Ini 7 Bahaya Hamil di Usia Remaja, Tingkatkan Risiko Kematian Ibu

Edukasi seks di usia remaja sangat penting supaya tidak terjadi kehamilan di usia dini, Ma

4 Januari 2022

Ini 7 Bahaya Hamil Usia Remaja, Tingkatkan Risiko Kematian Ibu
Pexels/Nataliya Vaitkevich

Di Indonesia memang banyak sekali kasus pernikahan di bawah umur, entah karena paksaan orangtua, tuntutan ekonomi, maupun kasus kehamilan di luar pernikahan. Tentu saja pernikahan dini, juga diikuti dengan kehamilan di usia dini pula.

Padahal idealnya, usia seorang perempuan siap mengandung adalah 21 tahun - 35 tahun. Namun, berdasarkan data survei yang di dapat dari BKKBN, angka kehamilan dan kelahiran pada remaja usia 10-19 tahun di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu mencapai 48,5 juta.

Minimnya pengetahuan bagi masyarakat menengah kebawah, maupun kasus kehamilan di luar pernikahan, membuat angka kehamilan usia remaja di Indonesia menjadi sangat tinggi.

Padahal, menurut para ahli kesehatan, ada beberapa faktor mengapa hamil di usia remaja sangat berbahaya dan memiliki banyak risiko. Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya

1. Rentan terkena penyakit kelamin

1. Rentan terkena penyakit kelamin
Pexels/cliffbooth

Perempuan yang melakukan hubungan seksual secara aktif pada usia di bawah 20 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk terjangkit infeksi Human Papilloma Virus (HPV) penyebab kanker serviks. 

Selain itu mereka yang sering berhubungan seksual di umur remaja juga rentan terkena penyakit kelamin, seperti sifilis yang bisa mengakibatkan kebutaan pada bayi, atau kematian ibu serta janin.

Berhubungan seks bebas juga dapat terkena penyakit HIV, yang mana jika tidak diketahui sejak awal kehamilan dapat menyebabkan masalah pada bayi. 
 

2. Bayi dapat lahir prematur

2. Bayi dapat lahir prematur
Pixabay/Engin_Akyurt
Ilustrasi

Perempuan yang hamil di usia remaja, beresiko tinggi melahirkan bayi prematur. 

Hal ini terjadi karena rahim masih belum sepenuhnya siap mengalami proses kehamilan. Selain itu kurangnya pengetahuan Mama tentang gizi saat hamil juga dapat menyebabkan berat badan bayi yang baru lahir rendah. 

Dan karena usia remaja, masih merupakan usia pertumbuhan, rebutan nutrisi dengan janin pun biasanya terjadi sehingga bayi atau Mama cenderung akan kekurangan nutrisi. 

Editors' Pick

3. Risiko kelainan pada bayi

3. Risiko kelainan bayi
Pexels/Natalie

Sel telur pada perempuan usia 20 tahun ke bawah, cenderung masih belum sempurna. Ketidaksempurnaan ini tentu membuat janin yang dihasilkan dari hasil pembuahan, juga menjadi tidak sempurna dan justru berdampak cacat fisik pada anaknya ketika lahir nanti. 

Untuk itu, untuk mengurangi hal ini sebenarnya harus dikonsultasikan pada dokter kandungan supaya anak yang lahir dapat normal dan tidak kekurangan.

Namun seringkali, kurangnya pengetahuan dan kepedulian membuat bayi lahir dengan berbagai macam kelainan.  

4. Mudah terkena pre-eklampsia

4. Mudah terkena pre-eklampsia
Freepik/prostooleh

Ibu hamil memang rentan terkena darah tinggi atau preeklampsia, bahkan jika sebelumnya ia tidak memiliki riwayat darah tinggi sekalipun. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil lah yang memicu tekanan darah menjadi lebih tinggi. 

Menurut penelitian ahli kesehatan, perempuan yang hamil di bawah umur 20 tahun, kecenderungan terkena preeklampsia jauh lebih tinggi dibanding perempuan yang hamil di usia ideal 21-35 tahun. 

5. Depresi pasca melahirkan

5. Depresi pasca melahirkan
Unsplash/Thought Catalog

Hamil pada usia muda sangatlah berisiko karena pada dasarnya tubuh perempuan di bawah umur 20 tahun masih belum sepenuhnya siap untuk bereproduksi dan melewati proses persalinan.

Hal ini ditambah dengan perubahan hormon yang terjadi saat hamil, dapat membuat remaja usia di bawah 20 tahun rentan mengalami depresi pasca melahirkan. 

Selain itu, psikologis dari anak umur di bawah 20 tahun juga masih cenderung labil sehingga tingkat stres dan depresi jauh lebih besar, apalagi jika kehamilan tidak didukung oleh keluarga. Besar kemungkinan mereka akan terkena baby blues atau post partum deppression.

6. Kurangnya pengetahuan calon mama

6. Kurang pengetahuan calon mama
Freepik/lookstudio

Kebanyakan perempuan yang hamil di usia muda, terjadi karena tuntutan ekonomi keluarga, atau hamil di luar nikah. Hal ini tentu bukanlah kehamilan yang memang sudah direncanakan atau sangat diharapkan, sehingga biasanya pengetahuan akan kehamilan itu sendiri menjadi sangat minim. 

Bukan saja gizi tidak terpenuhi, tapi berbagai hal lainnya yang seharusnya dijauhi oleh ibu hamil yang dapat menyebabkan kehamilan menjadi bermasalah, mungkin saja tidak diketahui atau tidak dipedulikan. 

Maka dari itu bahaya dan berbagai komplikasi saat hamil rentan terjadi. 

7. Risiko kematian pada ibu atau calon janin

7. Risiko kematian ibu atau calon janin
Freepik/frimufilms

Pada usia remaja, rahim dan organ panggul belum sepenuhnya kuat menampung janin. Hal ini dapat menyebabkan masalah pada kehamilan dan kesulitan saat persalinan. 

Hal yang biasanya terjadi pada kehamilan di usia muda adalah keguguran, perdarahan, persalinan prematur, dan terjadinya masalah pada plasenta. Karena hal tersebut, perempuan dengan usia muda terancam luka serius saat melahirkan, dan dapat menyebabkan kematian pada ibu atau calon janinnya. 

Itulah tujuh bahaya hamil di usia remaja.Yuk, cegah dengan merencanakan kehamilan di usia yang tepat.

Baca juga:

Topic:

The Latest