Aritmia Janin: Diagnosis, Penyebab, dan Pengobatan

Aritmia janin merupakan kondisi ketika detak jantung janin tidak normal

29 April 2023

Aritmia Janin Diagnosis, Penyebab, Pengobatan
Pexels/MARTPRODUCTION

Perkembangan janin dalam kandungan tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan, ada kalanya terdapat masalah yang terjadi pada janin. Salah satu masalah yang mungkin terjadi adalah aritmia janin.

Aritmia janin merupakan kondisi ketika detak atau ritme jantung janin tidak normal. Jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

Menurut sebuah artikel di Indian Pacing and Electrophysiology Journal, detak jantung janin normal berkisar antara 110 dan 160 denyut per menit (bpm).

Jika berdenyut lebih atau kurang dari kisaran normal, maka ini dapat mengindikasikan bahwa janin mengalami aritmia.

Untuk informasi lebih lanjut, berikutPopmama.comtelah rangkum dari Medical News Today tentang aritmia janin, mulai dari diagnosis, penyebab, dan pengobatannya. Yuk, kita simak sama-sama!

Penyebab Aritmia Janin

Penyebab Aritmia Janin
Pixabay/StockSnap

Penyebab aritmia pada janin secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Ibu hamil yang terlalu banyak mengonsumsi kafein selama kehamilan dapat menyebabkan aritmia pada janin
  • Kelainan struktural di dalam jantung janin
  • Terdapat masalah pada jalur listrik jantung janin
  • Kelainan jantung bawaan
  • Adanya gangguan pada pembuluh darah
  • Ketidakseimbangan elektrolit

Editors' Pick

Bagaimana Artimia Janin dapat Didiagnosis?

Bagaimana Artimia Janin dapat Didiagnosis
Pexels

Janin yang mengalami aritmia umumnya akan diketahui melalui USG. Jika saat dilakukan USG dokter mencurigai janin mengalami aritmia, maka dokter akan merekomendasikan untuk melakukan tes ekokardiogram janin.

Ekokardiogram janin atau (fECG) merupakan tes yang memungkinkan ahli jantung anak untuk melihat struktur jantung janin melalui gelombang suara berfrekuensi tinggi.

Ekokardiogram aman untuk dilakukan, dan tes ini biasanya hanya berlangsung antara 45 hingga 120 menit tergantung pada kompleksitas jantung janin.

Selain itu, aritmia janin juga dapat dideteksi melalui Fetal Magnetocardiography (fMCG). Tes ini dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang jantung janin daripada tes Ekokardiogram.

Fetal Magnetocardiography ini adalah teknik noninvasif untuk merekam medan magnet yang dihasilkan oleh aktivitas listrik jantung janin.

Dokter mulai dapat melakukan tes fMCG untuk membantu mendiagnosis aritmia jantung pada janin di minggu ke-20 kehamilan.

Jenis Aritmia Janin

Jenis Aritmia Janin
Pexels/LuanRezende

Aritmia janin terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

  • Ekstrasistol

Jenis aritmia janin yang paling umum terjadi adalah ekstrasistol. Aritmia jenis ini terjadi ketika detak jantung terjadi secara abnormal atau muncul lebih awal daripada detak normal.

Aritmia jenis ekstrasistol sebagian besar tidak berbahaya dan biasanya akan sembuh dari waktu ke waktu.

  • Takiaritmia

Takiaritmia merupakan jenis aritmia janin ketika detak jantung janin terlalu cepat daripada 180 per menit.

Aritmia jenis ini dapat terjadi pada ibu hamil yang mengalami dehidrasi, mengonsumsi banyak kafein, sedang mengonsumsi obat tertentu seperti terbutaline dan antikolinergik, menderita anemia, dan memiliki tiroid yang terlalu aktif.

  • Bradiaritmia

Detak jantung janin yang terlalu lambat merupakan aritmia jenis bradiaritmia. Pada umumnya janin yang mengalami aritmia jenis ini kecepatan detak jantungnya berada di bawah 110 per menit.

Bradiaritmia dapat disebabkan karena gangguan pembuluh darah kolagen, kelainan bawaan, serta akibat obat-obatan seperti obat penenang yang diminum oleh ibu hamil.

Pengobatan Aritmia Janin

Pengobatan Aritmia Janin
Freepik/Dcstudio

Setiap kasus aritmia janin berbeda, dan tidak semua aritmia janin memerlukan pengobatan. Cara paling umum untuk mengobati aritmia janin adalah dengan mengonsumsi obat.

Umumnya dokter akan meresepkan obat berdasarkan penyebab aritmia janin, kondisi kesehatan janin dan ibu hamil, serta berdasarkan usia kehamilan.

Obat yang umumnya diresepkan oleh dokter dan aman untuk dikonsumsi ibu hamil adalah digoksin, flekainid, sotalol, amiodaron, dan steroid seperti deksametason dan betametason.

Nah setelah melahirkan, dokter akan memantau detak jantung bayi dan dapat merekomendasikan untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.

Itu tadi mengenai aritmia janin, mulai dari diagnosis, penyebab, dan pengobatannya. Semoga bermanfaat, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest