Benarkah Hubungan Intim Terasa Berbeda bagi Suami saat Istri Hamil?

Kehamilan bukan hanya membawa perubahan fisik dan emosional bagi perempuan, tetapi juga memengaruhi dinamika hubungan suami-istri dan bisa jadi dalam urusan ranjang. Tidak sedikit pasangan merasa hubungan intim menjadi berbeda saat hamil, baik dari sisi gairah, kenyamanan, maupun kekhawatiran terhadap janin.
Meski secara medis hubungan seksual pada kehamilan sehat dinyatakan aman, perubahan hormon, kondisi tubuh, dan emosi dapat membuat pengalaman bercinta terasa tidak sama.
Lantas, benarkah hubungan intim terasa berbeda bagi suami saat istri hamil?
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!
Perbedaan Seks bagi Ibu Hamil Berbeda Tiap Trimester

Dilansir dari Hims serta studi pada tahun 2023 terhadap lebih dari 100 wanita di Spanyol, pengalaman seksual selama kehamilan memang biasanya berubah setiap trimester.
Misalnya saat trimester pertama, hormon tidak stabil lalu muncul mual, lelah, dan rasa tidak nyaman. Pada masa ini banyak perempuan kehilangan libido, tetapi sebagian justru merasa lebih bergairah.
Intensitas orgasme umumnya tidak berubah dibanding sebelum hamil.
Lalu pada trimester kedua, tubuh mulai terasa nyaman, energi kembali meningkat. Banyak yang merasa hubungan seksual justru menambah kedekatan emosional. Pasangan juga mulai beradaptasi dengan kondisi kehamilan.
Terakhir, di trimester ketiga, tubuh semakin berat dan mudah lelah. Kekhawatiran memicu persalinan membuat seks terasa lebih menegangkan bagi sebagian pasangan.
Hasrat seksual cenderung menurun, tetapi kebutuhan sentuhan seperti pelukan dan pijatan justru meningkat.
Benarkah Hubungan Intim Terasa Berbeda bagi Suami saat Istri Hamil?
Berbeda dengan perempuan, secara fisik, seks pada kehamilan tidak memberikan sensasi yang jauh berbeda bagi suami. Namun, dari sisi emosional dan kenyamanan, banyak suami merasakan beberapa perubahan.
Berikut berbagai perubahannya:
1. Rasa takut menyakiti janin dalam kandungan

Takut menyakiti janin padahal janin terlindungi oleh kantung ketuban dan otot rahim yang kuat, sehingga hubungan seksual pada kehamilan normal relatif aman. Namun, pada kondisi tertentu seperti plasenta previa atau ketuban merembes, dokter mungkin melarang seks penetratif karena risiko perdarahan.
Meskipun banyak pasangan kekhawatiran, penelitian menunjukkan bahwa risiko terhadap janin sangat minimal jika kehamilan normal. Dokter biasanya hanya menyarankan istirahat seksual pada kondisi risiko tinggi seperti plasenta previa.
2. Perlu beradaptasi dengan kondisi fisik istri

Perubahan tubuh, rasa nyeri, serta kelelahan membuat pasangan harus mencari posisi yang nyaman. Di trimester akhir, beberapa perempuan kerap mengalami rasa sakit selama penetrasi, sehingga komunikasi dan kompromi menjadi kunci.
Sebuah studi menyatakan bahwa komunikasi terbuka antara suami dan istri dapat membantu menemukan posisi seks yang lebih nyaman. Mengatur waktu bercinta di saat istri merasa lebih santai bisa sangat membantu mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan.
3. Libido istri bisa justru meningkat

Pada beberapa kasus, aliran darah ke area genital meningkat dan payudara lebih sensitif, sehingga orgasme menjadi lebih intens. Ketika mual berkurang dan tubuh mulai nyaman, banyak perempuan merasa lebih bergairah, terutama di trimester kedua.
Menurut beberapa laporan, peningkatan aliran darah ke organ genital selama kehamilan bisa memperkuat sensasi stimulasi. Selain itu, hormon seperti estrogen yang meningkat juga bisa memperkuat gairah seksual di trimester kedua.
Perubahan hubungan intim selama kehamilan bukan hanya dialami perempuan, tetapi juga memengaruhi suami dari sisi emosional, kenyamanan, hingga dinamika hubungan.
Kuncinya adalah komunikasi, pemahaman, dan kompromi!


















