5 Dampak Buruk Sedih Terlalu Lama saat Hamil

Perasaan sedih yang terlalu lama saat hamil bisa memengaruhi perkembangan janin

7 Mei 2022

5 Dampak Buruk Sedih Terlalu Lama saat Hamil
Unsplash/Isaacquesada

Seorang perempuan akan mengalami perubahan perasaan secara drastis saat hamil. Dilansir Mayo Clinic, perubahan perasaan itu disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan. Ibu hamil bisa merasakan senang terlalu lama atau sedih dalam jangka waktu tertentu. 

Meskipun perubahan hormon akibat kehamilan merupakan kondisi yang wajar, Mama tetap perlu waspada jika mengalami perubahan perasaan terlalu lama. Sebab, perasaan sedih yang terlalu lama dan berlangsung secara terus-menerus selama kehamilan bisa memengaruhi perkembangan janin dalam kandungan. 

Misalnya, Mama merasa sedih terlalu lama, sehingga memengaruhi nafsu makan. Tentu saja kondisi tersebut bisa menyebabkan asupan gizi untuk janin menjadi berkurang. Apa saja dampak buruk sedih terlalu lama selama kehamilan?

Berikut Popmama.com merangkum ulasannya agar Mama bisa lebih waspada.

Yuk Ma, disimak penjelasannya di bawah ini!

1. Menghambat perkembangan janin di dalam kandungan

1. Menghambat perkembangan janin dalam kandungan
Unsplash/Jtbean

Apabila Mama merasa sedih, maka tubuh akan memproduksi hormon stres yang sering disebut hormon kortisol. Hormon stres dan sedih akan terus meningkat selama Mama terus berlarut-larut dalam kesedihan. 

Kenaikan hormon kortisol tersebut menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah menjadi terhambat. Hal ini juga membuat aliran darah dan pasokan oksigen untuk janin menjadi berkurang. Jika kondisi tersebut terus disepelekan, maka bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin. 

Editors' Pick

2. Meningkatkan risiko kelahiran prematur

2. Meningkatkan risiko kelahiran prematur
Unsplash/Withdashka

Perasaan sedih terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur. Hal ini dibuktikan dalam sejumlah penelitian yang menunjukkan adanya korelasi antara kelahiran prematur dan perubahan perasaan selama kehamilan. 

Penelitian menyebutkan bahwa kelahiran prematur lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang sering stres dan sedih terlalu lama selama kehamilan.

Kesedihan yang dibiarkan berlarut-larut selama kehamilan menyebabkan asupan gizi untuk ibu hamil dan janin berkurang sehingga harus bayi terlahir prematur. 

3. Bayi lahir dengan berat badan rendah

3. Bayi lahir berat badan rendah
Unsplash/Isaacquesada

Tak hanya lahir prematur, kesedihan yang terlalu lama selama kehamilan juga mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi bisa lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg. 

Seperti disinggung sebelumnya, jika Mama merasa sedih maka secara otomatis nafsu makan akan berkurang. Kondisi ini menyebabkan asupan gizi untuk janin juga berkurang, sehingga berat badannya tidak bisa naik secara optimal. 

Oleh karena itu, Mama sebaiknya menjaga kestabilan emosi selama kehamilan, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. 

4. Bayi mudah rewel

4. Bayi mudah rewel
Unsplash/Adroman

Ketidakstabilan perasaan perempuan selama kehamilan juga berpengaruh pada kondisi bayi pasca dilahirkan. Bayi akan mudah rewel, marah, dan sering menangis setelah ia lahir. Kondisi psikologis mama ternyata secara tidak langsung memengaruhi psikologis bayi. 

Penelitian lain menyebutkan bahwa bayi yang merasakan kesedihan mamanya akan mengalami gangguan tidur. Hal ini dipicu oleh hormon kortisol yang diproduksi secara berlebihan oleh tubuh mama.

Hormon tersebut bisa masuk ke dalam plasenta dan memengaruhi sistem kerja otak bayi. 

5. Bayi mudah terserang penyakit

5. Bayi mudah terserang penyakit
Unsplash/Jonathanborba

Terakhir, perasaan sedih selama kehamilan juga berdampak pada kesehatan bayi ketika ia beranjak besar. Ibu hamil yang sedih terlalu lama bisa membuat bayi berisiko terserang beberapa penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes. 

Risiko tersebut memang tidak mutlak terjadi. Namun risikonya lebih tinggi dibanding bayi yang lahir dari Mama yang mampu menjaga kestabilan perasaan selama hamil. 

Perubahan emosi saat hamil memang sulit dikendalikan. Namun, Mama masih masih bisa mengendalikannya dengan menceritakan perasaan mama kepada pasangan atau kerabat. Jangan sampai Mama memendam perasaan sedih seorang diri hingga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin

Mama juga bisa meluapkan kesedihan tersebut melalui aktivitas fisik atau menulis di buku harian. Perhatikan pula waktu istirahat saat hamil agar tubuh tetap sehat dan janin bisa berkembang dengan baik. 

Baca juga:

The Latest