kandungan

Proses janin pipis dalam kandungan sebenarnya cukup sederhana, tapi penting banget untuk tumbuh kembangnya, Ma. Saat kehamilan memasuki trimester kedua, ginjal janin mulai bekerja. Sekitar usia 11–12 minggu, janin sudah bisa memproduksi urine, dan fungsi ginjalnya semakin berkembang hingga trimester akhir. Untuk prosesnya sendiri dengan siklus berputar, Ma. Seperti ini, janin menelan cairan ketuban yang kemudian ginjalnya menyaring sebagian cairan itu melalui darah.
Dan hasil saringannya, yaitu berupa urine yang dikeluarkan kembali ke dalam ketuban melalui kantung kemih. Yang menariknya, cairan urine tersebut tidak hilang begitu saja. Karena janin kemudian kembali menelan cairan ketuban tersebut, termasuk urine tadi dan siklus ini berulang terus-menerus.
Meskipun terdengar aneh, proses ini justru penting untuk menjaga keseimbangan cairan ketuban dan memastikan fungsi organ ginjal serta pencernaan janin berkembang secara normal, Ma!
Jumlah Produksi Urine yang Janin Hasilkan

Seiring bertambahnya usia kehamilan, organ-organ janin juga terus berkembang, termasuk ginjal, Ma. Ginjal janin mulai memproduksi urine sejak trimester kedua dan akan semakin aktif menjelang akhir kehamilan. Menurut jurnal Fetal and Maternal Medicine Review, produksi urine ini punya peran penting dalam menjaga volume cairan ketuban, yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan janin.
Memasuki usia kehamilan sekitar 20 minggu, ginjal janin diperkirakan menghasilkan sekitar 5 ml urine per jam, atau sekitar 120 ml per hari. Namun menjelang akhir kehamilan, angka ini bisa meningkat secara drastis, Ma! Dalam studi yang dipublikasikan di PubMed menunjukkan bahwa ginjal janin dapat menghasilkan hingga 51 ml urine per jam, atau sekitar 800 ml - 1.200 ml (1,2 liter) per hari saat usia kehamilan mendekati 40 minggu.
Produksi urine yang tinggi ini menjadi indikator penting bahwa fungsi ginjal janin bekerja dengan baik. Selain itu, cairan ketuban yang sebagian besar berasal dari urine janin juga akan terus diperbarui setiap beberapa jam. Artinya, bila volume cairan ketuban normal, itu bisa menjadi pertanda positif bahwa janin dalam kondisi yang sehat.
Yang Mama Rasakan saat Janin Pipis Dalam Kandungan

Meski janin sudah mulai pipis sejak usia kandungan sekitar 13 minggu, Mama sebenarnya nggak akan benar-benar merasakan proses itu secara langsung. Pasalnya, urine janin akan langsung bercampur dengan cairan ketuban, bukan mengalir ke luar tubuh seperti saat orang dewasa buang air kecil.
Namun, karena cairan ketuban terus diperbarui dan volumenya meningkat seiring produksi urine janin yang semakin banyak, Mama mungkin akan merasa perut terasa lebih penuh atau tegang, terutama di trimester akhir. Ini juga bisa membuat Mama lebih sering ingin buang air kecil, walau sebenarnya itu lebih karena tekanan dari rahim yang membesar, bukan karena si Kecil pipis.
Beberapa Mama juga menyadari adanya gerakan atau tekanan tiba-tiba dari janin, tapi ini biasanya berkaitan dengan aktivitas normal janin, bukan proses pipisnya. Jadi, meskipun si Kecil aktif buang air kecil di dalam kandungan, tubuh mama sudah dirancang sedemikian rupa untuk menampung semua proses itu dengan aman dan nyaman.
Nah, itu tadi penjelasan seputar proses janin pipis dalam kandungan yang ternyata mulai terjadi sejak trimester kedua. Meski tidak terasa secara langsung, proses ini penting banget untuk tumbuh kembang si Kecil dan jadi salah satu penanda kehamilan yang sehat.
Semoga informasi ini bisa menambah wawasan, ya, Ma.



















