Tanda Janin Cacat dalam Kandungan, Yuk Kenali Lebih Dini!

Harus waspada lebih dini ya, Ma!

24 Agustus 2021

Tanda Janin Cacat dalam Kandungan, Yuk Kenali Lebih Dini
Pexels/RODNAE Productions

Hingga saat ini, angka bayi lahir cacat ternyata masih cukup tinggi. Penyebabnya tak selalu bisa diketahui, namun sebagian besar kasus terjadi karena adanya kelainan genetik. Dampaknya pun bisa cukup fatal jika tak segera mendapat penanganan. Karenanya penting untuk mengetahui kondisi bayi sejak dini untuk menghindari komplikasi.

Untungnya teknologi dan ilmu pengetahuan telah cukup berkembang pesat. Saat ini, Mama bisa mengetahui tanda-tanda masalah pada bayi, bahkan sejak masih dalam kandungan. Walaupun mungkin tak bisa mengatasi, namun setidaknya Mama bisa mengambil langkah agar tidak berdampak lebih buruk. Berikut ini adalah tanda-tanda janin cacat di dalam kandungan sebagai informasi yang dihimpun Popmama.com.

1. Kadar protein ibu yang tidak normal

1. Kadar protein ibu tidak normal
Pexels/Leah Kelley

Kemungkinan bayi lahir cacat ternyata sudah bisa dideteksi bahkan sejak trimester pertama. Saat menjalani skrining, maka Mama akan melihat apakah janin dalam kondisi baik. Jika ditemukan adanya potensi masalah, maka dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur human chorionic gonadotropin (hCG) dan pregnancy associated plasma protein (PAPP-A).

Hasil tes akan menunjukkan berapa banyak kadar protein dalam tubuh mama. Jika hasilnya lebih rendah atau lebih tinggi dari ukuran normal, maka ada kemungkinan bayi mengalami masalah dalam kandungan. Karenanya, dokter perlu melakukan pemantauan lebih lanjut.

2. Berdasarkan hasil USG

2. Berdasarkan hasil USG
Pexels/MART PRODUCTION

Salah satu alasan kenapa ibu hamil sebaiknya rutin memeriksakan diri adalah untuk melihat apakah ada kemungkinan bayi mengalami cacat lahir. Hal paling awal yang bisa Mama lakukan adalah mengamatinya lewat USG. Dengan demikian, Mama bahkan bisa mengetahui risiko ini sejak trimester pertama.

Pengamatan lewat USG pada trimester awal memang tidak selalu memberikan hasil yang akurat. Namun dokter akan melihat posisi, ukuran, bentuk, dan penampakan lain untuk mengetahui kondisi bayi. Jika memang ada potensi kecacatan, maka sejumlah tes akan dilakukan.

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, maka pengamatan akan lebih mudah dilakukan. Maka akan dapat mengetahui apakah janin memiliki anggota badan lengkap dan memiliki fisik normal. Selain itu, dokter juga akan mengamati apakah organ-organ calon bayi berfungsi dengan normal.

Editors' Pick

3. Ukuran tubuh janin

3. Ukuran tubuh janin
Pexels/Jonas Kakaroto

Sebagaimana dijelaskan di atas, pengamatan lewat USG akan menjadi dasar apakah ada kemungkinan bayi mengalami cacat atau masalah kesehatan. Salah satu faktor yang paling mudah diamati adalah terkait ukuran tubuh janin di dalam kandungan. Adapun tes yang dilakukan bernama skrining anatomi.

Skrining dan pengamatan ini biasanya mulai dilakukan saat memasuki trimester kedua. Hasilnya akan memperlihatkan apakah janin berkembang secara normal. Selain itu, tes ini juga bisa menjadi langkah untuk mengamati adanya abnormalitas pada organ tubuh lainnya.

4. Detak jantung terlalu lemah

4. Detak jantung terlalu lemah
Unsplash/Jair Lázaro

Selain kelainan kromosom, cacat jantung adalah salah satu kondisi yang cukup banyak dijumpai pada bayi baru lahir. Untungnya, pengukuran detak jantung pada janin juga bisa membantu mendeteksi adanya kelainan pada calon buah hati. Suara detak jantung yang tidak normal jelas menjadi tanda bahwa ada masalah pada janin.

Janin dengan detak jantung tidak normal, misalnya terlalu cepat, lemah, atau bergemuruh harus mendapat perhatian serius. Dokter pastinya akan melakukan rangkaian tes untuk melihat kondisi bayi. Jika ditemukan cacat, maka harus ada penanganan intensif yang dilakukan agar janin dapat bertahan.

5. Kondisi tengkuk janin

5. Kondisi tengkuk janin
Pixabay/Nikos Apelaths

Cara selanjutnya untuk mengetahui potensi kecacatan pada janin adalah dengan melihat bagian belakang leher. Hal ini sudah bisa dideteksi sejak trimester pertama. Saat melakukan USG, Jika ada kelebihan cairan ketuban di belakang leher bayi, maka kemungkinan dia mengalami gangguan kromoson atau kelainan jantung.

Selain dengan melihat cairan ketuban, Mama bersama dokter juga bisa mengamati apakah ada penebalan kulit pada tengkuk janin. Jika ada, maka ada kemungkinan calon bayi mengidap down syndrome. Untuk memastikannya, dokter akan melakukan tes chorionic villus sampling (CVS), yaitu dengan mengambil sel-sel dari plasenta kemudian menganalisis kromosomnya.

6. Jumlah kromosom tidak normal

6. Jumlah kromosom tidak normal
Pixabay/Furiosa-L

Bayi yang normal umumnya memiliki 23 pasang kromosom, atau tepatnya berjumlah 46. Jika setelah dilakukan pemeriksaan dan diketahui jumlahnya kurang atau lebih, maka bisa dipastikan bahwa janin mengalami cacat saat lahir nanti. Salah satu kondisi yang paling umum adalah down syndrome, di mana bayi mendapat tambahan di kromosom 21.

Selain itu, ada banyak kondisi kromosom abnormal yang terjadi pada janin. Tak hanya menyebabkan cacat lahir, kondisi ini juga membuat otak tidak berkembang dengan baik. Mama mungkin tak bisa berbuat sesuatu untuk mengatasi kondisi ini, namun setidaknya mulai bisa mengambil sikap terkait treatment dan pola asuh setelah si Kecil lahir.

7. Otak tidak normal

7. Otak tidak normal
Pexels/Anna Shvets

Jika sejak awal kehamilan mama dianggap berisiko cacat lahir, maka dokter akan melakukan rangkaian tes lain untuk memastikan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menjalani USG dan quadruple marker screen (QMS) untuk mengetahui adanya kemungkinan cacat otak dan tulang belakang. Tes ini bisa mulai dilakukan sejak usia kehamilan 15-20 minggu.

Hasil tes akan memberikan gambaran tentang kondisi otak janin. Jika hasilnya tidak terlihat normal, ada kemungkinan calon buah hati mengidap down syndrome atau penyakit lain yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Selain itu, ukuran lingkar kepala yang terlalu besar bisa menjadi indikasi bahwa janin memiliki cairan otak berlebihan (hydrocephalus).

Tanda-tanda janin cacat dalam kandungan yang telah dirangkum Popmama.com di atas hanyalah gambaran agar Mama bisa melakukan antisipasi dini sejak awal kehamilan. Walaupun kondisi ini mungkin tak bisa diatasi, namun setidaknya Mama bisa menentukan langkah yang tepat untuk menangani masalah bayi dengan cacat bawaan.

Baca juga:

The Latest