Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bukan Mama, Papa yang Jadi Faktor Penentu Jenis Kelamin Anak

Pinterest.com/masandpas
Pinterest.com/masandpas

Sebenarnya, siapa yang jadi faktor penentu jenis kelamin anak, mama atau papa? Banyak yang mengira kalau hal ini dipengaruhi oleh mama. Padahal, faktanya tidak tidak demikian.

Secara ilmiah, proses terbentuknya jenis kelamin bayi berkaitan erat dengan kromosom yang dibawa oleh sel reproduksi. Di sinilah peran penting papa hadir, karena dari pihak papa yang jadi faktor penentu jenis kelamin anak berasal.

untuk lebih jelasnya, simak penjelasan Popmama.com  tentang bagaimana papa yang jadi faktor penentu jenis kelamin anak.

Peran Papa sebagai Penentu Jenis Kelamin Anak

Father and daughter .png
Pinterest.com/gravidezonline

Yang menentukan jenis kelamin anak ialah papa. Secara genetik, sel telur dari mama hanya bisa membawa kromosom X. Sementara itu, sperma dari psps bisa membawa kromosom X atau Y. Nah, kromosom dari sperma inilah yang jadi faktor penentu.

Jika sperma yang berhasil membuahi sel telur membawa kromosom X, maka kombinasi yang terbentuk adalah XX sehingga bayi berjenis kelamin perempuan. Sebaliknya, jika sperma membawa kromosom Y, maka terbentuk kombinasi XY yang menghasilkan bayi laki-laki. 

Dengan kata lain, jenis kelamin anak sepenuhnya ditentukan oleh kromosom yang dibawa sperma. Hal ini membuat papa berperan sebagai penentu akhir apakah anak akan lahir laki-laki atau perempuan. Meski begitu, peluangnya tetap seimbang, sekitar 50:50, sehingga hasilnya benar-benar murni proses alami. 

Faktor Apa Saja yang Memengaruhi Jenis Kelamin Anak?

Pinterest.com/lilysophiaphotography
Pinterest.com/lilysophiaphotography

Secara ilmiah, jenis kelamin anak sepenuhnya ditentukan oleh kromosom yang dibawa sperma dari papa, apakah X atau Y. Kalau sperma X yang membuahi sel telur, maka bayi akan berjenis kelamin perempuan (XX). Sementara kalau sperma Y yang berhasil membuahi, maka bayi akan berjenis kelamin laki-laki (XY).

Namun, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi peluang sperma X atau Y untuk mencapai sel telur lebih dulu, seperti:

  • Kondisi kesuburan mama 

    Lingkungan dalam rahim dan lendir serviks Mama bisa memengaruhi daya tahan sperma. Misalnya, lendir yang lebih encer saat masa subur memudahkan sperma berenang menuju sel telur. Di kondisi ini, baik sperma X maupun Y punya peluang, tapi daya tahan tubuh mama bisa menentukan siapa yang lebih kuat bertahan.

  • Waktu ovulasi 

    Sperma Y (pembawa kromosom laki-laki) dikenal lebih cepat bergerak tapi tidak tahan lama. Sedangkan sperma X (pembawa kromosom perempuan) lebih lambat tapi lebih kuat bertahan. Kalau hubungan terjadi tepat saat ovulasi, peluang sperma Y lebih besar. Sementara kalau hubungan dilakukan beberapa hari sebelum ovulasi, biasanya sperma X yang lebih tahan lama punya kesempatan lebih besar.

  • Kualitas sperma papa 

    Semakin sehat sperma papa, semakin tinggi peluang terjadinya kehamilan. Motilitas (kemampuan berenang) dan ketahanan sperma juga ikut berperan. 

Meski begitu, faktor-faktor ini hanya memengaruhi peluang, bukan jaminan hasil. Karena pada akhirnya jenis kelamin tetap murni ditentukan oleh sperma yang berhasil lebih dulu membuahi sel telur.

Bisakah Orangtua Mengatur Jenis Kelamin Anak?

Pinterest.com/sofi21
Pinterest.com/sofi21

Pada dasarnya, ketika pembuahan terjadi secara alami, jenis kelamin bayi tidak bisa dipilih secara sengaja oleh orangtua. Penentu utama adalah sperma dari papa yang bisa membawa kromosom X atau Y dan mana yang berhasil lebih dulu membuahi sel telur. Namun, secara medis, ada prosedur khusus yang bisa membantu memilih jenis kelamin, tapi biasanya hanya digunakan untuk alasan medis tertentu.

Seperti, lewat teknologi medis, yaitu IVF (In Vitro Fertilization) dan PGD (Preimplantation Genetic Diagnosis). Dengan teknik ini, dokter bisa memeriksa embrio sebelum ditanamkan ke rahim dan memilih apakah ingin embrio dengan kromosom XX (perempuan) atau XY (laki-laki). 

Namun, penggunaan IVF + PGD hanya untuk memilih jenis kelamin tanpa alasan media tertentu dan tidak dianjurkan secara luas. Di banyak negara, prosedur semacam ini bahkan dilarang kecuali untuk menghindari penyakit genetik yang serius. Bahkan organisasi seperti ASRM memberi catatan bahwa pemilihan jenis kelamin for non medical reasons sebaiknya dihindari. Dan di negara seperti Inggris, Australia, atau India, regulasi lebih ketat dan menolak penggunaan PGD hanya untuk kepentingan sosial atau budaya. 

Jadi, jenis kelamin anak sepenuhnya ditentukan oleh sperma papa. Meski ada banyak mitos dan teori, secara alami orangtua tidak bisa mengatur hal ini dengan pasti. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Berencana Memiliki Anak Kedua, Asmirandah Akui Siap Jalani Promil

05 Des 2025, 14:55 WIBPregnancy