- Perdarahan vagina. Pendarahan apa pun harus selalu diperiksa oleh dokter atau bidan. Jika Mama pernah mengalami pendarahan vagina, Mama harus mendapatkan izin dari dokter sebelum melanjutkan aktivitas seksual karena seks dapat menyebabkan pendarahan lebih lanjut.
- Jika ketuban pecah. Setelah ketuban pecah, perlindungan janin terhadap infeksi dan bakteri akan berkurang. Sebagian besar air ketuban ibu hamil akan pecah pada tahap pertama atau kedua persalinan, namun terkadang bisa pecah sebelum tanda-tanda persalinan lainnya muncul. Meski jarang terjadi, ketuban bisa pecah sebelum 37 minggu.
- Jika Mama memiliki leher rahim yang lemah dan mulai melebar terlalu cepat (insufisiensi serviks).
- Jika Mama mengalami tanda-tanda persalinan prematur, seperti keluarnya cairan lebih banyak dari biasanya, tekanan di area panggul, dan lebih dari empat kontraksi setiap jam.
- Jika Mama memiliki kondisi yang dikenal sebagai plasenta previa, yaitu letak plasenta yang sangat rendah di dalam rahim, menutupi leher rahim, yang menyebabkan pendarahan dan komplikasi lainnya.
Posisi Berhubungan yang Bagus saat Hamil 9 Bulan, Bisa Dicoba!

Berhubungan intim saat hamil memberikan banyak manfaat, baik bagi suami, ibu hamil, dan janin. Namun, dengan semua perubahan tubuh, berhubungan intim saat hamil 9 bulan mungkin tidak akan semudah ketika Mama belum hamil.
Tapi jangan khawatir, Ma. Meski perut semakin buncit, Mama tetap bisa melakukan hubungan intim yang aman dan nyaman dengan suami.
Pada ulasan berikut ini, Popmama.com sudah merangkum posisi berhubungan yang bagus saat hamil 9 bulan. Semoga bisa membantu, Ma!
Posisi Berhubungan yang Bagus saat Hamil 9 Bulan

Berikut posisi berhubungan intim yang aman dilakukan di bulan ke-9 kehamilan:
Woman on top: Berada di atas suami berarti Mama dapat mengontrol kecepatan dan tingkat penetrasi. Ini juga berarti tidak ada beban yang dibebankan pada Mama atau perut. Ini adalah posisi favorit yang mungkin sudah Mama gunakan sebelumnya.
Misionaris yang dimodifikasi: Posisi misionaris klasik pasti bukan pilihan terbaik di akhir kehamilan. Besarnya ukuran perut membuat Mama dan suami sulit merasa nyaman. Posisi misionaris klasik juga memiliki risiko di mana suami memberikan terlalu banyak tekanan pada rahim. Belum lagi, berbaring telentang dengan perut besar akan menyebabkan Mama merasa pusing.
Namun, Mama bisa mencoba posisi misionaris yang sedikit dimodifikasi dengan menggunakan bantal untuk menopang tubuh. Pastikan suami menopang dirinya sendiri sehingga ia tidak bersandar pada perut Mama. Mungkin lebih mudah bagi suami untuk berbaring menghadap ke atas (sekali lagi, dengan bantal di bawah Mama sebagai penyangga) dengan pantat di tepi tempat tidur dan lutut ditekuk. Suami kemudian dapat berlutut atau berdiri (tergantung ketinggian tempat tidur) di antara kedua kaki Mama.
Berdampingan: Mama dan suami berbaring miring saling berhadapan. Mama mungkin perlu memiringkan tubuh agar bisa menekuk lutut dan menyandarkan kedua kaki di pinggulnya. Karena saling berhadapan, posisi ini dapat memberikan Mama semua keintiman posisi misionaris tanpa rasa tidak nyaman saat berbaring telentang.
Spooning: Mirip dengan posisi berdampingan, tetapi Mama dan papa menghadap ke arah yang sama. Berbaring miring sedikit meringkuk. Papa kemudian dapat berpelukan di belakang Mama dan masuk dari belakang.
Merangkak: Dukung diri Mama dengan tangan dan lutut (bantal dapat membantu menopang perut) saat suami berlutut di belakang. Karena suami yang mengontrol tingkat penetrasi pada posisi ini, pastikan untuk berkomunikasi dengannya jika Mama merasa tidak nyaman.
Apakah Berhubungan Intim Bisa Menyakiti Janin?

Kekhawatiran umum adalah apakah ada bahaya yang akan menimpa janin akibat berhubungan seks. Sekali lagi, selama Mama tidak mengalami komplikasi apa pun, Mama melakukan hubungan intim. Janin terlindungi dengan baik oleh otot-otot rahim serta cairan ketuban.
Faktanya, janin tidak hanya akan baik-baik saja, tetapi seks mendorong pelepasan endorfin, yang dapat membantu Mama merasa nyaman, menghilangkan rasa sakit, dan karenanya, rileks. Ini juga akan membantu meringankan tekanan darah, membantu Mama membakar kalori, dan meningkatkan aliran darah ke panggul selama orgasme.
Dengan meningkatkan kesejahteraan Mama sendiri, pada gilirannya Mama juga akan melakukan hal yang sama untuk janin.
Meskipun tidak ada ilmu pasti yang mendukung hal ini, diperkirakan seks juga dapat membantu mempercepat persalinan. Ini karena seks mendorong tubuh melepaskan oksitosin, hormon yang membantu memulai kontraksi dan melancarkan persalinan.
Kapan Harus Menghindari Hubungan Intim saat Hamil?

Namun, pada tahap akhir kehamilan, ada beberapa keadaan tertentu yang tidak dianjurkan melakukan hubungan seks:
Dalam kasus salah satu hal di atas, kemungkinan besar akan disarankan untuk tidak melakukan hubungan intim sepenuhnya.
Sekarang Mama sudah mengetahui posisi berhubungan yang bagus saat hamil 9 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai faktor keamanannya, ya, Ma.



















