6 Tanda Ibu Hamil Harus Menghubungi Dokter Segera!

Jangan tunda untuk menghubungi dokter jika mengalami hal ini!

29 Juni 2018

6 Tanda Ibu Hamil Harus Menghubungi Dokter Segera
Freepik/pressfoto

Ketika hamil, calon Mama biasanya lebih ekstra hati-hati dalam bertindak. Pikiran pun seringkali terbesit kekhawatiran bila dirasakan gejala yang tak biasa dan mencurigakan. Akibatnya, dilemma sering datang dan terkadang sibuk menebak-nebak apakah gejala tersebut perlu penanganan dokter, atau merupakan gejala yang wajar dialami ibu hamil.

Sebenarnya, wajar saja jika Mama merasa sangat khawatir. Mengingat, pengalaman dan riwayat kesehatan di setiap kehamilan berbeda-beda. Apalagi, bagi Mama yang pernah mengalami keguguran sebelumya.

Untuk mengurangi kekhawatiran Mama, Popmama akan memberitahu gejala atau keluhan apa saja selama kehamilan yang dinilai berbahaya dan perlu penanganan dokter.

1. Bayi berhenti bergerak

1. Bayi berhenti bergerak
Freepik/v.ivash

Sebelum usia kehamilan menginjak 28 minggu, kemungkinan gerakan bayi akan tidak teratur. Mama tidak perlu terlalu cemas jika bayi tidak menunjukkan lebih banyak gerakan. Mungkin, Mama baru bisa merasakan gerakan janin ketika sedang beristirahat.

Tetapi menginjak usia 28 minggu, kebanyakan bayi cukup aktif menunjukkan gerakannya pada Mama. Gerakan ini biasanya juga bisa dirasakan lebih teratur. Nah, jika Mama menyadari ada perubahan besar pada pola gerakan bayi di dalam kandungan, perhatikanlah. Jika gerakannya dinilai berkurang dari biasanya atau tidak ada gerakan sama sekali, segera hubungi dokter kandungan atau bidan.

Editors' Pick

2. Kontraksi lebih teratur

2. Kontraksi lebih teratur
Freepik/dashu83

Kontraksi yang terjadi sesekali dinilai wajar selama kehamilan. Terutama jika usia kehamilan Mama sudah semakin dekat dengan waktu persalinan. Beberapa kontraksi awal disebut Braxton Hicks atau dikenal dengan kontraksi palsu. Kontraksi ini bahkan bisa terasa menyakitkan. Tetapi, kontraksi palsu biasanya dirasakan tidak teratur.

Jika Mama mengalami kontraksi lebih dari enam kali dalam satu jam, hal ini mungkin merupakan tanda persalinan prematur. Kontraksi bisa terjadi karena alasan lain, tetapi satu-satunya cara untuk memastikannya, Mama harus diperiksa oleh dokter atau bidan.

3. Perdarahan berat

Ada banyak penyebab pendarahan selama kehamilan dan tidak semuanya berbahaya. Beberapa perdarahan yang ringan atau flek biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, tetapi jika perdarahan bertambah parah atau terus menerus muncul, mungkin ada kondisi yang lebih serius terjadi pada kehamilan.

Misalnya, pada perempuan yang plasentanya mengalami masalah, seperti plasenta previa harus segera melaporkan tanda-tanda perdarahan selama kehamilan karena kondisi ini sangat berisiko bagi ibu dan bayi.

4. Gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah

4. Gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah
Freepik/xb100

Jika Mama didiagnosis menderita diabetes gestasional atau sudah memiliki diabetes sebelum kehamilan, sangat penting untuk memonitor gula darah dan menjaga insulin sesuai aturan dokter.

Semua perempuan yang memiliki riwayat diabetes atau hamil dengan diabetes memiliki risiko yang serius. Jika gula darah turun di luar yang diharapkan, dan pengobatan yang dilakukan di rumah tidak membantu, hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.

Gula darah yang sangat rendah atau sangat tinggi yang tidak ditangani saat hamil, bisa berisiko serius, termasuk kejang, koma hingga kematian.

5. Nyeri mendadak tak tertahankan

5. Nyeri mendadak tak tertahankan
Freepik/Dragana_Gordic

Meskipun beberapa nyeri perut dalam kehamilan normal, seperti kontraksi palsu, nyeri ligamen, dan bahkan sembelit, dapat membuat perut sakit. Tetapi, jika rasa sakit datang tiba-tiba dan bertambah parah bisa merupakan tanda ruptur uteri, yaitu keadaan darurat yang membahayakan keselamatan ibu dan bayi.

Ada peningkatan risiko pecah jika Mama pernah menjalani operasi caesar sebelumnya. Jika mengalami nyeri hebat yang datang tiba-tiba, hubungi dokter atau bidan untuk mendapatkan petunjuk.

6. Keluar cairan ketuban sebelum waktunya

6. Keluar cairan ketuban sebelum waktunya
Freepik/onlyyouqj

Cairan amnion sangat penting untuk kesehatan bayi di dalam kandungan. Jika ketuban pecah sebelum waktunya, kondisi ini sangat berisiko bagi Mama dan bayi.

Bagi Mama, ada risiko terkena infeksi berbahaya. Sedangkan bagi bayi, ada risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kelahiran prematur, dan kematian.

Jika keluar cairan dari vagina sebelum waktu bersalin, Mama harus menghubungi dokter atau bidan segera.

Itulah gejala-gejala yang harus Mama perhatikan jika terjadi saat hamil. Jangan ragu untuk menghubungi dokter yang merawat Mama sesegera mungkin, ya!

Baca Juga: Pecah Ketuban Dini, Mama Ini Minum Banyak Air untuk Selamatkan Bayinya

Baca Juga: Mencegah Kekurangan Air Ketuban Pada Trimester Ketiga

Baca Juga: Lakukan 6 Hal Ini Saat Ketuban Pecah Menjelang Persalinan

The Latest