Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Apa yang Dimaksud dengan Perdarahan Antepartum pada Ibu Hamil?

Unsplash/rawpixel
Unsplash/rawpixel

Perdarahan adalah salah satu masalah yang serius selama kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari berbagai pemicu perdarahan, Ma. Perdarahan bisa terjadi sejak awal kehamilan. 

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Salah satu jenis perdarahan yang bisa terjadi pada saat hamil adalah perdarahan antepartum. Apa yang dimaksud dengan perdarahan antepartum?

Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasinya untuk Mama.

Apa Itu Perdarahan Anterpartum?

Freepik/our-team
Freepik/our-team

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang melalui vagina terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Ini merupakan salah satu kondisi serius atau gawat darurat sehingga perlu mendapatkan penanganan dengan cepat, Ma. Ketika tidak mendapatkan penanganan yang cepat, maka akan berdampak pada ibu hamil dan janin dalam kandungan. 

Perlu diketahui, banyak kasus di Indonesia bahwa perdarahan termasuk penyebab utama kematian pada ibu hamil, selain hipertensi dalam kehamilan, persalinan yang lama, infeksi, dan keguguran. 

Maka dari itu, Mama perlu mengetahui apa saja penyebab dan gejala dari perdarahan antepartum ini.

Penyebab Perdarahan Antepartum

Unsplash/Kohm Looy
Unsplash/Kohm Looy

Banyak para ahli melakukan penelitian untuk mencari tahu apa saja penyebab yang pasti ketika terjadinya perdarahan antepartum pada ibu hamil.

Namun, sampai saat ini, dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum, sebagian didiagnosis diakibatkan karena hal-hal berikut:

  • Persalinan prematur
  • Robekan plasenta
  • Plasenta previa
  • Gangguan pada leher rahim.

Sebagian kecil kasus perdarahan antepartum tidak dapat diketahui penyebab pastinya walaupun telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Gejala Perdarahan Antepartum

freepik/freepik
freepik/freepik

Gejala utama perdarahan antepartum adalah darah yang keluar melalui vagina. Perdarahan ini dapat disertai dengan nyeri atau tidak. Berikut ini beberapa gejala perdarahan antepartum:

  • Linglung
  • Pucat
  • Bernapas dengan cepat
  • Berkeringat dingin
  • Produksi urine berkurang
  • Lemas dan pingsan

Terkadang, pada ibu hamil yang fit dan berusia muda, tanda-tanda ini tidak tampak dan baru diketahui ketika keadaan sudah sangat memburuk. Jadi, Mama juga harus aware dengan kondisi tubuh, ya.

Kategori Jumlah Perdarahan Antepartum

Freepik/freepik
Freepik/freepik

Jangan anggap sepele meski darah yang keluar hanya sedikit. Sebab ada kemungkinan terdapat perdarahan parah yang belum sepenuhnya keluar. Mengenai kategori besar atau kecilnya perdarahan, Mama dapat melihat gambaran ini untuk mengetahuinya:

  • Perdarahan besar, yaitu apabila tubuh kehilangan darah lebih dari 1.000 ml dengan atau tanpa tanda-tanda syok.
  • Perdarahan sedang, yaitu apabila tubuh kehilangan darah sebanyak 50 - 1.000 ml dan tidak disertai tanda-tanda syok.
  • Perdarahan kecil, yaitu apabila tubuh kehilangan darah kurang dari 50 ml dan sudah berhenti.

Kapan Harus Menangani Perdarahan Antepartum?

Freepik/tirachardz
Freepik/tirachardz

Setelah mengetahui gejala, penyebab, dan jumlah perdarahannya, kini Mama harus mengetahui bagaimana cara mengatasi perdarahan antepartum selama kehamilan.

Perdarahan antepartum merupakan kondisi serius yang perlu sehingga diharuskan untuk mendapat penanganan secepat mungkin oleh dokter. Untuk mengganti darah dan cairan tubuh yang keluar dari perdarahan, ibu perlu mendapat terapi cairan dan transfusi darah.

Pada tahap selanjutnya, penanganan lebih lanjut sangat bergantung pada penyebab perdarahan antepartum itu sendiri, tingkat perdarahan, keadaan gawat janin, kondisi dan usia kehamilan, serta riwayat kesehatan ibu hamil.

Itulah informasi mengenai apa yang dimaksud dengan perdarahan antepartum. Semoga bermanfaat!

Share
Editorial Team

Berhubungan Seks saat Hamil, Bolehkah Suami Pakai Kondom Bergerigi?

itspleazure.com
itspleazure.com

Saat sedang hamil, sebagian besar perempuan akan lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Termasuk juga saat melakukan aktivitas seksual bersama suami.

Sebagian besar pasangan suami istri memilih untuk melakukan hubungan seksual dengan kondom apabila sang istri tengah hamil. Pasalnya, kondom dapat menahan sperma yang dapat menyebabkan kontraksi atau risiko lain yang bisa memengaruhi kondisi janin di dalam rahim.

Namun, ada berbagai jenis kondom dengan berbagai bahan, tekstur, bahkan aroma yang berbeda-beda. Salah satu jenis kondom yang dijual adalah kondom bergerigi, yakni kondom yang memiliki tekstur, baik berupa totol-totol atau menyerupai duri, yang dipercaya mampu meningkatkan kenikmatan hubungan seksual.

Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah seks saat hamil, bolehkah suami pakai kondom bergerigi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum jawabannya.

1. Bolehkah suami menggunakan kondom saat istri sedang hamil?

Unsplash/CDC
Unsplash/CDC

Pada dasarnya, suami diperbolehkan menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan istrinya yang sedang hamil. Sebagian besar penggunaan kondom tidak memengaruhi kondisi ibu hamil maupun janin dalam kandungan. 

Bahkan, penggunaan kondom saat sang istri sedang hamil dapat mengurangi risiko terjadinya kontraksi yang disebabkan oleh kandungan protein dalam sperma.

Selain itu, penggunaan kondom juga bisa berfungsi untuk mencegah penularan penyakit kelamin atau penyakit menular seksual yang bisa membahayakan janin di dalam kandungan.

2. Bolehkah suami menggunakan kondom yang bergerigi saat istri sedang hamil?