Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Alami Chikungunya saat Hamil, Apa Risikonya untuk Mama dan Janin?

Pixabay/41330
Pixabay/41330

Saat hamil, Mama mengonsumsi makanan bernutrisi yang baik untuk kesehatan mama serta perkembangan janin. Selain itu, Mama juga menjaga diri agar tidak tertular virus tertentu.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Selama masa kehamilan, bumil rentan terhadap penyakit dan infeksi. Ini disebabkan karena penurunan imun. Karena itu, Mama harus ekstra hati-hati.

Salah satu yang harus diwaspadai adalah chikungunya. Ini adalah penyakit yang dapat menular, termasuk ke ibu hamil. Meski jarang terjadi, chikungunya dapat menimbulkan komplikasi dan menular pada bayi jika Mama tertular virus ini sesaat sebelum melahirkan.

Bagaimana gejala dan cara penanganannya? Agar Mama dapat mencegah risikonya, simak ulasan Popmama.com berikut ini mengenai penyakit chikungunya saat hamil ya, Ma.

Apa Itu Chikungunya?

pixabay.com/mikadago
pixabay.com/mikadago

Chikungunya adalah infeksi yang ditularkan melalui vektor yang disebabkan oleh virus chikungunya. Ini disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang berkembang biak di air yang tergenang dan menyebarkan virus. Ini adalah nyamuk yang sama yang menyebarkan demam berdarah, dan memiliki ciri garis-garis putih di kaki.

Chikungunya ditularkan oleh nyamuk tetapi juga dapat ditularkan oleh manusia yang terinfeksi.

Gejala Chikungunya pada Ibu Hamil

Freepik/senivpetro
Freepik/senivpetro

Deteksi dini infeksi diperlukan untuk menyembuhkannya tanpa membiarkannya berdampak signifikan pada Mama atau janin. Gejala infeksi chikungunya muncul antara 3-7 hari setelah terkena gigitan nyamuk.

Berikut beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan adanya infeksi chikungunya pada ibu hamil:

  • Nyeri sendi dan otot,
  • demam,
  • menggigil,
  • ruam,
  • sakit kepala,
  • nyeri di daerah punggung bawah,
  • mual dan muntah,
  • kelelahan.

Sebagian besar gejalanya bersifat sangat umum sehingga sering dianggap sepele atau hanya demam dan kelelahan biasa. Salah mengenali gejala dapat menyebabkan komplikasi.

Jika salah satu dari tanda-tanda ini bertahan selama lebih dari beberapa hari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tanpa penundaan untuk memastikan keselamatan mama dan janin.

Komplikasi Chikungunya

Freepik/tirachardz
Freepik/tirachardz

Pada kasus yang jarang, chikungunya dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti:

  • Meningoensefalitis (radang selaput otak)
  • Uveitis (radang pada bagian mata yang disebut uvea)
  • Retinitis (radang pada retina mata)
  • Miokarditis (peradangan otot jantung)
  • Nefritis (peradangan pada ginjal)
  • Hepatitis (radang hati)
  • Mielitis (radang pada satu segmen saraf tulang belakang)
  • Sindrom Guillain- Barre (gangguan sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan)

Chikungunya tidak ditularkan ke janin oleh bumil selama kehamilan biasa. Namun, jika Mama tertular sesaat sebelum melahirkan, maka ada kemungkinan penularan virus ke bayinya. Jika bayi yang baru lahir terinfeksi virus, diperlukan penanganan segera.

Pengobatan dan Penanganan Chikungunya saat Hamil

freepik.com/wavebreakmedia-micro
freepik.com/wavebreakmedia-micro

Jika Mama didiagnosis menderita chikungunya, penting untuk segera melakukan pengobatan yang efektif agar tidak berdampak pada kesehatan mama dan janin selama kehamilan.

Berikut beberapa pengobatan yang dapat membantu penyembuhan chikungunya:

  • Istirahat
  • Obat untuk sakit dan demam
  • Oleskan krim / minyak untuk mengurangi ruam dan iritasi kulit
  • Olahraga ringan

Mama juga dapat menggunakan pengobatan rumahan untuk mengatasi chikungunya, antara lain:

  • Kompres dingin untuk mengurangi nyeri sendi dan pembengkakan.
  • Rendam garam epsom untuk meredakan nyeri.
  • Penggunaan jahe karena meningkatkan kekebalan dan meredakan nyeri dan demam.
  • Konsumsi bawang putih karena ini membantu meningkatkan sirkulasi dan pengurangan nyeri sendi karena sifat anti-peradangannya.
  • Segelas susu dengan kunyit akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan menyembuhkan bintik-bintik yang sakit atau sendi yang bengkak dengan lebih cepat.

Dianjurkan untuk minum banyak cairan seperti air kelapa, sup, atau jus buah. Serta hindari makanan cepat saji, berlemak, atau pedas jika Mama menderita chikungunya selama kehamilan. Makanan yang kaya vitamin C dan E, serta sayuran berdaun harus menjadi bagian dari pola makan jika Mama terinfeksi virus.

Bagaimana Cara Mencegah agar Tidak Digigit Nyamuk

Pexels/Karolina Grabowska
Pexels/Karolina Grabowska

Metode kehati-hatian dapat diadopsi untuk mencegah tertular penyakit ini. Berikut beberapa tips sederhana tentang cara mencegah chikungunya:

  • Pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah, terutama selama musim hujan.
  • Batasi penumpukan sampah dan pastikan pembuangan semua bahan limbah dengan benar.
  • Tutupi semua tangki air di sekitar rumah agar nyamuk tidak masuk.
  • Kenakan pakaian pelindung berwarna terang karena warna gelap menarik nyamuk.
  • Gunakan kasa atau jaring pada jendela dan pintu untuk mencegah masuknya nyamuk.
  • Nyamuk tidak dapat bertahan hidup dalam suhu dingin, oleh karena itu disarankan untuk tetap berada di dalam ruangan ber-AC jika memungkinkan.
  • Pertahankan lingkungan yang bersih dan rapi karena ini tidak akan memungkinkan nyamuk berkembang biak.

Mengikuti langkah-langkah sederhana ini dapat sangat membantu untuk memastikan pencegahan dan pengendalian penyakit chikungunya saat hamil.

Semoga informasi ini bermanfaat, Ma!

Share
Editorial Team

Latest in Pregnancy

See More

Bolehkah Ibu Hamil Minum Paracetamol?

freepik/gpointstudio
freepik/gpointstudio

Selain menjaga makanan dan minuman, ibu hamil perlu memperhatikan obat yang dikonsumsi. Salah satu obat yang jadi perhatian ibu hamil adalah paracetamol, sebab obat dengan kandungan ini sangat umum untuk mengatasi flu dan demam.

Lantas, bolehkah ibu hamil minum paracetamol?

Sebelum mengonsumsinya, Mama perlu menyimak ulasan Popmama.com di bawah ini. Yuk, disimak!

Apa Itu Paracetamol?

freepik/freepik
freepik/freepik

Paracetamol merupakan obat generik yang biasanya digunakan untuk meredakan demam, mengurangi nyeri dengan kadar ringan hingga sedang. Beberapa di antaranya seperti sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi dan nyeri saat flu, demikian dilansir dari laman Web MD.

Paracetamol dikenal juga dengan sebutan acetaminophen. Meski memiliki efek anti-inflamasi, namun paracetamol tidak termasuk dalam golongan obat anti-inflamasi nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) seperti ibuprofen.

Cara kerja paracetamol adalah dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase atau COX.

Enzim ini berperan dalam pembentukan prostaglandin, yang merupakan senyawa penyebab rasa nyeri. Nah, karena Paracetamol menghalangi produksi prostaglandin, rasa sakit dan demam pun berkurang.

Paracetamol bekerja untuk mengurangi nyeri dengan cara menurunkan produksi zat kimia dalam tubuh yang disebut sebagai prostaglandin.

Bolehkah Ibu Hamil Minum Paracetamol?