Skiatika pada Ibu Hamil: Gejala, Penyebab dan Penanganannya

Perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan tentunya membawa dampak berupa nyeri yang seringkali dirasakan oleh seorang calon Mama.
Mulai dari nyeri punggung, kesemutan, hingga kaki yang terasa membengkak merupakan beberapa di antara keluhan yang umum dialami oleh ibu hamil.
Salah satu gangguan yang cukup sering dirasakan bumil saat bayi dalam kandungan mulai berkembang dan beratnya bertambah adalah skiatika.
Untuk itu, kali ini Popmama.com merangkum informasi tentang skiatika pada ibu hamil: gejala, penyebab dan penanganannya. Yuk, kita simak bersama!
Gejala Skiatika pada Ibu Hamil

Sciatic adalah saraf terbesar yang ada di dalam tubuh dan saraf utama di kaki.
Skiatika, yang juga disebut sebagai nyeri saraf sciatic atau linu panggul, digambarkan sebagai rasa sakit yang menjalar dari saraf sciatic yang terletak di tulang belakang bagian bawah hingga bagian belakang paha.
Pada ibu hamil, nyeri ini umumnya dapat berkisar dari ringan hingga parah selama kehamilan, bermanifestasi sebagai rasa sakit yang terasa memancar tajam.
Gejala dari skiatika selama kehamilan meliputi:
- Sensasi terbakar atau panas pada punggung bagian bawah dan bokong.
- Rasa sakit menjalar dari panggul ke bagian belakang kaki.
- Sentakan rasa sakit yang menyengat dan datang tiba-tiba.
- Nyeri yang dirasakan saat batuk, bersin, atau setelah duduk dalam waktu lama.
- Mati rasa, kebas, atau kesemutan di salah satu kaki atau keduanya.
Penyebab Skiatika pada Ibu Hamil

Skiatika disebabkan oleh adanya tekanan pada tulang belakang. Hal ini menyebabkan saraf sciatic terjepit, yang menimbulkan peradangan, kebas dan rasa nyeri.
Tekanan ini umumnya disebabkan oleh hernia atau pertumbuhan tulang yang tidak normal (overgrowth), yang disebut sebagai taji tulang (bone spur) pada tulang belakang.
Pada ibu hamil, skiatika disebabkan oleh perubahan bentuk fisik yang mengakibatkan tekanan pada tulang belakang yang dapat memengaruhi saraf sciatic.
Saat sedang hamil, tubuh melepaskan hormon relaksin yang berfungsi untuk mengendurkan ligamen dan mempersiapkan panggul untuk persalinan.
Namun, ligamen yang longgar dan rahim yang semakin mengembang dapat menyebabkan terjepitnya saraf sciatic. Hal inilah yang memicu rasa sakit yang memancar tajam dan terasa menjalar.
Nyeri ini dapat bertambah seiring kandungan bertambah usia. Faktanya, nyeri ini cukup banyak ditemukan kasusnya pada ibu hamil saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Meski tak jarang dirasakan di trimester-trimester sebelumnya.
Sebab, saat janin semakin tumbuh, beban beratnya memberi tekanan tambahan pada sendi dan otot tubuh. Terkadang, posisi bayi juga bisa menjadi penyebab skiatika.
Rasa sakit ini umumnya muncul dan menghilang, namun juga bisa dirasakan secara konstan oleh beberapa ibu hamil.
Meski terasa tidak nyaman, perlu diketahui bahwa pada dasarnya rasa nyeri ini tidak membahayakan janin di dalam kandungan.
Penanganan Skiatika pada Ibu Hamil

Skiatika membutuhkan waktu dan tentunya istirahat yang cukup untuk bisa mereda.
Meski skiatika membuat tidak nyaman selama kehamilan, perlu diingat bahwa tekanan pada saraf sciatic ini jarang menimbulkan nyeri yang sangat parah.
Jadi, jika rasa sakitnya mulai tak tertahankan, obat-obatan tertentu dapat membantu, namun tentunya harus disertai dengan rekomendasi dari dokter Obgyn mama.
Merasakan nyeri skiatika yang terus-menerus selama kehamilan tentunya melelahkan ya, Ma. Namun, ada beberapa cara alternatif yang dapat membantu meringankan rasa sakit sebagai berikut:
- Mandi air panas atau gunakan bantal pemanas
Sensasi panas yang dirasakan saat mandi atau menggunakan bantal pemanas dapat membuat rileks otot-otot yang tegang akibat membawa beban pada bagian perut.
Menempatkan kompres dingin di punggung bagian bawah dan panggul belakang juga dapat membantu meringankan rasa sakit.
Namun jangan memaksakan tubuh jika nyeri timbul dan catat aktivitas apapun yang dirasa memicu skiatika selama kehamilan.
Selain itu, hindari mengangkat bebam nerat dan sering-sering beristurahat saat melakukan aktivitas yang mengharuskan Mama berdiri lama.
- Aktif bergerak
Istirahat tentunya penting saat hamil, namun hindari untuk terus-menerus berbaring atau terlalu lama duduk. Sesekali lakukan gerakan ringan yang dapat membawa dampak positif dalam jangka panjang.
Aktivitas ringan seperti berjalan santai dan yoga hamil merupakan cara yang bisa dilakukan untuk merilekskan otot dan pikiran.
- Pijatan
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pijat prenatal atau pijat khusus ibu hamil dapat mengurangi stres, melancarkan sirkulasi darah, dan bahkan mengatur hormon.
Temui ahli terapi profesional yang dapat memberi Mama latihan peregangan dan peningkatan kekuatan tubuh untuk mengurangi nyeri skiatika.
- Perhatikan posisi berbaring saat tidur
Saat beristirahat, berbaringlah pada sisi tubuh mama yang tidak terasa sakit. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada saraf. Gunakan bantal full body yang dapat menopang pinggul dan kaki mama.
Lanjutkan cara-cara di atas hingga setelah kehamilan jika nyeri masih berlanjut setelah persalinan.
Beberapa perempuan masih mengalami skiatika setelah melahirkan karena melemahnya otot punggung dan perut.
Untuk itu, lanjutkan aktivitas yang ringan namun dapat menguatkan fisik. Jika rasa sakit masih berlanjut, jangan ragu untuk hubungi dokter Obgyn mama, ya.
Demikian informasi seputar skiatika: gejala, penyebab dan penanganannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Mama yang tengah merasakan nyeri selama hamil.
Baca juga: